• home

Sendy Adik tanteku Yang Lugu

Sudah menjadi cita-citanya sejak kecil untuk bisa duduk di bangku perguruan tinggi. Apalagi kenyataan yang ada di kampungnya, masih dengan mudah dihitung dengan jari orang-orang yang telah duduk di bangku perguruan tinggi. Bukan karena tidak ada kemauan, tetapi dari semua itu dikarenakan kebanyakan dari mereka keluarga yang sangat sederhana dan rata-rata berada digaris kemiskinan. Selain itu jarak antara perguruan tinggi yang ada sangat jauh, sehingga bila ada yang berkeinginan untuk melanjutkan ke perguruan tinggi harus berganti mobil angkot minimal lima kali, itu juga dengan bantuan kendaraan roda dua yaitu ojeg.

Sangat beruntung bagi fahri bisa sampai menyelesaikan pendidikan di bangku SMA. Tapi lepas dari SMA kebingungan menyertainya, karena tidak tahu harus bagaimana lagi setelah menyelesaikan pendidikan SMA. Keinginan untuk melanjutkan ke perguruan tinggi tetap besar. Namun semua itu tentunya sangat berhubungan dengan biaya. Apalagi kalau kuliahnya harus pulang pergi, tentunya biaya akan lebih tinggi dibandingkan dengan biaya kuliahnya. Dengan segala kegelisahan yang ada, akhirnya semuanya diceritakan di hadapan kedua orang tuanya. Mereka dengan penuh bijaksana menerangkan semua kemungkinan yang akan terjadi dari kemungkinan kekurangan uang dengan akan menjual sepetak sawah. Sampai dengan alternatif untuk tinggal di rumah kakak ibunya.

Mendengar antusiasnya kedua orang tuanya, membuat semangat fahri bertambah untuk melanjutkan ke perguruan tinggi. Memang keluarganya bisa dikatakan mapan untuk ukuran orang-orang yang ada di kampung itu. Kedua orang tuanya memiliki beberapa petak sawah dan menjadi salah satu tokoh di kampung itu.

" fahri.." sapa ibunya ketika fahri sedang merapikan beberapa pakaian untuk dibawa ke kota. Ini ada surat dari ayahmu untuk Oom di kota nanti. Sebuah surat yang mungkin penegasan dari ayah fahri untuk menyakinkan bahwa anaknya akan tinggal untuk sementara waktu di rumah Oomnya. Sebetulnya orang tua fahri sudah menelepon Tuan Budiman tetapi karena Tuan Budiman dan fahri sangat jarang sekali bertemu maka orang tua fahri memberikan surat penegasan bahwa anaknya akan tinggal di Bandung, di rumah Oomnya untuk sementara waktu.

Oomnya yang bernama Budiman memang paling kaya dari keluarga ibunya yang terdiri dari empat keluarga. Oomnya yang tinggal di Bandung dan mempunyai beberapa usaha dibidang jasa, percetakan sampai dengan sebuah surat kabar mingguan dan juga bisnis lainnya yang sangat berhasil.

Hubungan antara Oomnya yang bernama Budiman dan kedua orang tua fahri sebetulnya tidak ada masalah, hanya karena kedua orang tua fahri yang sering memberikan nasehat karena kelakuan Oomnya yang sering berganti-ganti istri dan akibat dari berganti-ganti istri itu sehingga anak-anaknya tercecer di mana-mana. Menurut ibu fahri, Oomnya telah berganti istri sampai dengan empat kali dan sekarang ia sedang menduda. Dari keempat istri tersebut Budiman dianugerahi empat anak, dua dari istri yang pertama dan duanya lagi dari istri-istri yang kedua dan ketiga sedang dari istri yang keempat Om Budiman tidak mempunyai anak.

Anak Om Budiman yang paling bungsu di bawah fahri dua tahun dan ia masih SMA di Bandung. Jadi usia Om Budiman kira-kira sekarang berada diatas limapuluh tahun.

Sesampainya di kota Bandung yang begitu banyak aktivitas manusia, fahri langsung masuk ke sebuah kantor yang bertingkat tiga. Kedatangannya ke kantor itu disambut oleh kedua satpam yang menyambutnya dengan ramah. Belakangan diketahui namannya Asep dari papan nama yang dikenakan di bajunya.

"Selamat siang Pak," Tegur fahri kepada salah satu satpam yang ada dua orang.
"Selamat siang Dik, ada yang bisa dibantu," jawab satpam yang bernama Asep.
"Anu Pak, apa Bapak Budiman ada?"
"Bapak Budiman yang mana Dik," tegas satpam Asep, karena melihat suatu keraguan bahwa tidak mungkin bosnya ada bisnis dengan anak kecil yang baru berumur dua puluh tahunan.
"Anu Pak, apa ini PT. Rido," tanya fahri menyusul keraguan satpam. Karena sebetulnya fahri juga belum pernah tahu di mana kantor-kantor Oomnya itu, apalagi bisnis yang digelutinya.
"Iya.. Benar Dik, dan Bapak Budiman itu adalah pemilik perusahaan ini," tegas satpam Asep menjelaskan tentang keberadaan PT.Rido dan siapa pemiliknya.
"Adik ini siapa," tanya satpam kepada fahri, sambil mempersilakan duduk di meja lobby bawah.
"Saya fahri Pak, keponakan dari Bapak Budiman dari desa Gunung Heulang."
"Keponakan," tegas satpam, sambil terus mengangkat telepon menghubungi Pak Dadi kepercayaan Tuan Budiman.

Selang beberapa menit kemudian Pak Dadi datang menghampiri fahri sambil memberikan selamat datang di kota Bandung. " fahri.. Apa masih ingat sama Bapak," kata Pak Dadi sambil duduk seperti teman lama yang baru ketemu.
Mimik fahri jadi bingung karena orang yang datang ini ternyata sudah mengenalnya.
"Maaf Pak, fahri Sudah lupa dengan Bapak," kata fahri sambil terus mengigat-ingat.
Pak Dadi terus menerangkan dirinya, "Saya yang dulu sering mancing bersama Tuan Budiman ketika fahri berumur kurang lebih lima tahun."
fahri jadi bingung, "Wah, Bapak bisa saja.. mana saya ingat Pak, itu kan sudah bertahun-tahun."

Selanjutnya obrolan dengan Pak Dadi yang belakangan ini diketahui selain kepercayaan di kantor, ia juga sebagai tangan kanan Tuan Budiman. Bapak Dadi mengetahui apa pun tentang Tuan Budiman. Kadangkala anak Om Budiman sering minta uang pada Pak Dadi bila ternyata Om Budiman sedang keluar kota. Malah belakangan ini Om Budiman membeli sebuah rumah dan di belakangnya dibuat lagi rumah yang tidak kalah besarnya untuk Pak Dadi dan istrinya sedangkan yang depan dipakai oleh istri mudanya yang kurang lebih baru berumur 35 tahun.

"Aduh Dik fahri, Bapak tadi dapat perintah dari Tuan Budiman bahwa ia tidak dapat menemani Dik fahri karena harus pergi ke Semarang untuk urusan bisnis. Dan saya diperintahkan untuk mencukupi keperluan Dik fahri. Nah, sekarang kamu mau langsung pulang atau kita jalan-jalan dulu," sambung Pak Dadi melihat ekpresi fahri yang sedikit kecewa karena ketakutan akan tempat tinggal. Melihat gelagat itu Pak Dadi langsung berkomentar, "Jangan takut Dik fahri pokoknya kamu tidak akan ada masalah," tegur Pak Dadi sambil menegaskan akan tidur dimana dan akan kuliah dimana, itu semunya telah diaturnya karena mempunyai uang dan uang sangat berkuasa dibidang apapun.

Mendengar itu fahri menjadi tersenyum, sambil melihat-lihat orang yang berlalu lalang di depanya. Kebetulan pada saat itu jam masuk karyawan sudah dimulai. Begitu banyak karyawati yang cantik-cantik ditambah lagi dengan penampilannya yang mengunakan rok mini. Keberadaan fahri sebagai keponakan dari pemilik perusahan itu sudah tersebar dengan cepatnya. Ditambah lagi dengan postur badan fahri yang atletis dan wajah yang gagah membuat para karyawati semakin banyak yang tersenyum bila melewati fahri dan Pak Dadi yang sedang asyik ngobrol.

Mereka tersenyum ketika bertatap wajah dengan fahri dan ia segaja duduk di lobby depan, meskipun tawaran untuk pindah ke lobby tengah terus dilontarkan oleh Pak Dadi karena takut dimarahi oleh Tuan Budiman. Memang tempat lobby itu banyak orang lalu lalang keluar masuk perusahaan, dan semua itu membuat fahri menjadi betah sampai-sampai lupa waktu karena keasyikan cuci mata.

Keasyikan cuci mata terhenti ketika Pak Dadi mengajaknya pulang dengan mengendarai sebuah mobil sedan dengan merek Mesri terbaru, melaju ke sebuah kawasan villa yang terletak di pinggiran kota Bandung. Sebuah pemukiman elit yang terletak di pinggiran Kota Bandung yang berjarak kurang lebih 17 Km dari pusat kota. Sebuah kompleks yang sangat mengah dan dijaga oleh satpam.

Laju mobil terhenti di depan rumah biru yang berlantai dua dengan halaman yang luas dan di belakangnya terdapat satu rumah yang sama megahnya, kolam renang yang cantik menghiasi rumah itu dan sebagai pembatas antara rumah yang sering didiami Om Budiman dan rumah yang didiami Pak Dadi dan Istrinya. Sedangkan pos satpam dan rumah kecil ada di samping pintu masuk yang diisi oleh Mang Ade penjaga rumah dan istrinya Bi Enung yang selalu menyiapkan makanan untuk Nyonya Budiman. Ketika mobil telah berhenti, dengan sigap Mang Ade membawa semua barang-barang yang ada di bagasi mobil. Satu tas penuh dibawa oleh Mang Ade dan itulah barang-barang yang dibawa fahri. Bi Enung membawa ke ruang tamu sambil menyuruhnya duduk untuk bertemu dengan majikannya.

Pak Dadi yang sejak tadi menemaninya, langsung pergi ke rumahnya yang ada di belakang rumah Om Budiman tetapi masih satu pagar dengan rumah Om Budiman. Pak Dadi meninggalkan fahri, sedangkan fahri ditemani oleh Bi Enung menuju ruang tengah. Setelah sendy datang sambil tersenyum menyapa fahri, Bi Enung pun meninggalkan fahri sambil terlebih dahulu menyuruh menyiapkan air minum untuk fahri.

" sen sudah menunggu dari tadi fahri," bisiknya sambil menggenggam tangan fahri tanda mengucapkan selamat datang.

"Sampai-sampai sen ketiduran di sofa", lanjut sendy yang pada waktu itu menggunakan rok mini warna Merah. Wajah sendy yang cantik dengan uraian rambut sebahu menampakkan sifatnya yang ramah dan penuh perhatian.
" sen sudah tahu bahwa fahri akan datang sekarang dan sen juga tahu bahwa Om Budiman tidak dapat menemanimu karena dia sedang sibuk."
Obrolan pun mengalir dengan punuh kekeluargaan, seolah-olah mereka telah lama saling mengenal. sendy dengan penuh antusias menjawab segala pertanyaan fahri. Gerakan-gerakan tubuh sendy yang pada saat itu memakai rok mini dan duduk berhadapan dengan fahri membuat fahri salah tingkah karena celana dalam yang berwarna biru terlihat dengan jelas dan gumpalan-gumpalan bulu hitam terlihat indah dan menantang dari balik CD-nya. Paha yang putih dan pinggulnya yang besar membuat kepala fahri pusing tujuh keliling. Meskipun sendy telah yang berumur Kira-kira 35 tahun tapi kelihatan masih seperti gadis remaja.

"Nah, itu sendy," kata sendy sambil membawa fahri ke ruang tengah. Terlihat gadis dengan seragam sekolah SMP. Memang ruangan tengah rumah itu dekat dengan garasi mobil yang jumlah mobilnya ada empat buah. Sambil tersenyum, sendy memperkenalkan fahri kepada sendy . Mendapat teman baru dalam rumah itu sendy langsung bergembira karena nantinya ada teman untuk ngobrol atau untuk mengerjakan PR-nya bila tidak dapat dikerjakan sendiri. "Nanti Kak fahri tidurnya sama sendy ya Kak." Mendapat pertanyaan itu fahri dibuatnya kaget juga karena yang memberikan penawaran tidur itu gadis yang tingginya hampir sama dengan fahri. Adik kakak yang sama-sama mempunyai badan sangat bangus dan paras yang sangat cantik. Lalu sendy menerangkan kelakuan sendy yang meskipun sudah besar karena badannya yang bongsor padahal baru kelas dua SMP. Mendengar keterangan itu, fahri hanya tersenyum dan sedikit heran dengan postur badannya padahal dalam pikiran fahri, ia sudah menaruh hati pada sendy yang mempunyai wajah yang cantik dam putih bersih itu.

Setelah selesai berkeliling di rumah Om Budiman dengan ditemani oleh sendy, fahri masuk ke kamarnya yang berdekatan dengan kamar sendy. Memang di lantai dua itu ada empat kamar dan tiap kamar terdapat kamar mandi. sendy menempati kamar yang paling depan sedangkan fahri memilih kamar yang paling belakang, sedangkan kamar sendy berhadapan dengan kamar fahri.

Setelah membuka baju yang penuh keringat, fahri melihat-lihat pemandangan belakang rumah. Tanpa sengaja terlihat dengan jelas Pak Dadi sedang memeluk istrinya sambil nonton TV. Tangan kanannya memeluk istrinya yang bermana Astri. Sedangkan tangan kirinya menempel sebatang rokok. Keluarga Pak Dadi dari dulu memang sangat rukun tetapi sampai sekarang belum dikeruniai anak dan menurut salah satu dokter pribadi Om Budiman, Pak Dadi divonis tidak akan mempunyai anak karena di dalam spermanya tidak terdapat bibit yang mampu membuahinya.

Hari-hari selanjutnya fahri semakin kerasan tinggal di rumah Om Budiman karena selain sendy Yang ramah dan seksi, juga kelakuaan sendy yang menggemaskan dan kadang-kadang membuat batang kemaluan fahri berdiri. fahri semakin tahu tentang keadaan sendy yang sebetulnya sangat kesepian. Kenyataan itu ia ketahui ketika ia dan sen nya berbelanja di suatu toko di pusat kota Bandung yang bernama BIP. sendy dengan mesranya menggandeng fahri, tapi fahri tidak risih karena kebiasaan itu sudah dianggap hal wajar apalagi di depan banyak orang. Tapi yang membuat kaget fahri ketika di dalam mobil, sendy mengatakan bahwa ia sebetulnya tidak bahagia secara batin. Mendengar itu fahri kaget setengah mati karena tidak tahu apa yang harus ia katakan. sendy menceritakan bahwa Om Budiman sekarang itu sudah loyo saat bercinta dengannya.

fahri tambah bingung dengan apa yang harus ia lontarkan karena ia tidak mungkin memberikan kebutuhan itu meskipun selama ini ia sering menghanyalkan bila ia mampu memasukkan burungnya yang besar ke dalam kemaluan sendy. Ketika mobil berhenti di lampu merah, sendy dengan berani tiduran di atas paha fahri sambil terus bercerita tentang kegundahan hatinya selama ini dan dia pun bercerita bahwa cerita ini baru fahri yang mengetahuinya.

Sambil bercerita, lipatan paha sendy yang telentang di atas jok mobil agak terbuka sehingga rok mininya merosot ke bawah. fahri dengan jelas dapat melihat gundukan hitam yang tumbuh di sekitar kemaluan sendy yang terbungkus CD nilon yang sangat transparan itu. fahri menelah ludah sambil terus berusaha menenangkan sendy yang birahinya mulai tinggi. Ketika fahri akan memindahkan gigi perseneling, secara tidak segaja dia memegang buah dada sendy yang telah mengeras dan saat itu pula bibir sendy yang merekah meminta fahri untuk terus merabanya.

fahri menghentikan mobilnya di pinggir jalan menuju rumahnya sambil berkata, "Aku tidak mungkin bisa melakukan itu sen," sendy hanya berkata, " fahri, Tolong dong.. sendy sudah tidak kuat lagi ingin gituan, masa fahri tidak kasihan sama sendy." Tangan sendy dengan berani membuka baju bagian atas dan memperlihatkan buah dadanya yang besar. Terlihat buah dada yang besar yang masih ditutupi oleh BH warna ungu menantang untuk disantap. Melihat fahri yang tidak ada perlawanan, akhirnya sendy memakai kembali bajunya dan duduk seperti semula sambil diam seperti patung sampai tiba di rumah. Perjalanan itu membuat fahri jadi salah tingkah dengan kelakuan sendy itu.

Kedekatan fahri dengan sendy semakin menjadi karena bila ada PR yang sulit sendy selalu meminta bantuan fahri. Pada saat itu sendy mendapatkan kesulitan PR matematika. Dengan sekonyong-konyong masuk ke kamar fahri. Pada saat itu Ari baru keluar dari kamar mandi sambil merenungkan tentang kelakuannya tadi siang dengan sendy yang menolak melakukan itu. fahri keluar dari kamar mandi tanpa sehelai benang pun yang menutupinya. Dengan jelas sendy melihat batang kemaluan fahri yang mengerut kedinginan. Sambil menutup wajah dengan kedua tangannya, sendy membalikkan badannya. fahri hanya tersenyum sambil berkata, "Mangkanya, kalau masuk kamar ketok pintu dulu," goda fahri sambil menggunakan celana pendek tanpa celana dalam. Kebiasaan itu dilakukan agar batang kemaluannya dapat bergerak dengan nyaman dan bebas.
fahri bergerak mendekati sendy dan mencium pundaknya yang sangat putih dan berbulu-bulu kecil. "Ahh, geli Kak fahri.. Kak fahri sudah pake celana yah," tanya sendy.
"Belum," jawab fahri menggoda sendy.
"Ahh, cepet dong pake celananya. sendy mau minta tolong Kak fahri mengerjakan PR," rengek sendy sambil tangan kirinya meraba belakang fahri.
Melihat rabaan itu, fahri segaja memberikan batang kemaluannya untuk diraba. sendy hanya meraba-raba sambil berkata, "Ini apa Kak, kok kenyal." Mendapat rabaan itu batang kemaluan fahri semakin menengang dan dalam pikirannya kalau dengan sendy aku mau tapi kalau dengan kakakmu meskipun sama-sama cantiknya tapi aku juga masih punya pikiran yang betul, masa tenteku digarap olehku.

Rabaan sendy berhenti ketika batang kemaluan fahri sudah menegang setengahnya dan ia melepaskan rabaannya dan langsung membalikkan badannya. fahri kaget dan hampir saja tali kolornya yang terbuat dari karet, menjepit batang kemaluannya yang sudah menegang.

Tangan yang tadi digunakan meraba batang kemaluan fahri kembali digunakan menutup wajahnya dan perlahan sendy membuka tangannya yang menutupi wajahnya dan terlihat fahri sudah memakai celana pendek. "Nah, gitu dong pake celana," kata sendy sambil mencubit dada fahri yang menempel di susu kecil sendy. "Udah dong meluknya," rintih sendy sambil memberikan buku Matematikanya.

Saling memeluk antara fahri dan sendy sudah merupakan hal yang biasa tetapi ketika fahri merasakan kenikmatan dalam memeluk sendy, sendy tidak merasakan apa-apa mungkin karena sendy masih anak ingusan yang badannya saja yang bongsor. fahri langsung naik ke atas ranjang besarnya dan bersandar di bantal pojok ruangan kamar itu. Meskipun ada meja belajar tapi fahri segaja memilih itu karena sendy sering menindihnya dengan pantatnya sehingga batang kemaluan fahri terasa hangat dibuatnya. Dan memang seperti dugaan fahri, sendy tiduran di dada fahri. Pada saat itu sendy menggunakan daster yang sangat tipis dan di atas paha sehingga celana dalam berwarna putih dan BH juga yang warna putih terlihat dengan jelas. sendy sendy tidak merasa risih dengan kedaan itu karena memang sudah seperti itu hari-hari yang dilakukan bersama fahri.

Sambil mengerjakan PR, pikiran fahri melayang-layang bagaimana caranya agar ia dapat mengatakan kepada sendy bahwa dirinya sekarang berubah hati menjadi cinta pada sendy. Tapi apakah dia sudah mengenal cinta soalnya bila orang sudah mengenal cinta biasanya syahwatnya juga pasti bergejolak bila diperlakukan seperti yang sering dilakukan oleh fahri dan sendy.

PR pertama telah diselesaikan dengan cepat, sendy terseyum gembira. Terlihat dengan jelas payudara sendy yang kecil. Pikiran fahri meliuk-liuk membayangkan seandainya ia mampu meraba susu itu tentunya sangat nikmat dan sangat hangat. Ketegangan fahri semakin menjadi ketika batang kemaluannya yang tanpa celana dalam itu tersentuh oleh pinggul sendy yang berteriak karena masih ada PR-nya yang belum terisi. Memang posisi fahri menerangkan tersebut ada di bawah sendy dan pinggul sendy sering bergerak-gerak karena sifatnya yang agresif.

Gerakan badan sendy yang agresif itu membuat paha putihnya terlihat dengan jelas dan kadangkala gumpalan kemaluannya terlihat dengan jelas hanya terhalang oleh CD yang berwarna putih. Hal itu membuat nafas fahri naik turun. sendy tidak peduli dengan apa yang terjadi pada batang kemaluan fahri, malah sendy semakin terus bermanja-manja dengan fahri yang terlihat bermalas-malasan dalam mengerjakan PR-nya itu. Pikiran fahri semakin kalang kabut ketika sendy mengerak-gerakkan badan ke belakang yang membuat batang kemaluannya semakin berdiri menegang. Dengan pura-pura tidak sadar fahri meraba gundukan kemaluan sendy yang terbungkus oleh CD putih. Bukit kemaluan sendy yang hangat membuat fahri semakin bernafsu dan membuat nafasnya semakin terengah-engah.

"Kak cepat dong kerjakan PR yang satunya lagi. Yang ini, yang nomor sepuluh susah."
fahri membalikkan badannya sehingga bukit kemaluan sendy tepat menempel di batang kemaluan fahri. Dalam keadaan itu sendy hanya mendekap fahri sambil terus berkata, "Tolong ya Kak, nomor sepuluhnya."
"Boleh, tapi ada syaratnya," kata fahri sambil terus merapatkan batang kemaluannya ke bukit kemaluan sendy yang masih terbungkus CD warna Putih. Pantat sendy terlihat dengan jelas dan mulai merekah membentuk sebuah badan seorang gadis yang sempurna, pinggul yang putih membuat fahri semakin panas dingin dibuatnya. sendy hanya bertanya apa syaratnya kata sendy sambil mengangkat wajahnya ke hadapanya fahri. Dalam posisi seperti itu batang kemaluan fahri yang sudah menegang seakan digencet oleh bukit kemaluan sendy yang terasa hangat. fahri tidak kuat lagi dengan semua itu, ia langsung mencium mulut sendy. sendy hanya diam dan terus menghidar ciuman itu. "Kaak.. apa dong syaratnya", kata sendy manja agresif menggerak-gerakkan badannya sehingga bukit kemaluannya terus menyentuh-nyentuh batang kemaluan fahri. Gila anak ini belum tahu apa- apa tentang masalah seks. Memang sendy tidak merasakan apa-apa dan ia seakan-akan bermain dengan teman wanitanya tidak ada rasa apa pun. "Syaratnya kamu nanti akan kakak peluk sepuasnya."

Mendengar itu sendy hanya tertawa, suatu syarat yang mudah, dikirain harus pus-up 1000 kali. Konsenterasi fahri dibagi dua yang satu terus mendekatkan batang kemaluannya agar tetap berada di bawah bukit kemaluan sendy yang sering terlepas karena sendy yang banyak bergerak dan satunya lagi berusaha menyelesaikan PR-matematikanya. sendy terus mendekap badan fahri sambil kadang-kadang menggerakkan lipatan pahanya yang menyetuh paha fahri.

Setelah selesai mengerjakan PR-nya, fahri menggerak-gerakkan pantatnya sehingga berada tepat di atas bukit kemaluan sendy. fahri semakin tidak tahan dengan kedaan itu dan langsung meraba-raba pantat sendy. Ketika fahri akan meraba payudara sendy. sendy bangkit dan terus melihat ke wajah fahri, sambil berkata, "PR-nya sudah Kaak.. fahri," sambil Menguap.

Melihat PR-nya yang sudah dikerjakan fahri, sendy langsung memeluk fahri fahri erat-erat seperti memeluk bantal guling karena syaratnya itu. Kesempatan itu tidak dilewatkan oleh fahri begitu saja, fahri langsung memeluk sendy berguling-guling sehingga sendy sekarang berada di bawah fahri. Mendapat perlakuan yang kasar dalam memeluk itu sendy berkata, "Masa Kakak meluk sendy nggak bosan-bosan." Berbagai alasan fahri lontarkan agar sendy tetap mau di peluk dan akhirnya akibat gesekan-gesekan batang kemaluan fahri bergerak-gerak seperti akan ada yang keluar, dan pada saat itu sendy berhasil lepas dari pelukan fahri sambil pergi dan tidak lupa melenggokkan pantatnnya yang besar sambil mencibirkan mulutnya.

"Aduh, Gila si sendy masih tidak merasakan apa-apa dengan apa yang barusan saya lakukan," guman fahri dalam hati sambil terus memengang batang kemaluannya. fahri berusaha menetralisir batang kemaluannya agar tidak terlalu tegang. "Tenang ya jago, nanti kamu juga akan menikmati kepunyaan sendy cuma tinggal waktu saja. Nanti saya akan pura-pura memberikan pelajaran Biologi tentang anatomi badan dan di sanalah akan saya suruh buka baju. Masa kalau sudah dibuka baju masih belum terangsang."

fahri memang punya prinsip kalau dalam berhubungan badan ia tidak mau enak sediri tapi harus enak kedua-duanya. Itulah pola pikir fahri yang terus ia pertahankan. Seandainya ia mau tentunya dengan gampang ia memperkosa sendy.

Ketegangan batang kemaluan fahri terus bertambah besar tidak mau mengecil meskipun sudah diguyur oleh air. Untuk menghilangkan kepenatan fahri keluar kamar sambil membakar sebatang rokok. Ternyata sendy masih ada di ruang tengah sambil melihat TV dan meminum susu yang dibuatnya sendiri. sendy yang menggunakan daster warna biru dengan rambut yang dibiarkan terurai tampak sangat cantik malam itu. Lekukan tubuhnya terlihat dengan jelas dan kedua payuadaranya pun terlihat dengan jelas tanpa BH, juga pahanya yang putih dan mulus terpampang indah di hadapannya. Keadaan itu terlihat karena sendy duduk di sofa yang panjang dengan kaki yang putih menjulur ke depan.

Ketenganan fahri semakin memuncak melihat keidahan tubuh sendy yang sangat seksi dan mulus itu.
"Kamu kenapa belum tidur Ari," kata sendy sambil menuangkan segelas air susu untuk fahri.
"Anu sendy, tidak bisa tidur," balas fahri dengan gugup.
Memang sendy yang cantik itu tidak merasa canggung dengan keberadaan fahri, ia tidak peduli dengan keberaan Ari malah ia segaja memperlihatkan keindahan tubuhnya di hadapan fahri yang sudah sangat terangsang.

"Maaf ya, sendy tadi siang telah berlaku kurang sopan terhadap fahri."
"Tidak apa-apa sendy, fahri mengerti tentang hal itu," jawab fahri sambil terus menahan gejolak nafsunya yang sudah diluar batas normal ditambah lagi dengan perlakuan sendy yang membuat batang kemaluannya semakin menegang tidak tentu arah.
"Oom ke mana sendy, kok tidak kelihatan," tanya fahri mengisi perbincangan.
"Kamu tidak tahu, Oom kan sedang ke Bali mengurus proyek yang baru," jawab sendy.
Memang Om Budiman sangat jarang sekali ada di rumah dan itu membuat Ari semakin tahu akan kebutuhan batin sendy, tapi itu tidak mungkin dilakukannya dengan sendy nya.

fahri dan sendy duduk di sofa yang besar sambil sesekali tubuhnya digerak-gerakkan seperti cacing kepanasan. Tak diduga sebelumnya oleh fahri, sendy membuka dasternya yang menutupi paha putihnya yang putih bersih sambil menggaruk-garukkan tangannya di seputar gundukan kemaluannya. Mata fahri fahri melongo tidak percaya. Dua kali dalam satu hari ia melihat paha sendy, tapi yang ini lebih parah dari yang tadi siang di dalam mobil, sekarang sendy tidak menggunakan celana dalam. Kemaluannya yang ditumbuhi bulu-bulu yang hitam tersingkap dengan jelas dan tangan sendy terus menggaruk-garuk di seputar kemaluannya itu karena merasa ada yang gatal.

Melihat itu fahri semakin gelisah dan tidak enak badan ditambah lagi dengan ketegangan di batang kemaluannya yang semakin menegang.
"Kamu kenapa fahri," tanya sendy yang melihat wajah fahri keluar keringat dingin.
"Nggak sendy, fahri cuma mungkin capek," balas fahri sambil terus sekali-kali melihat ke pangkal paha putih milik sendy.

Setelah merasa agak baikan di sekitar kemaluannya, sendy segaja tidak menutup pahanya, malah ia duduk bersilang sehingga terlihat dengan jelas pangkal pahanya dan kemaluannya yang merekah. Melihat fahri semakin menegang, sendy tersenyum dan mempersilakan fahri untuk meminum susu yang dituangkan di dalam gelas itu.

Ketegangan fahri semakin memuncak dan fahri tidak berani kurang ajar pada sendy nya meskipun tahu bahwa sendy nya segaja memperlihatkan kemulusan pahanya itu. " sendy, saya mau ke paviliun belakang untuk mencari udara segar." Melihat fahri yang sangat tegang itu sendy hanya tersenyum, dalam pikirannya sebentar lagi kamu akan tunduk padaku dan akan meminta untuk tidur denganku.

Sebelum sampai ke paviliun belakang fahri jalan-jalan dulu di pinggiran kolam lalu ia duduk sambil melihat kolam di depannya. Sambil terus berusaha menahan gejolaknya antara menyetubuhi sendy nya atau tidak. Sambil terus berpikir tentang kejadian itu. Tidak segaja ia mendegar rintihan dari belakang yang kebetulan kamar Pak Dadi. fahri terus mendekati kamar Pak Dadi yang kebetulan dekat dengan Paviliun. fahri mengendus-endus mendekati jendela dan ternyata jendelanya tidak dikunci dan dengan mudah fahri dapat melihat adegan suami istri yang sedang bermesraan.

Di dalam kamar yang berukuran cukup besar itu, fahri melihatnya leluasa karena hanya terhalang oleh tumpukan pakaian yang digantung dekat jendela itu. Di dalamnya ternyata Pak Dadi dengan istrinya sedang bermesraan. Istri Pak Dadi yang bernama Astri sedang asyik mengulum batang kejantanan Pak Dadi dengan lahapnya. Dengan penuh birahi Astri terus melahap dan mengulum batang kemaluan Pak Dadi yang ukurannya lebih kecil dari ukuran yang dimiliki fahri. Astri terus mengulum batang kemaluan Pak Dadi. Posisi Pak Dadi yang masih menggunakan pakaian dan celananya yang telah merosot ada di lantai dengan posisi duduk terus mengerang-erang kenikmatan yang tiada bandingnya sedangkan Astri jongkok di lantai. Terlihat Astri menggunakan CD warna hitam dan BH warna hitam. Erangan-erangan Pak Dadi membuat batang kemaluan Pak Dadi semakin mesra di kulum oleh Astri.

Dengan satu gerakan Astri membuka daster yang dipakainya karena melihat suaminya sudah kewalahan dengan kulumannya. Terlihat dengan jelas buah dada yang besar masih ditutupi BH hitamnya. Pak Dadi membantu membuka BH-nya dan dilanjutkan dengan membuka CD hitam Astri. Astri yang masih melekat di bandan Pak Dadi meminta Pak Dadi supaya duduk di samping ranjang. Lalu Pak Dadi menyuruh Astri telentang di atas ranjang dan pantatnya diganjal oleh bantal sehingga dengan jelas terlihat bibir kemaluan Astri yang merah merekah menantang kejantanan Pak Dadi.

Sebelum memasukkan batang kemaluannya, Pak Dadi mengoleskan air ludahnya di permukaan bukit kemaluan Astri. Dengan kaki yang ada di pinggul Pak Dadi, Astri tersenyum melihat hasil karyanya yaitu batang kemaluan suaminya tercinta telah mampu bangkit dan siap bertempur. Dengan perlahan batang kemaluan Pak Dadi dimasukkan ke dalam liang kemaluan Astri, terlihat Astri merintih saat merasakan kenikmatan yang tiada tara, kepala Astri dibolak-balikkan tanpa arah dan tangannya terus meraba-raba dada Pak Dadi dan sekali-kali meraba buah dadanya. Memang beradunya batang kemaluan Pak Dadi dengan liang senggama Astri terasa cukup lancar karena ukurannya sudah pas dan kegiatan itu sering dilakukannya. Erangan-erangan Astri dan Pak Dadi membuat tubuh fahri semakin Panas dingin, entah sudah berapa menit lamanya sendy memainkan kemaluan fahri yang sudah menegang, ia tersenyum ketika tahu bahwa di belakangnya ada orang yang sedang memegang kemaluannya.

" sendy, kapan sendy datang", suara fahri perlahan karena takut ketahuan oleh Pak Dadi sambil berusaha menjauh dari tempat tidur Pak Dadi. Tangan sendy terus menggandeng fahri menuju ruang tengah sambil tangannya menyusup pada kemaluan fahri yang sudah menegang sejak tadi. Sesampainya di ruang tengah, fahri duduk di tempat yang tadi diduduki sendy, sementara sendy tiduran telentang sambil kepalanya ada seputar pangkal paha fahri dengan posisi pipi kanannya menyentuh batang kemaluan fahri yang sudah menegang.

"Kamu kok orang yang sedang begituan kamu intip, nanti kamu jadi panas dingin dan kalau sudah panas dingin susah untuk mengobatinya. Untung saja kamu tadi tidak ketahuan oleh Pak Dadi kalau kamu ketahuan kamu kan jadi malu. Apalagi kalau ketahuan sama Oommu bisa-bisa sendy ini, juga kena marah." sendy memberikan nasehat-nasehat yang bijak sambil kepalanya yang ada diantara kedua selangkangan fahri terus digesek-gesek ke batang kemaluan fahri. " sendy tahu kamu sekarang sudah besar dan kamu juga tahu tentang kehidupan seks. Tapi kamu pura-pura tidak mau," goda sendy, "Dan kamu sudah tahu keinginan sendy mu ini, kamu malah mengintip kemesraan Pak Dadi," nasehat-nasehat itu terus terlontar dari bibir yang merah merekah, dilain pihak pipi kirinya digesek-gesekkan pada batang kemaluan fahri.

fahri semakin tidak dapat lagi menahan gejolak yang sangat tinggi dengan tekanan voltage yang berada diluar batas kemanusiaan. " sendy jangan gitu dong, nanti saya jadi malu sama sendy apalagi nanti kalau oom sampai tahu." Mendengar elakan fahri, sendy malah tersenyum, "Dari mana Oommu tahu kalau kamu tidak memberitahunya."

Gila, dalam pikiraanku mana mungkin aku memberitahu Oomku. Gerakan kepala sendy semakin menjadi ditambah lagi kaki kirinya diangkat sehingga daster yang menutupi kakinya tersingkap dan gundukan hitam yang terawat dengan bersih terlihat merekah. Bukit kemaluan sendy terlihat dengan jelas dengan ditumbuhi bulu-bulu yang sudah dicukur rapi sehingga terlihat seperti kemaluan gadis seumur sendy.

fahri sebetulnya sudah tahu akan keinginan sendy. Tapi batinnya mengatakan bahwa dia tidak berhak untuk melakukannya dengan sendy nya yang selama ini baik dan selalu memberikan kebutuhan hidupnya. Tanpa disadari sendy nya sudah menaikkan celana pendeknya yang longgar sehingga kepala batang kemaluan fahri terangkat dengan bebas dan menyentuh pipi kirinya yang lebut dan putih itu. Melihat Keberhasilanya itu sendy membalikkan badan dan sekarang sendy telungkup di atas sofa dengan kemaluannya yang merekah segaja diganjal oleh bantal sofa.

Tangan sendy terus memainkan batang kemaluan fahri dengan sangat lembut dan penuh kasih sayang. "Aduh punya kamu ternyata besar juga," bisik sendy mesra sambil terus memainkan batang kejantanan fahri dengan kedua tangannya. "Masa kamu tega sama sendy dengan tidak memberikan reaksi apa pun Riee," bisik sendy dengan nafas yang berat. Mendengar ejekan itu hati fahri semakin berontak dan rasanya ingin menelan tubuh molek di depannya bulat-bulat dan membuktikan pada sendy nya itu bahwa saya sebetulnya bisa lebih mampu dari Pak Dadi.

Mulut sendy yang merekah telah mengulum batang kemaluan fahri dengan liarnya dan terlihat badan sendy seperti orang yang tersengat setrum ribuan volt. "Ayoo doong Riee, masa kamu akan menyiksa sendy dengan begini.. ayo dong gerakin tanganmu." Kata-kata itu terlontar sebanyak tiga kali. Sehingga tangan fahri semakin berani menyentuh pantatnya yang terbuka. Dengan sedikit malu-malu tapi ingin karena sudah sejak tadi batang kemaluan Ari menegang. fahri mulai meraba-saba pantatnya dengan penuh kasih sayang.

Mendapakan perlakuan seperti itu, sendy terus semakin menggila dan terus mengulum kepuyaan fahri dengan penuh nafsu yang sudah lama dipendam. Sedotan bibir sendy yang merekah itu seperti mencari sesuatu di dalam batang kemaluan fahri. Mendapat serangan yang sangat berapi-api itu akhirnya fahri memutar kaki kirinya ke atas sehingga posisi fahri dan sendy nya seperti huruf T.

Tangan fahri semakin berani mengusap-usap pinggul sendy nya yang tersingkap dengan jelas. Daster sendy nya yang sudah berada di atas pinggulnya dan kemaluan sendy nya dengan lincah menjepit bantal kecil sofa itu. "Ahkk, nikmat.." sendy nya mengerang sambil terus merapatkan bibir kemaluannya ke bantal kecil itu sambil menghentikan sementara waktu kulumannya. Ketika ia merasakan akan orgasme. " fahri.. sendy sudah tidak tahan lagi nich.." diiringi dengan sedotan yang dilakukan oleh sendy sendy nya itu karena sendy nya ternyata sangat mahir dalam mengulum batang kemaluannya sementara tangannya dengan aktif mempermainkan sisi-sisi batang kemaluan fahri sehingga fahri dibuatnya tidak berdaya.

"Aduh. aduh.. sendy nikmat sekalii.." erang sendy nya semakin menjadi-jadi. ampir tiga kali sendy merintih sambil mengerang. "Aduuh Riee.. terus tekan-tekan pantat sendy.." desah sendy sambil terus menggesek-gesekkan bibir kemaluannya ke bantal kecil itu. fahri meraba kemaluan sendy nya, ternyata kemaluan sendy sudah basah oleh cairan-cairan yang keluar dari liang kewanitaannya. " fahri .. nah itu terus Riee.. terus.." erang sendy sambil tidak henti-hentinya mengulum batang kemaluan fahri.

"Kamu kok kuat sekali Riee," bisik sendy rRni dengan nafas yang terengah-engah sambil terus mengulum batang kemaluan fahri. sendy setengah tidak percaya dengan kuluman yang dilakukannya karena belum mampu membuat fahri keluar sperma. fahri fahri berguman, "Belum tahu dia, ini belum seberapa. sendy pasti sudah keluar lebih dari empat kali terbukti dengan bantal yang digunakan untuk mengganjal liang kewanitaannya basah dengan cairan yang keluar seperti air hujan yang sangat deras."

Melihat batang kemaluan fahri yang masih tegak sendy semakin bernafsu, ia langsung bangkit dari posisi telungkup dengan berdiri sambil berusaha membuka baju fahri yang masih melekat di badannya. "Buka yaa Sayang bajunya," pinta sendy sambil membuka baju fahri perlahan namun pasti. Setelah baju fahri terbuka, sendy membuka juga celana pendek fahri agar posisinya tidak terganggu.

Lalu sendy membuka dasternya dengan kedua tangannya, ia sengaja memperlihatkan keindahan tubuhnya di depan fahri. Melihat dua gunung yang telah merekah oleh gesekan sofa dan liang kewanitaan sendy nya yang merah ranum akibat gesekan bantal sofa, Ari menelan ludah. Ia tidak membayangkan ternyata sendy nya mempunyai tubuh yang indah. Ditambah lagi ia sangat terampil dalam memainkan batang kemaluan laki-laki.

Masih dengan posisi duduk, sendy nya sekarang ada di atas permadani dan ia langsung menghisap kembali batang kemaluan fahri sambil tangannya bergantian meraba-raba sisi batang kemaluan fahri dan terus mengulumnya seperti anak kecil yang baru mendapatkan permen dengan penuh gairah. Dengan bantuan payudaranya yang besar, sendy menggesek-gesek payudaranya di belahan batang kemaluan fahri dengan keadaan itu fahri mengerang kuat sambil berkata, "Aduh sendy.. terus sendy.." Mendengar erangan fahri, sendy tersenyum dan langsung mempercepat gesekannya. Melihat fahri yang akan keluar, sendy dengan cepat merubah posisi semula dengan mengulum batang kemaluan dengan sangat liar. Sehingga warna batang kemaluan fahri menjadi kemerah-merahan dan di dalam batang kemaluannya ada denyutan-denyutan yang sangat tidak teratur. fahri menahan nikmat yang tiada tara sambil berkata, "Terus sendy.. terus sendy..", Dan fahri pun mendekap kepala sendy sendy nya agar masuk ke dalam batang kemaluannya dan semprotan yang maha dahsyat keluar di dalam mulut sendy yang merekah. Mendapatkan semburan lahar panas itu, sendy kegirangan dan langsung menelannya dan menjilat semua yang ada di dalam batang kemaluan fahri yang membuat fahri meraung-raung kenikmatan. Terlihat dengan jelas sendy nya memang sudah berpengalaman karena bila sperma sudah keluar dan batang kemaluan itu tetap disedotnya maka akan semakin nikmat dan semakin membuat badan menggigil.

Melihat itu sendy semakin menjadi-jadi dengan terus menyedot batang kemaluan fahri sampai keluar bunyi slurp.., slurp.., akibat sedotannya. Setelah puas menjilat sisa-sisa mani yang menempel di batang kemaluan fahri, lalu sendy kembali mengulum batang kejantanan fahri dengan mulutnya yang seksi.

Melihat batang kemaluan fahri yang masih memberikan perlawanan, sendy bangkit sambil berkata, "Gila kamu Riee.. kamu masih menantang sendy mu ini yaah.. sendy sudah keluar hampir empat kali kamu masih menantangnya." Mendengar tantangan itu, fahri hanya tersenyum saja dan terlihat sendy mendekat ke hadapan fahri sambil mengarahkan liang kewanitaannya untuk melahap batang kemaluan fahri. Sebelum memasukkan batang kemaluan fahri ke liang kewanitaannya, sendy terlebih dahulu memberikan ciuman yang sangat mesra dan fahri pun membalasnya dengan hangat. Saling pagut terjadi untuk yang kedua kalinya, lidah mereka saling bersatu dan saling menyedot. sendy semakin tergila-gila sehingga liang kewanitaannya yang tadinya menempel di atas batang kemaluan fahri sekarang tergeser ke belangkang sehingga batang kemaluan fahri tergesek-gesek oleh liang kewanitaannya yang telah basah itu.

Mendapat perlakuan itu fahri mengerang kenikmatan. "Aduuh sendy.." sambil melepaskan pagutan yang telah berjalan cukup lama. "Clepp.." suara yang keluar dari beradunya dua surga dunia itu, perlahan namun pasti sendy mendorongnya masuk ke lembah surganya. Dorongan itu perlahan-lahan membuat seluruh urat nadi fahri bergetar. Mata sendy dipejamkan sambil terus mendorong pantatnya ke bawah sehingga liang kewanitaan sendy telah berhasil menelan semua batang kemaluan fahri. sendy pun terlihat menahan nikmat yang tiada tara.

" fahri.." rintihan sendy semakin menjadi ketika liang senggamanya telah melahap semua batang kemaluan fahri. sendy diam untuk beberapa saat sambil menikmati batang kemaluan fahri yang sudah terkubur di dalam liang kewanitaannya.

"Riee, sendy sudah tidak kuat lagi.. Sayang.." desah sendy sambil menggerakan-gerakkan pantatnya ke samping kiri dan kanan. Mulut sendy nya terus mengaduh, mengomel sambil terus pantatnya digeser ke kiri dan ke kanan. Mendapatkan permainan itu fahri mendesir, "Aduh sendy.. terus sendy.." mendengar itu sendy terus menggeser-geserkan pantatnya. Di dalam liang senggama sendy nya ada tarik-menarik antara batang kemaluan fahri dan liang kewanitaan sendy nya yang sangat kuat, mengikat batang kemaluan fahri dengan liang senggama sendy. Kuatnya tarikan itu dimungkinkan karena ukuran batang kemaluan fahri jauh lebih besar bila dibandingkan dengan milik Om Budiman.

Goyangan pantatnya semakin liar dan fahri mendekap tubuh sendy  dengan mengikuti gerakannya yang sangat liar itu. Kucuran keringat telah berhamburan dan beradunya pantat sendy dengan paha fahri menimbulkan bunyi yang sangat menggairahkan, "Prut.. prat.. pret.." Tangan fahri merangkul sendy nya dengan erat. Pergerakan mereka semakin liar dan semakin membuat saling mengerang kenikmatan entah berapa kali sendy mengucurkan cairan di dalam liang kewanitaannya yang terhalang oleh batang kemaluan fahri. sendy mengerang kenikmatan yang tiada taranya dan puncak dari kenikmatan itu kami rasakan ketika sendy berkata di dekat telingan fahri. " fahri e.." suara sendy bergetar, "Kamu kalau mau keluar, kita keluarnya bareng-bareng yaah". "iya sendy.." jawab fahri.

Selang beberapa menit fahri merasakan akan keluar dan sendy  mengetahui, "Kamu mau keluar yaa." fahri merangkul sendy dengan kuatnya tetapi kedua pantatnya masih terus menusuk-nusuk liang kewanitaan sendy nya, begitu juga dengan sendy rangkulanya tidak membuat ia melupakan gigitannya terhadap batang kemaluan fahri. Sambil terus merapatkan rangkulan. Suara fahri keluar dengan keras, " sendy .. sendy .." dan begitu juga sendy mengerang keras, "Riee..". Sambil keduanya berusaha mengencangkan rangkulannya dan merapatkan batang kemaluan dan liang kewanitaannya sehingga betul-betul rapat membuat hampir biji batang kemaluan fahri masuk ke dalam liang senggama sendy.

Akhirnya fahri dan sendy diam sesaat menikmati semburan lahar panas yang beradu di dalam liang sorga sendy. Masih dalam posisi sendy duduk di pangkuan fahri. sendy tersenyum, "Kamu hebat fahri seperti kuda binal dan ternyata kepunyaan kamu lebih besar dari suaminya dan sangat menggairahkan."

"Kamu sebetulnya sudah tahu keinginan sendy dari dulu ya, tapi kamu berusaha mengelaknya yaa.." goda sendy. fahri hanya tersenyum di goda begitu. sendy lalu mencium kening fahri. Kurang lebih Lima menit batang kemaluan fahri yang sudah mengeluarkan lahar panas bersemayam di liang kewanitaan sendy, lalu sendy bangkit sambil melihat batang kemaluan fahri. Melihat batang kemaluan fahri yang mengecil, sendy tersenyum gembira karena dalam pikirannya bila batang kemaluannya masih berdiri maka ia harus terus berusaha membuat batang kemaluan fahri tidak berdiri lagi. Untuk menyakinkannya itu, tangan sendy meraba-raba batang kemaluan fahri dan menijit-mijitnya dan ternyata setelah dipijit-pijit batang kemaluan fahri tidak mau berdiri lagi.

"Aduh untung batang kemaluanmu Riee.. tidak hidup lagi," bisik sendy mesra sambil berdiri di hadapan fahri, "Soalnya kalau masih berdiri, sendy sendy sudah tidak kuat Riee" lanjutnya sambil tersenyum dan Duduk di sebelah fahri. Sesudah sendy dan fahri berpanutan mereka pun naik ke atas dan masuk kamar-masing-masing.

Pagi-pagi sekali fahri bangun dari tempat tidur karena mungkin sudah kebiasaannya bangun pagi, meskipun badannya ingin tidur tapi matanya terus saja melek. Akhirnya fahri jalan-jalan di taman untuk mengisi kegiatan agar badannya sedikit segar dan selanjutnya badannya dapat diajak untuk tidur kembali karena pada hari itu fahri tidak ada kuliah. Kebiasaan lari pagi yang sering dilakukan diwaktu pagi pada saat itu tidak dilakukannya karena badannya terasa masih lemas akibat pertarungan tadi malam dengan sendy nya.

Lalu fahri pun berjalan menuju kolam, tidak dibanyangkan sebelumnya ternyata sendy ada di kolam sedang berenang. sendy mengenakan celana renang warna merah dan BH warna merah pula. Melihat kedatangan fahri. sendy mengajaknya berenang. fahri hanya tersenyum dan berkata, "Nggak ah sendy, Saya malas ke atasnya." Mendapat jawaban itu, sendy hanya tersenyum, soalnya sendy mengetahui fahri tidak menggunakan celana renang. "Sudahlah pakai celana dalam aja," pinta sendy. sendy nya yang terus meminta fahri untuk berenang. Akhirnya iapun membuka baju dan celana pendeknya yang tinggal melekat hanya celana dalamnya yang berwarna biru.

Celana dalam warna biru menempel rapat menutupi batang kemaluan fahri yang kedinginan. Loncatan yang sangat indah diperlihatkan oleh fahri sambil mendekati sendy, yang malah menjauh dan mengguyurkan air ke wajah fahri. Sehingga di dalam kolam renang itu sendy menjadi kejaran fahri yang ingin membalasnya. Mereka saling mengejar dan saling mencipratkan air seperti anak kecil. Karena kecapaian, akhinya sendy dapat juga tertangkap. fahri langsung memeluknya erat-erat, pelukan fahri membuat sendy tidak dapat lagi menghindar.

"Udah akh fahri.. sendy capek," seru mesra sendy sambil membalikkan badannya. fahri dan sendy masih berada di dalam genangan kolam renang. "Kamu tidak kuliah Riee," tanya sendy. "Tidak," jawab fahri pendek sambil meraba bukit kemaluan sendy. Terkena rabaan itu sendy malah tersenyum sambil memberikan ciuman yang sangat cepat dan nakal lalu dengan cepatnya ia melepaskan ciuman itu dan pergi menjauhi fahri. Mendapatkan perlakuan itu fahri menjadi semakin menjadi bernafsu dan terus memburu sendy nya. Dan pada akhirnya sendy nya tertangkap juga. "Sudah ah.. sendy sekarang mau ke kantor dulu," kata sendy sambil sedikit menjauh dari fahri.

Ketika jaraknya lebih dari satu meter sendy tertawa geli melihat fahri yang celana dalamnya telah merosot di antara kedua kakinya dengan batang kemaluannya yang sudah bangkit dari tidurnya. "Kamu tidak sadar fahri, celana dalammu sudah ada di bawah lutut.." Mendengar itu fahri langsung mendekati sendy sambil mendekapnya. sendy hanya tersenyum. "Kasihan kamu, adikmu sudah bangun lagi, tapi sendy tidak bisa membantumu karena sendy harus sudah pergi," kata sendy sambil meraba batang kemaluan fahri yang sudah menegang kembali.

Mendengar itu fahri hanya melongo kaget. "Akhh, sendy masa tidak punya waktu hanya beberapa menit saja," kata fahri sambil tangannya berusaha membuka celana renang sendy yang berwarna merah. Mendapat perlakuan itu sendy hanya diam dan ia terus mencium fahri sambiil berkata, "Iyaa deh.. tapi cepat, yaa.. jangan lama-lama, nanti ketahuan orang lain bisa gawat."

sendy membuka celana renangnya dan memegangnya sambil merangkul fahri. Batang kemaluan fahri langsung masuk ke dalam liang kewanitaan sendy yang sudah dibuka lebar-lebar dengan posisi kedua kakinya menempel di pundak fahri. Beberapa detik kemudian, setelah liang kewanitaan sendy telah melahap semua batang kemaluan fahri dan dirasakannya batang kemaluan fahri sudah menegang. sendy menciumnya dengan cepat dan langsung mendorong fahri sambil pergi dan terseyum manis meninggalkan fahri yang tampak kebingungan dengan batang kemaluannya yang sedang menegang.

Mendapat perlakuan itu fahri menjadi tambah bernafsu kepada sendy, dan ia berjanji kalau ada kesempatan lagi ia akan menghabisinya sampai ia merasa kelelahan. Lalu fahri langsung pergi meninggalkan kolam itu untuk membersihkan badannya.

Setelah di kamar, fahri langsung membuka semua bajunya yang menjadi basah itu, ia langsung masuk kamar mandi dan menggosok badan dengan sabun. Ketika akan membersihkan badannya, air yang ada di kamar mandinya ternyata tidak berjalan seperti biasanya. Dan langsung fahri teringat akan keberadaan kamar sendy. fahri fahri lalu pergi keluar kamar dengan lilitan handuk yang menempel di tubuhnya. Wajahnya penuh dengan sabun mandi. " sendy.. sendy.. sendy.." teriak fahri sambil mengetuk pintu kamar sendy. "Masuk Kak fahri e, tidak dikunci." balas sendy dari dalam kamar.

Didapatinya ternyata sendy masih melilitkan badan dengan selimut dengan tangannya yang sedang asyik memainkan kemaluannya. Permainan ini baru didapatkannya ketika ia melihat adegan tadi malam antara kakaknya dengan fahri dan kejadian itu membuat ia merasakan tentang sesuatu yang selama ini diidam-idamkan oleh setiap manusia.

"Ada apa Kak fahri," kata sendy sambil terus berpura-pura menutup badannya dengan selimut karena takut ketahuan bahwa dirinya sedang asyik memainkan kemaluannya yang sudah membasah sejak tadi malam karena melihat kejadiaan yang dilakukan kakaknya dengan fahri. "Anu sendy.. Kakak mau ikut mandi karena kamar mandi fahri airnya tidak keluar." Memang sendy melihat dengan jelas bahwa badan fahri dipenuhi oleh sabun tapi yang diperhatikan sendy bukannya badan tapi sendy memperhatikan diantara selangkangannya yang kelihatan mencuat.

Iseng-iseng sendy menanyakan tentang apa yang mengganjalnya dalam lilitan handuk itu. Mendengar pertanyaan itu niat fahri yang akan menerangkan tentang biologi ternyata langsung kesampaian dan fahri pun langsung memperlihatkannya sambil memengang batang kemaluannya, "Ini namanya penis.. Sayang," kata fahri yang langsung menuju kamar mandi karena melihat sendy menutup wajahnya dengan selimut.

Melihat batang kemaluan fahri yang sedang menegang itu sendy membayangkan bila ia mengulumnya seperti yang dilakukan kakaknya. Keringat dingin keluar di sekujur tubuh sendy yang membayangkan batang kemaluan fahri dan ia ingin sekali seperti yang dilakukan oleh kakaknya juga ia melakukannya. Mata sendy terus memandang fahri yang sedang mandi sambil tangan terus bergerak mengusap-usap kemaluannya.

Akhirnya karena sendy sudah dipuncak kenikmatan, ia mengerang akibat dari permainan tangannya itu telah berhasil dirasakannya .Dengan beraninya sendy pergi memasuki kamar mandi untuk ikut mandi bersama fahri. Melihat kedatangan sendy ke kamar mandi, fahri hanya tersenyum. "Kamu juga mau mandi Yun," kata fahri sambil mencubit pinggang sendy.

sendy yang sudah dipuncak kenikmatan itu hanya tersenyum sambil melihat batang kemaluan fahri yang masih mengeras. "Kak boleh nggak sendy mengelus-elus barang itu," bisik sendy sambil menunjuknya dengan jari manisnya. Mendengar permintaan itu fahri langsung tersenyum nakal, ternyata selama ini apa yang diidam-idamkannya akan mendapatkan hasilnya. Dalam pikiran fahri, sendy sekarang mungkin telah mengetahui akan kenikmatan dunia. Tanpa diperintah lagi fahri langsung mendekatkan batang kemaluannya ke tangan sendy dan menuntun cara mengelus-elusnya. Tangan sendy yang baru pertama kali meraba kepunyaan laki-laki itu sedikit canggung, tapi ia berusaha meremasnya seperti meremas pisang dengan tenaga yang sangat kuat hingga membuat fahri kesakitan.

"Aduh.. jangan keras-keras dong sendy, nanti batang kemaluannya patah." Mendengar itu sendy menjadi sedikit kaget lalu Ari membatunya untuk memainkan batang kemaluannya dengan lembut. Tangan sendy dituntunnya untuk meraba batang kemaluan fahri dengan halus lalu batang kemaluan fahri didekatkan ke wajah sendy agar mengulumnya. sendy hanya menatapnya tanpa tahu harus berbuat apa. Lalu fahri memerintahkan untuk mengulumnya seperti mengulum ice crem, atau mengulumnya seperti mengulum permen karet. Diperintah tersebut sendy langsung menurut, mula-mula ia mengulum kepala batang kemaluan fahri lalu sendy memasukkan semua batang kemaluan fahri ke dalam mulutnya. Tapi belum juga berapa detik sendy terbatuk-batuk karena kehabisan nafas dan mungkin juga karena nafsunya terlalu besar.

Setelah sedikit tenang, sendy mengulum lagi batang kemaluan fahri fahri tanpa diperintah sambil pinggul sendy bergoyang menyentuh kaki fahri. Melihat kejadian itu fahri akhirnya menghentikan kuluman sendy dan langsung mengangkat sendy dan membawanya ke ranjang yang ada di samping kamar mandi. Sesampainya di pinggir ranjang, dengan hangat sendy dipeluk oleh fahri dan sendy pun membalas pelukan fahri. Bibir sendy yang polos tanpa liptik dicium fahri dengan penuh kehangatan dan kelembutan. Dicium dengan penuh kehangatan itu sendy untuk beberapa saat terdiam seperti patung tapi akhirnya naluri seksnya keluar juga, ia mengikuti apa yang dicium oleh fahri. Bila fahri menjulurkan lidahnya maka sendy pun sama menjulurkan lidahnya ke dalam mulut fahri. Dengan permainan itu sendy sangat menikmatinya apalagi fahri yang bisa dikatakan telah dilatih oleh kakaknya yang telah berpengalaman.

Kecupan sendy kadang kala keluar suara yang keras karena kehabisan nafas. "Pek.. pek.." suara bibir sendy mengeluarkan suara yang membuat fahri semakin terangsang. Mendengar suara itu fahri tersenyum sambil terus memagutnya. Tangan fahri dengan terampil telah membuka daster putih yang dipakai sendy. Dengan gerakan yang sangat halus, fahri menuntun sendy agar duduk di pinggir ranjang dan sendy pun mengetahui keinginan fahri itu. Bibir sendy yang telah berubah warna menjadi merah terus dipagut fahri dengan posisi sendy tertindih oleh fahri. Tangan sendy terus merangkul fahri sambil bukit kemaluannya menggesek-gesekkan sekenanya.

Lalu fahri membalikkan tubuh sendy sehingga kini sendy berada di atas tubuh fahri, dengan perlahan tangan fahri membuka BH putih yang masih melekat di tubuh sendy. Setelah berhasil membuka BH yang dikenakan sendy, fahri pun membuka CD putih yang membungkus bukit kemaluan sendy dilanjutkan menggesek-gesekkan sekenanya. Erangan panjang keluar dari mulut sendy. "Auu.." sambil mendekap fahri keras-keras. Melihat itu fahri semakin bersemangat. Setelah fahri berhasil membuka semua pakaian yang dikenakan sendy, terlihat sendy sedikit tenang iapun kembali membalikkan sendy sehingga ia sekarang berada di atas tubuh sendy.

fahri menghentikan pagutan bibirnya ia melanjutkan pagutannya ke bukit kemaluan sendy yang telah terbuka dengan bebas. Dipandanginya bukit kemaluan sendy yang kecil tapi penuh tantangan yang baru ditumbuhi oleh bulu-bulu hitam yang kecil-kecil. Kaki sendy direnggangkan oleh fahri. Pagutan fahri beganti pada bibir kecil kepunyaan sendy. Pantat sendy terangkat dengan sendirinya ketika bibir fahri mengulum bukit kemaluan kecilnya yang telah basah oleh cairan. Harum bukit kemaluan perawan membuat batang kemaluan fahri semakin ingin langsung masuk ke sarangnya tapi fahri kasihan melihat sendy karena kemaluannya belum juga merekah. Jilatan bibir fahri yang mengenai klitoris sendy membuat sendy menjepit wajah fahri. Semburan panas keluar dari bibir bukit kemaluan sendy. sendy hanya menggeliat dan menahan rasa nikmat yang baru pertama kali didapatkanya.

Lalu fahri merasa yakin bahwa ini sudah waktunya, ditambah lagi batang kemaluannya yang sudah telalu lama menengang. fahri menarik tubuh sendy agar pantatnya pas tepat di pinggir ranjang. Kaki sendy menyentuh lantai dan fahri berdiri diantara kedua paha sendy.

Melihat kondisi tubuh sendy yang sudah tidak menggunakan apa-apa lagi ditambah dengan pemandangan bukit kemaluan sendy yang sempit tapi basah oleh cairan yang keluar dari bibir kecilnya membuat fahri menahan nafas. fahri berdiri, dan batang kemaluannya yang besar itu diarahkan ke bukit kemaluan sendy. Melihat itu sendy sedikit kaget dan merasa takut sendy menutup wajahnya dengan kedua tangannya. Melihat gejala itu fahri hanya tersenyum dan ia sedikit lebih melebarkan paha sendy sehingga klitorisnya terlihat dengan jelas. Ia menggesek-gesekkan batang kemaluannya di bibir kemaluan sendy. Sambil menggesek-gesek batang kemaluan, fahri kembali mendekap sendy sambil membuka tangannya yang menutupi wajahnya. Melihat fahri yang membuka tangannya, sendy langsung merangkulnya dan mencium bibir fahri. Pagutan pun kembali terjadi, bibir sendy dengan lahapnya terus memagut bibir fahri. Suara erangan kembali keluar lagi dari mulut sendy. "Aduhh.. Kaak.." erang sendy sambil merangkul tubuh fahri dengan keras. fahri meraba-raba bukit kemaluan sendy dengan batang kemaluannya setelah yakin akan lubang kemaluan sendy, fahri mendorongnya perlahan dan ketika kepala kejantanan fahri masuk ke liang senggama sendy. sendy mengerang kesakitan, "Kak.. aduh sakit, Kak.."

Mendengar rintihan itu, fahri membiarkan kepala kemaluannya ada di dalam liang senggama sendy dan fahri terus memberikan pagutannya. Kuluman bibir sendy dan fahri pun berjalan lagi. Dada fahri yang besar terus digesek-gesekkan ke payudara sendy yang sudah mengeras. sendy yang menahan rasa sakit yang telah bercampur dengan rasa nikmat akhirnya mengangkat kakinya tinggi-tinggi untuk menghilangkan rasa sakit di liang senggamanya dan itu ternyata membantunya dan sekarang menjadi tambah nikmat.

Kepala kemaluan fahri yang besar baru masuk ke liang kewanitaan sendy, tapi jepitan liang kemaluan sendy begitu keras dirasakan oleh batang kemaluan fahri. Sambil mencium telinga kiri sendy, fahri kembali berusaha memasukkan batang kemaluannya ke liang senggama sendy. "Aduh.. aduh.. aduh.. Kak," Mendengar rintihan itu fahri berkata kepada sendy. "Kamu sakit sendy," bisik fahri di telinga sendy. "Nggak tahu Kaak ini bukan seperti sakit biasa, sakit tapi nikmat.."

Mendengar penjelasan itu, fahri terus memasukkan batang kemaluannya sehingga sekarang kepala kemaluannya sudah masuk semua ke dalam liang senggama sendy sendy. Batang kemaluan fahri sudah masuk ke liang senggama sendy sendy sendy hampir setengahnya. Batang kemaluannya sudah ditelan oleh liang kemaluan sendy, kaki sendy semakin diangkat dan tertumpang di punggung fahri. Tiba-tiba tubuh sendy bergetar sambil merangkul fahri dengan kuat. "Aduhh.." dan cairan hangat keluar dari bibir kemaluan sendy, fahri dapat merasakan hal itu melalui kepala kemaluannya yang tertancap di bukit kemaluan sendy. Lipatan paha sendy telah terguyur oleh keringat yang keluar dari tubuh mereka berdua.

Mendapat guyuran air di dalam bukit kemaluan itu, fahri lalu memasukkan semua batang kemaluannya ke dalam lubang senggama sendy. Dengan satu kali hentakan. "Preet.." sendy melotot menahan kesakitan yang bercampur dengan kenikmatan yang tidak mungkin didapatkan selain dengan fahri. "Auh.. auh.. auh.." suara itu keluar dari mulut kecil sendy sendy setelah seluruh batang kejantanan fahri berada di dalam lembah kenikmatan sendy. "Kak, Badan sendy sesak, sulit bernafas," kata sendy sambil menahan rasa nikmat yang tiada taranya. Mendengar itu lalu fahri membalikkan tubuh sendy agar ia berada di atas Ari. Mendapatkan posisi itu sendy seperti pasrah dan tidak melakukan gerakan apapun selain mendekap tubuh fahri sambil meraung-raung kenikmatan yang tiada taranya yang baru kali ini dirasakannya.

sendy dan fahri terdiam kurang lebih lima menit. " sendy, sekarang bagaimana badanmu," kata fahri yang melihat sendy sekarang sudah mulai menggoyang-goyangkan pantatnya dengan pelan-pelan. "Udah agak enakan Kak," balas sendy sambil terus menggoyang-goyangkan pantatnya ke kiri dan ke kanan. Mendapatkan serangan itu fahri langsung mengikuti gerakan goyangan itu dan goyangan fahri dari atas ke bawah.

Lipantan-lipatan kehangatan tercipta di antara selangkangan sendy dan fahri. Sambil menggoyangkan pantatnya, mulut sendy tetap mengaduh, "Aduhh.." Merasakan nikmat yang telah menyebar ke seluruh badannya. Tanpa disadari sebelumnya oleh fahri. sendy dengan ganasnya menggoyang-gonyangkan pantatnya ke samping dan ke kiri membuat fahri kewalahan ditambah lagi kuatnya jepitan bukit kemaluan sendy yang semakin menjepit seperti tang yang sedang mencepit paku agar paku itu putus. Beberapa menit kemudian fahri memeluk badan sendy dengan eratnya dan batang kemaluannya berusaha ditekan ke atas membuat pantat sendy terangkat. Semburan panas pun masuk ke bukit kemaluan sendy yang kecil itu. Mendapat semburan panas yang sangat kencang, sendy mendesis kenikmatan sambil mengeram, "Aduhh.. aduh.. Kak.."

Selang beberapa menit fahri diam sambil memeluk sendy yang masih dengan aktif menggerak-gerakkan pantatnya ke kiri dan ke kanan dengan tempo yang sangat lambat. Setelah badannya merasa sudah agak baik, fahri membalikkan tubuh sendy sehingga sekarang tubuh sendy berada di bawah fahri. Batang kemaluan fahri fahri masih menancap keras di lembah kemaluan sendy meskipun sudah mengeluarkan sperma yang banyak. Lalu kaki sendy diangkat oleh fahri dan disilangkan di pinggul. fahri mengeluarkan batang kemaluannya yang ada di dalam liang senggama sendy. Mendapat hal itu mata sendy sendy tertutup sambil membolak-balikkan kepala ke kiri dan ke kanan lalu dengan perlahan memasukkan lagi batang kemaluannya ke dalam liang senggama sendy, turun naik batang kemaluan fahri di dalam liang perawan sendy sendy membuat sendy beberapa kali mengerang dan menahan rasa sakit yang bercampur dengan nikmatnya dunia. Tarikan bukit kemaluan sendy yang tadinya kencang pelan- pelan berkurang seiring dengan berkurangnya tenaga yang terkuras habis dan selanjutnya fahri mengerang-erang sambil memeluk tubuh sendy dan sendy pun sama mengeluarkan erangan yang begitu panjang, keduanya sedang mendapatkan kenikmatan yang tiada taranya.

fahri mendekap sendy sambil menikmati semburan lahar panas dan keluarnya sperma dalam batang kemaluan fahri dan sendy pun sama menikmati lahar panas yang ada dilembah kenikmatannya. Kurang lebih lima menit, fahri memeluk sendy tanpa adanya gerakan begitu juga sendy hanya memeluk fahri. Dirasakan oleh fahri bahwa batang kemaluannya mengecil di dalam liang kemaluan sendy dan setelah merasa batang kemaluannya betul-betul mengecil fahri fahri fahri menjatuhkan tubuhnya di samping sendy. fahri mencium kening sendy. sendy membalasnya dengan rintihan penyesalan, seharusnya fahri bertanggung jawab atas hilangnya perawan yang dimiliki sendy.

Mendengar itu fahri hanya tersenyum karena memang selama ini fahri mendambakan istri seperti sendy sendy ditambah lagi ia mengetahui bila hidup dengan sendy maka ia akan mendapatkan segalanya. fahri mengucapkan selamat bobo kepada sendy yang langsung tertidur kecapaian dan fahri langsung keluar dari kamar sendy setelah fahri menggunakan pakaiannya kembali.

fahri masuk ke dapur, didapatnya sendynya sedang dalam keadaan menungging mengambil sesuatu. Terlihat dengan jelas celana merah muda yang dipakai sendy. sendy dibuat kaget karena fahri langsung meraba liang kewanitaannya yang terbungkus CD merah muda sambil menegurnya. " sendy sudah pulang," tanya fahri. Sambil melepaskan rabaan tangannya di liang kewanitaan sendy . Lalu fahri membuka kulkas untuk mencari air putih. "Iya, sendy hanya sebentar kok. Soalnya sendy kasihan dengan burung kamu yang tadi sendy sendy tinggalkan dalam keadaan menantang," jawab sendy sambil tersenyum.
Mendengar itu, fahri langsung diam dan ia akan menikahi sendy seperti yang dijanjikanya. Mendengar hal itu sendy tersenyum dan memberikan kecupan yang mesra kepada fahri sambil meraba batang kemaluan fahri yang sudah tidak kuat untuk berdiri. Melihat batang kemaluan fahri yang sudah tidak kuat berdiri itu sendy tersenyum. "Pasti adikku dibuatnya KO sama kamu yaa.. Buktinya burung kamu tidak mau berdiri," goda sendy. "Ahh nggak sen, biasa saja kok."

sendy meninggalkan fahri, sambil mewanti-wanti agar menikahi dirinya. Akhirnya pernikahan sendy dengan fahri dilakukan dengan pernikahan dibawah tangan atau pernikahan secara agama tetapi dengan tanpa melalui KUA karena sendy masih dibawah umur.

TAMAT

Tante Ku Melody

Perkenalkan Namaku Oman , aku adalah salah satu siswa SMK negeri di JAKARTA , umurku sekarang sudah beranjak 17 tahun , dan aku adalah salah satu murid terpintar di kelasku , tidak tahu kenapa semakin besar aku semakin mengenal apa itu SEX , Jadi gini ceritanya :

Saat ini saya tinggal di sebuah kos-kosan yang ukuranya memang tidak terlalu besar , karena saya sudah di didik untuk hidup mandiri oleh ayah saya . Kegiatan sehari-hariku terkadang membuat semua yang ku lakukan terasa bosan , terkadang setiap malam aku suka nonton film bokep , membaca cerita dewasa , dan sampai akhirnya aku bisa melampiaskan nafsuku dengan COLI .

Hari sudah malam saatnya saya untuk tidur, dan tak lupa mempersiapkan mata pelajaran  untuk besok disekolah , ketika aku sedang membereskan buku-bukuku terdengar suara sms pesan masuk dari handphoneku , setelah aku baca sms itu ternyata sms dari om ku , di sms tersebut dia bilang om ku mau pergi keluar kota untuk membereskan semua proyek yang ia kerjakan , ya kira-kira bisa 1 minggu lah .jadi gini mulai besok tantemu mau menginap di kosan mu man ,soalnya dia takut kalau tidur sendrian di rumah apa kamu bersedia man ? jawabku : oh dengan senang hati om . *dalam hatiku berkata : yah gak boleh bebas ini mah"

Pagi sudah menjelang , saatnya aku mandi dan berangkat untuk kesekolah hari ini . namun sebelum aku berangkat ternyata om ku datang ke kosanku , "man om bawa pakaian tantemu nih , om mau berangkat sekarang , soalnya jam 7 harus sudah sapai bandara . | oh baik om taruh saja di kursi | " tolong jagain melodymu ya | baik om | oke om pergi dulu ya | oke om

Ketika om ku sudah pergi , saatnya aku berangkat ke sekolah ....
sampai di sekolah ternyata semua guru-guru sedang ada rapat , dan akhirnya aku memutuskan untuk tetap di sekolah sampai siang nanti , karena jika aku di rumah aku merasa bete . akhirnya aku nongkrong saja di kantin sekolahku , lalu tiba" handphone ku seperti terdengar suara panggilan , dan segera ku angkat ternyata itu telp dari tanteku
tante: man ....
aku: iya melody?
melody: kamu masih di sekolah?
aku: iya nih tan , tapi lagi gak ada pelajaran nih tan ,
melody: wah kebetulan , melody30 menit lagi sudah sampai di rumahmu
aku:  baik deh kalo begitu , aku tunggu dirumah ya tan
melody: oke man

Aku cepat" pulang ke kosanku , karena di kamarku masih agak berantakan ,
Baru saja membuka kunci pintu kosan , terdengar suara lembut dari belakang  yang ternyata itu adalah tanteku
tante: hai man ,
aku : eh melody, yuk masuk dulu tan
tante: kamar kamu berantakan sekali man ,
aku: iya nih tan ,
melody: biar melodyyang beresin deh man
aku: jangan tan biar aku aja
tante: udah tenang aja
aku: yasudahlah

Lalu setelah melodyselesai membereeskan kamarku, lalu melodymengajaku ngobrol" sambil menonton tv ,
dan yang membuatku kaget , ternyata tanteku memintaku untuk memijatnya " Man Bisa pijatin melodyga ? badan melodypegel" nih , "aku emang gak pernah mijat, tapi aku coba deh " | pelan-pelan ya man | iya tan |
10 menit aku memijat tanteku , tanpa aku sadari dia tertidur lelap . dan yang membuatku kaget ternyata BH tanteku itu kelihatan , tanteku itu memakai kaos putih , dan celana strit panjang tapi pantatnya cukup menonjol . tanteku itu tingginya sekitar 160cm , memiliki kulit yang putih , rambutnya sebahu , dan memiiki tubuh yang sangat montok , terutama pada bagian payudaranya yang sangat menonjol yang membuat setiap pria ingin menyentuh dan mungkin menghisapnya .

Setelah melihat melodytertidur pikiran kotorku mulai membludak , dan setan mungkin sudah memenuhi diriku. perlahan aku lihat kiri kanan , kututup jendela dan ku rapatkan hordeng yang terbuka lebar , sehingga kosanku sudah tertutup rapat . nafasku sudah mulai tidak beraturan . aku mencobanya dengan menyentuh payudara melodydengan 1 jari telunjukku , lalu lama kelamaan aku mengelusnya sampai ke belahan dadanya , sangat empuk sekali , rasanya tidak cukup bila di sentuh satu jari saja , lalu aku memberanikan diri untuk menyentuhnya dengan 5 jari sekaligus dan meremasnya , tap ku lihat melodymasih tetap tidur dengan lelapnya . lalu dengan hati-hati aku membuka kaos yang menutup tanteku , hingga terlihat BH nya saja . wahh tetek melodygede banget , akhirnya aku remas" lagi , sehingga bibirku sudah mulai menciumi belahan di teteknya , lalu aku menciumi lehernya , turun bahkan sampai ke perutnya . tapi melodytetep tertidur dengan pulasnya .

lalu aku buka celanaku , aku keluarkan kontolku perlahan , lalu ku arahkan kontolku ke mulut melody, ouchh achh ouchh nikmat sekali . tapi aku tidak berani untuk terlalu lama , karena nanti akan membangunkanya , sepertinya nafsuku sudah memuncak , akhirnya aku memutuskan untuk melepas celana melody, walaupun agak sulit tapi aka ku coba . perlahan aku menariknya sampai lepas , dan akhirnya bisa terlepas juga , ku raba" paha melodyyag mulus itu , dan sekarang melodyhanya mengenakan BH dan CD saja . baru aku menyentuh memek melodyyang masih di bungkus CD , eh ternyata dia seperti merasa kegelian , dan akupun tak melepasnya karena nafsku ini sudah menggila , lalu tanteku terbangun dan kaget melihat kelakuanku yang seperti ini :
melody: man ? kamu ngapain ? aku pun tidak berhenti meraba" memek melody,

lalu tanteku memberontak , tapi aku berusaha untuk menahanya , sehingga POSISIKU SEKARANG ADALAH AKU MEMELUK melodyDARI BELAKANG , dan aku membisikan ke kupingnya : tenang aja tan , aku bakal bikin melodypuas ko
melody: sialan kau man aaaaaaaachhh

aku langsung melepas CD melody, sehingga terlihat bulu bulu yang hitam dan lebat itu nampak ,
tante: man aku ini tantemu , kau tak pantas melakukan ini pada melodyman .... !!!
aku tidak menghiraukan apa yang di katakanya , dan aku tetap melanjutkan aksiku dengan meraba memek tanteku dari belakang , Lama kelamaan jari-jariku mulai memasuki lobang memeknya terasa hangat dan agak basah , dan melodyku pun juga sudah mendesah , sepertinya tanteku ini sudah bisa menikmatinya .
melody: ochhhh man hissssss ,
lalu aku mulai mencium bibir melody, tapi melodyjuga membalasnya ,
lalu ku raba" tetenya , dan ku hisap putingnya , aaahh man kamu nakal man ouchhhhhh

melodysepongin kontol aku dong , lalu perlahan bibir melodymulai mendekati kepala kontolku , ayo tan sedikit lagi , ouchhhhh ahhhhhhh ahhhhhh , slurrppp masuklah kontolku di mulutnya , di kocok" dan di kulum" pala kontolku .... ouchh nikmatnya tak terduga ,
selanjutnya , aku meminta melodyuntuk jongkok , dan aku tiduran di bawahnya . lalu aku gesek" kontolku di bibir memeknya perlahan , lalu tanpa aku sadari ternyata melodymulai menurunkan badanya , sehingga kontolku masuk ke dalam memeknya , aaaaahhhhh terasa hangat dan becek sekali .....

melody: ahhhhh ohhhhh ahhh
aku : ayo melodyterus
melody: kamu imbangin goyangan melodyya ahhhhhh ouchhh
aku : iya tan ouchhhhh

Akhirnya aku memutuskan untuk mengganti gaya DOGGY STYLE , itu adalah gaya favoritku , perlahan aku masukin lagi kontolku ke memeknya , melodysudah mendesah lagi ahhhhhh ouchhh ayo man cepet , lalu aku menggenjotnya ,
melody: kamu hebat say ahhhhh ouch , ayo di percepat lagi gerakanya saya aaaaaaaaaaaaaaaahhh
aku : iya , sedikit lagi aku keluar nih tan aaaaaaaaaaaaahhhhh
melody: aduh man aahhhhhh
aku : memek melodyenak banget nih ahhhhhhhhh
melody: ayo genjut terus man ,
aku :aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaahhhhh
melody: ouchhhhhhhhhhhhh achhhh

akhirnya spermaku muncrat di dalam memek melody, dan memenuhi seluruh lubang memek melody,
lalu kami berciuman dan berpelukan , agak sulit mengeluarkan kontolku yang masih masuk di dalam memek melody, di karenakan becek banget hahaha , dan perlahan aku keluarkan kontolku dari memeknya , Lalu tanteku langsung pergi ke kamar mandi , mungkin dia sedang membersihkan seluruh tubuhnya yang di penuhi dengan lengketnya spermaku ....
lalu kami mandi bersama. dan saling membersihkan satu sama lain .... tapi setelah kami mandi , kami tidak mengenakan pakaian lagi , kami tetap dalam keadaan telanjang buat ,sehingga kami bisa melakukan berulang-ulang kali , bahkan ketika tidurpun kami tetap telanjang .  kami sudah seperti suami istri , padahal kita adalah sebuah melodydan keponakanya .
Tapi semenjak omku pulang ke jakarta , kami sudah jarang melakunya lagi .... !!!

Sepupuku Ayen

Nama saya ilham saya berasal dari salah satu kota kecil di jawa barat (sebut saja kota K) kejadian ini bermula waktu sepupu saya yang bernama Rona anggraeni atau yang biasa disebut ayen menginap dirumah saya, ayen adalah gadis yang cantik memiliki gigi yang gingsul dan saya dengar-dengar dia merupakan salah satu member dari idol grup JKT48.

"Treng-treng-treng" bunyi bell rumah ku terdengar aku pun langsung membukakan pintu. "ehh ayen, kapan dateng" Sambil Membawakan tas koper yang dibawa ayen. "baru aja kak ilham, ehh tante sama om ada" Tanya ayen sambil melepas sepatu yang ia kenakan. "mama sih ada lagi masak didapur belakang, Kalo papa lagi dinas, biasa anggota DPRD emang sibuk terus sampai-sampai jarang punya waktu untuk keluarga, eh ayo masuk dulu" lalu ayen dan aku masuk dan langsung menuju ruang tamu, ayen sedang sibuk mengobrol dengan mamaku dan aku langsung izin ke kamar karena ingin melanjutkan membuat skripsi.

tak terasa aku mengerjakan tugas itu sampai malam "ahh cari angin dulu ahh, malah perut keroncongan lagi" keluhku sambil berjalan keluar kamar. saat keluar dari kamar ku lihat ayen ketiduran di sofa ruangan. "aduh gimana sih masa tamu ketiduran disofa gak ada yang bangunin, tapi kelihatannya tidurnya pulas banget" sambil berjalan menuju ayen dan bermaksud membangunkannya.

baju ayen agak sedikit tersingkap sehingga BH nya kelihatan, hasrat laki-laki ku pun mulai bangun. "ayen.. hey ayen bangun, sana pindah ke kamar dulu" membangunkan ayen yang tidak kunjung bangun, tiba tiba tanganku yang menyentuh pundaknya tidak sengaja menyentuh daerah payudaranya. kemaluanku pun otomatis jadi bangun. "aduh sepupu gw ini cantik banget yah, gak salah kalau jadi member JKT48" Entah setan apa yang merasukiku tiba-tiba aku sengaja memegang bagian payudara ayen, terasa sangat kenyal sekali cewek ini, tapi aku curiga apa dia tidur beneran atau mungkin hanya pura-pura tidur saja.

tangan nakal ku mulai berani masuk kedalam kaos merah bertuliskan JKT48 yang dikenakan ayen, mulai kucopot bra yang menutupi bagian payudaranya, ayen mendesah lalu aku mulai membuka bajunya sampai sebatas leher, aku hisap-hisap putingnya yang berwarna merah muda itu, lalu tanganku masuk kedalam rok nya yang sedikit tersingkap, yatuhan celana dalam yang dikenakan ayen basah, apakah dia juga terangsang?

sudah tidak tahan aku mulai mengeluarkan penis ku yang berukuran tidak terlalu besar, ku lihat mulut ayen agak sedikit terbuka, langsung saja aku masukan penisku kedalam mulut ayen, terasa terjadi penolakan oleh ayen, tapi tetap kupaksakan hingga masuk sepenuhnya "ahh bener nih cewe pura-pura tidur tapi gak apa enak banget sepongannya" sambil terus menggenjot rudalku didalam mulut ayen, aku langsung mengeluarkan ponsel dari saku celanaku dan aku membuka twitter dan melihat koleksi foto ayen sambil terus menggenjot penis didalam mulutnya, "ahh betul-betul cantik nih cewek, sering-sering aja dia ngindep disini" 15 menit berlalu dan aku mulai merasakan akan ejakulasi, aku percepat kocokanku didalam mulut ayen, dan "crooooot crrrroooot croooooot" hampir tiga semprotan ku keluarkan sperma didalam mulut ayen, lalu aku bergegas membereskan celana, dan memasangkan kembali bra yang dipakai ayen, aku bergegas kekamar dengan perasaan senang, "apakah yang akan terjadi besok? mungkin akan lebih memuaskan dari pada ini" Bisikku dalam hati

Cinta Kinal YangTerlarang

Aku kinal. Pertama kali aku mengenal cinta, hatiku sangat berbunga-bunga. Hanya sayangnya cinta pertamaku jatuh tidak pada orang yang tepat. Dia seorang pria yang bernama yuslam dia sudah berkeluarga. Jadilah kami backstreet. Aku kenal dia, yang kupanggil Yus, ketika aku datang ke ultah temenku. dia saat itu enjadi event organizer acara ultah tersebut. Sejak awal melihat dia aku sudah tertarik. Dia ganteng dan badannya atletis, aku diperkenalkan ma dia oleh temanku yang ultah. “kin, ini Yus, dia yang nyelenggaraan pesta ini, asik kan pestanya. Kamu nemenin Yus ngobrol ya”. Temanku itu tau kalo aku suka dengan pria yang umurnya jauh lebih tua dari aku. Kami jadi asik ngobrol ngalor ngidul. Dia sangat humoris sehingga aku selalu terpingkal-pingkal
mendengar guyonannya. Makin lama guyonannya makin mengarah yang vulgar, aku sih ok aja. Ketika aara makan, dia menemani aku menikmati hidangan yang tersedia. Ketika acar dansa, dia mengajak aku turun, ketika itu lagunya slow. Aku larut dalam dekapannya yang sangat mesra. Dia berbisik: “kin, kamu cantik sekali, kamu yang paling cantik dari semua prempuan yang dateng ke pesta ini. Aku suka kamu kin”. “Yus kan dah punya keluarga, Yus ak sih suka ma abg kaya aku”. “Justru karena kamu masih abg, kecantikan kamu masih sangat alami, bukan polesan make up yang tebal”.
Memang sih dandananku biasa saja, tanpa make up yang tebal. Perempuan mana sih yang gak suka dipuji lelaki yang kebetulan dikaguminya. Ketika pulang dia mengantarkan aku pulang, sebelum aku turun dari mobil, pipiku dikecupnya, “Kapan2 kita ketemuan lagi ya kin, ni nomer hpku”. Kami bertukaran no hp.
Sejak pertemuan pertama itu, kami sering jumpa di mal, di bioskop atau ditempat fitnes.
Karena dia tau aku suka fitnes, makanya diapun mendaftar menjadi member ditempat aku biasa fitnes. Karena sering ketemu, hubungan kami makin lama makin akrab. Dia adalah lelaki pertama yang mencium bibirku. Itu kejadiannya ketika kami sedang dibioskop. Karena bukan weekend, jumlah penontonnya sedikit, sehingga dia milih tempat duduk yang jauh dari penonton lain. Dia berbisik: “kin, aku sayang sekali ma kamu. Kamu?’ “Aku juga sayang ma Mas Yus, sayangnya ma dah keluarga ya”. “Kita jalani aja dulu kin, gak apa kan kalo backstreet kaya gini. Pokoknya aku akan berusaha untuk ketemu kamu sesering mungkin, sayang”. Dia meluncurkan rayuan mutnya, sehingga
aku makin berbung-bunga. “kin..”, panggilnya lagi. aku menoleh karahnya. Karena duduk kami berdempetan, dia langusng merangkul pundaknya dan mendekatkan bibirnya ke bibirku. aku memejamkan mataku, terasa lembut sekali bibirnya menyentuh bibirku, kemudian terasa bibirnya mulai mengisap bibirku. aku pasrah ketika dia cukup lama mengecup bibirku. “Yus”, desahku ketika dia melepas bibirnya, seakan aku gak rela dia melepaskan bibirku. Diapun mengecup bibirku lagi, kali ini lebih lama lagi. Demikianlah sepanjang film itu kami tidak menikmati filmnya tetapi aku menikmati bagaimana bibirnya mengulum-ngulu bibirku. “Yus, aku sayang sekali ma mas Yus, aku mau jadi pacar mas Yus”.
Sejak kejadian dibioskop itu, kami menjadi rutin berciuman kalo ketemu, paling tidak kami melakukannya sebentar di mobil sebelum mobil jalan atau sebelum aku turun didepan rumahku. Temenku mengingatkan aku agar jangan terlalu larut dalam berhubungan dengan Mas Yus, karena dia dah berkeluarga. “Nanti kamu yang nyesel lo kalo dia harus mutusin hubungan kamu dengan dia”. Tapi aku tidak mengindahkan himbauan temanku. Aku seakan buta tertutup cinta yang makin lama makin berkobar-kobar.
Sampai suatu weekend, dia mengajakku ke satu vila diluar kota, katanya dia
mau survei tempat itu karena akan diadakan perhelatan disana. “Temenin aku yuk, mumpung bisa keluar kota ma kamu. Mau ya sayang”. Karena aku dah lama pengen berdua dia seharian, aku turuti saja ajakannya. Ke ortu, aku pamit mo jalan ma temen2 ke vila mereka. Aku seneng sekali ketika dah duduk disebelahnya dalam mobilnya. Mobilnya meluncur arah luar kota. Saat itu aku mengenakan celana ketat dari kain yang cukup tipis berwarna putih sehingga bentuk bokongku yang bulat padat begitu kentara, dan bahkan saking ketatnya CDku sampai kelihatan sekali berbentuk segitiga. Atasannya aku mengenakan baju kaos putih ketat dan polos sehingga bentuk toketku yang membulat terlihat jelas, kaosku yang cukup tipis membuat braku yang berwarna putih terpampang jelas sekali. “kin, kamu seksi sekali deh pake pakean kaya gitu”. “Mas Yus suka kan”. “Suka banget, palagi kalo amu gak pake baju kin”. “Ih mas, mulai deh genit, aku turun disini aja deh”, aku pura2 merajuk, padahal dalam hati seneng sekali mendengar pujiannya. “Ya udah turun aja he he”, tertawanya berderai ketika dia mengatakan hal itu, tetpi mobil tetap melaju kencang. “Katanya disuruh turun, kok gak minggir”. “Loncat aja kalo berani”. “mas, iih”, kataku sambil mencubit pinggangnya, mesra. Dia menggeliat kegelian, “Jangan dikitikin dong, nanti nabrak lo”. “abis mas sih
mulai duluan”. Sepanjang jalan kami bercanda rian, sesekali tangannya gantian menggelitiki pinggangku, sehingga aku menggelinjang. Kadang tangannya mendarat di pahaku dan mengelus2nya sampe kedeket pangkal pahaku. aku menjadi merinding karena rabaannya. Maklum deh dia pria pertama yang melakukan hal ini. “Maas”, aku hanya melenguh ketika pahaku dielus2 begitu. Karena aku tidak menolak, maka dia meneruskan elusannya dipahaku. aku menjadi gelisah, dudukku gak bisa diam, ada rasa geli bercampur nikmat dan aku merasa pengen kencing. “Mas masih jauh ya”.
“Napa kin”. “aku pengen pipis”. “Bentar lagi juga sampe. Itu bukan pengen pipis biasa kin”. “abis apaan?” “Pasti kamu terangsang ya karena aku ngelus2 paha kamu”. “Ih”, kucubit lagi pinggangnya.
Mobilnya sudah masuk ke satu vila. Ada seorang bapak2 yang menyambut di gerbang vila. Dia orang yang ditugaskan pemilik vila untuk menunggui vila itu. Aku keluar dari mobil, ikut dengan dia melihat lokasi. Vilanya tidak terlalu besar tetapi halamannya luas. Dia mulai mengeluarkan catatannya, mengukur sana mengukur sini, mencoret2 di buku catatannya. Kadang dia menanyakan pendapatku tentang satu hal. Aku menjawab setauku saja. “Setelah selesai, dia berkata kepada si bapak, “Pak kami mo menginap di vila ini”. “Iya, yang
punya dah kasi tau bapak, ya silahkan saja pak. sudah saya sediakan makanan secukupnya di lemari es, kalo mo makan ya silahkan dihangatkan dulu. soalnya bapak mo pulang”. Si bapak meninggalkan kami berdua. “kin, kita honimun ya”, katanya sambil tersenyum. aku jadi berdebar2membayangkan apa yang aka dilakukannya padaku. Aku sering mendengar cerita teman2ku ang sudah pernah berhubungan sex dengan cowo2nya, mendengar betapa nikmatnya kalo memek kemasukan kontol. Aku jadi merinding sendiri, aku pengen juga mengalami kenikmatan itu.
Aku menghempaskan pantatku di sofa, dia menyusulku segera dan duduk rapat di sampingku, “kinal sayang” katanya sambil menggenggam erat dan mesra kedua belah tanganku. Selesai berkata begitu dia mendekatkan mukanya ke wajahku, dengan cepat dia mengecup bibirku dengan lembut. Hidung kami bersentuhan lembut. Dia mengulum bibir bawahku, disedot sedikit. Lima detik kemudian, dia melepaskan kecupan bibirnya dari bibirku. Aku saat kukecup tadi memejamkan mata, “Aku pengen melakukan itu ma
kamu, sayang. Kamu bersediakah?”, rayunya lebih lanjut. Dia berusaha mengecup bibirku lagi, namun dengan cepat aku melepaskan tangan kananku dari remasannya, dadanya kutahan dengan lembut. “Mass” bisikku lirih. “kinal sayang, mau ya”, rayunya lagi. “Tapi mass, aku takut Mas”, jawabku. “Takut apa sayang, katakanlah”, bisiknya kembali sambil meraih tanganku. “Aku takut Mas nanti meninggalkan aku”, bisikku. Dia menggenggam kuat kedua tanganku lalu secepat kilat dia mengecup bibirku. “kinal sayangku, aku terus terang tidak bisa menjanjikan apa-apa sama kamu tapi percayalah aku akan membuktikannya kepadamu, aku akan selalu sayang sama kamu”, bujuknya
untuk lebih meyakinkanku. “Tapi Mas” bisikku masih ragu. “kin, percayalah, apa aku perlu bersumpah sayang, kita memang masih baru beberapa bulan kenal sayang, tapi percayalah, yakinlah sayang, kalau Tuhan menghendaki kita pasti selalu bersama sayang”, rayunya lagi. “Lalu kalau aku sampai hamil gimana mass?” ujarku sembari menatapnya.”Aah, jangan khawatir sayang, aku akan bertanggung jawab semuanya kalau kamu sampai hamil, bagaimana sayang?” bisiknya. Rasioku sudah tidak jalan dengan baik, tertutup oleh rayuan mautnya dan rasa ingin merasakan kenikmatan yang makin menggebu.
Tangannya bergerak semakin berani, yang tadinya hanya meremas jemari tangan kini mulai meraba ke atas menelusuri dari pergelangan tangan terus ke lengan sampai ke bahu lalu diremasnya dengan lembut. Dia memandangi toketku dari balik baju kaosku yang ketat, “Mas harus janji dulu sebelum…” aku tak melanjutkan ucapanku. “Sebelum apa sayang, katakanlah”, bisiknya tak sabar. Kini jemari tangan kanannya mulai semakin nekat menggerayangi pinggulku, ketika jemarinya merayap ke belakang diusapnya belahan pantatku lalu diremasnya dengan gemas. “aahh… Mas”, aku merintih pelan. “Mas aah mmas.. aku rela menyerahkan semuanya asal Mas mau bertanggung jawab nantinya”, aku berbisik semakin lemah, saat itu jemari tangan kanannya bergerak semakin menggila, menelusup ke pangkal pahaku, dan mulai
mengelus gundukan bukit memekku. Diusapnya perlahan dari balik celanaku yang amat ketat, dua detik kemudian dia memaksa masuk jemari tangannya di selangkanganku dan bukit memekku itu telah berada dalam genggaman tangannya. Aku menggelinjang kecil, saat jemari tangannya mulai meremas perlahan. Dia mendekatkan mulutnya kembali ke bibirku hendak mencium, namun aku menahan dadanya dengan tangan kananku, “eeehh Mas..berjanjilah dulu Mas”, bisikku di antara desahan nafasnya yang mulai sedikit memburu. “Oooh kinal sayang, aku berjanji untuk bertanggung jawab, aahh aku menginginkan keperawananmu sayang”, ucapnya. Sementara jemari tangannya yang sedang berada di sela-sela selangkangan pahaku itu meremas gundukan memekku lagi. “Ba.. baiklah Mas, aku percaya sama Mas”, bisikku. “Jadi?” tanyanya. “hh. lakukanlah mass, aku milik Mas seutuhnya.. hh..” jawabku. “Benarkah? ooh.. kinal sayanggg.” Secepat kilat bibirku kembali dikecup dan dikulumnya, digigit lembut, disedot. Hidung kami bersentuhan lembut. Dengus nafasku terdengar memburu saat dia mengecup dan
mengulum bibirku cukup lama. DIa mempermainkan lidahnya di dalam mulutku, aku mulai berani membalas cumbuannya dengan menggigit lembut dan mengulum lidahnya dengan bibirku. Lidah kami bersentuhan, lalu dia mengecup dan mengulum bibir atas dan bawahku secara bergantian. Terdengar suara kecapan-kecapan kecil saat bibir kami saling mengecup. “aah kinal sayang, kamu pintar sekali, kamu pernah punya pacar yaach?” tanyanya curiga. “Mm aku belum pernah punya pacar Mas, kan Mas yang selama ini ngajari aku ciuman”, sahutku. “Wah kamu belajarnya cepat seklai ya, jangan-jangan kamu sering nonton film porno yaa?” godanya. Aku tersenyum malu, dan
wajahku pun tiba-tiba bersemu merah, aku menundukkan mukaku, malu. “I…iya Mas, beberapa kali”, sahutku terus terang sambil tetap menundukkan muka. “kinal sayang, kamu nggak kecewa khan karena aku benar-benar sangat menginginkan keperawananmu sayang?” tanyanya. “Aku serahkan apa yang bisa aku persembahkan buat Mas, aku ikhlas, lakukanlah Mas kalau Mas benar-benar menginginkannya”, sahutku lirih.
Jemari tangan kanannya yang masih berada di selangkanganku mulai bergerak menekan ke gundukan memekku yang masih perawan, lalu diusap-usap ke atas dan ke bawah dengan gemas. Aku memekik kecil dan mengeluh lirih, kupejamkan mataku rapat-rapat, sementara wajahku nampak sedikit berkeringat. Dia meraih kepalaku dalam pelukannya dengan tangan kiri dan dia mencium rambutku. “Oooh masss”, bisikku lirih. “Enaak sayang diusap-usap begini”, tanyanya. “hh… iiyyaa mass”, bisikku polos. Jemarinya kini bukan cuma mengusap tapi mulai meremas bukit memekku dengan sangat gemas. “sakit Mas aawww” aku memekik kecil dan pinggulku menggelinjang keras. Kedua pahaku yang tadi menjepit pergelangan tangan kanannya kurenggangkan. Dia mengangkat wajah dan daguku kearahnya, sambil merengkuh tubuhku agar lebih merapat ke badannya lalu kembali dia mengecup dan mencumbu bibirku dengan bernafsu.
Puas mengusap-usap bukit memekku, kini jemari tangan kanannya bergerak merayap ke atas, mulai dari pangkal paha terus ke atas menelusuri pinggang sampai ujung jemarinya berada di bagian bawah toketku yang sebelah kiri. Dia mengelus perlahan di situ lalu mulai mendaki perlahan, akhirnya jemari tangannya seketika meremas kuat toketku dengan gemasnya. Seketika itu pula aku melepaskan bibirku dari kuluman bibirnya, “aawww… Mas sakitt, jangan keras-keras dong meremasnya”, protesku. Kini secara bergantian jemari tangannya meremas kedua toketku dengan lebih lembut. Aku
menatapnya dan membiarkan tangannya menjamah dan meremas-remas kedua toketku.
“Auuggghh..” tiba2 dia menjerit lumayan keras dan meloncat berdiri. Aku yang tadinya sedang menikmati remasan pada toketku jadi ikutan kaget. “Eeehh kenapa Mas?” “Aahh anu sayang… kontolku sakit nih”, sahutnya sambil buru-buru membuka celana panjangnya di hadapanku. Aku tak menyangka dia berbuat demikian hanya memandangnya dengan terbelalak kaget. Dia membuka sekalian CDku dan “Tooiiing”, kontolnya yang sudah tegang itu langsung mencuat dan mengacung keluar mengangguk-anggukan kepalanya naik turun . “aawww… Mas jorok”, aku menjerit kecil sambil memalingkan mukaku ke samping dan menutup mukaku dengan tangan. “He…he…” dia terkekeh geli, batang kontolnya sudah kelihatan tegang berat, urat-urat di
permukaan kontolnya sampai menonjol keluar semua. Batang kontolnya bentuknya montok, berurat, dan besar. Sementara aku masih menutup muka tanpa bersuara, dia mengocok kontolnya dengan tangan kanannya, “Uuuaahh…nikmatnya”. “kin sebentar yaa… aku mau cuci kontolku dulu yaa… bau nih soalnya”, katanya sambil ngibrit ke belakang, kontolnya yang sedang “ON” tegang itu jadi terpontang-panting sambil mengangguk-anggukkan kepalanya ke sana ke mari ketika dia berlari. Aku masih terduduk di atas sofa dan begitu melihatnya keluar berlari tanpa pakai celana jadi terkejut lagi melihat kontolnya yang sedang tegang bergerak manggut-manggut naik
turun. “aawww…” teriakku kembali sembari menutup mukaku dengan kedua jemari tanganku. “Iiihh… kin … takut apa sih, kok mukanya ditutup begitu”, tanyanya geli. “Itu Mas, kontol Mas”, sahutku lirih. “Lhoo… katanya sudah sering nonton BF kok masih takut, kamu kan pasti sudah lihat di film itu kalau kontol cowok itu bentuknya gini”, sahutnya geli. “Iya…m..Mas, tapi kontol Mas mm besar sekalii”, sahutku masih sambil menutup muka. “Yaach… ini sih kecil dibanding di film nggak ada apa-apanya, itu khan film barat, kontol mereka jauh lebih gueedhee… kalau kontolku kan ukuran orang Indonesia sayang, ayo sini dong kontolku kamu pegang sayang, ini kan milik kamu juga”, sahutnya nakal. “Iiih… malu aah Mas, jorok.” “Alaa.. malu-malu sih sayang, aku yang telanjang saja nggak malu sama kamu, masa kamu yang masih pakaian lengkap malu, ayo dong sayang kontol Mas dipegang biar kamu bisa merasakan milik kamu sendiri”, sahutnya sembari meraih kedua tanganku yang masih menutupi mukaku. pada mulanya aku menolak sambil memalingkan wajahku ke samping, namun setelah dirayu-rayu akhirnya aku mau juga.
kedua tanganku dibimbingnya ke arah selangkangannya, namun kedua mataku masih kupejamkan rapat. Jemari kedua tanganku mulai menyentuh kepala kontolnya yang sedang ngaceng. Mulanya jemari tanganku hendak kutarik lagi saat menyentuh kontolnya yang ngaceng namun karena dia memegang kedua tanganku dengan kuat, dan memaksanya untuk memegang kontolnya itu, akhirnya aku hanya menurut saja. Pertama kali aku hanya mau memegang dengan kedua jemarinya. “Aah… terus sayang pegang erat dengan kedua tanganmu”, rayunya penuh nafsu. “Iiih… keras sekali Mas”, bisikku sambil tetap memejamkan mata. “Iya sayang, itu tandanya aku sedang ngaceng
sayang, ayo dong digenggam dengan kedua tanganmu, aahh…” dia mengerang nikmat saat tiba-tiba saja aku bukannya menggenggam tapi malah meremas kuat. Aku terpekik kaget, “Iiih sakit mass…” tanyaku. Aku menatapnya gugup. “Ooouhh jangan dilepas sayang, remas seperti tadi lekas sayang oohh…” erangnya lirih. Aku yang semula agak gugup, menjadi mengerti lalu jemari kedua tanganku yang tadi sedikit merenggang kini bergerak dan meremas kontolnya seperti tadi. Dia melenguh nikmat. Aku kini sudah berani menatap kontolnya yang kini sedang kuremas, jemari kedua tanganku itu secara bergantian meremas batang dan kepala kontolnya. Jemari kiri berada di atas kepala kontolnya sedang jemari yang kanan meremas kontolnya. .dia
hanya bisa melenguh panjang pendek. “.sshh… kin … terusss sayang, yaahh… ohh…ssshh”, lenguhnya keenakan. Aku memandangnya sambil tersenyum dan mulai mengusap-usap maju mundur, setelah itu kugenggam dan kuremas seperti semula tetapi kemudian aku mulai memompa dan mengocok kontolnya itu maju mundur. “Aakkkhh… ssshh” dia menggelinjang menahan nikmat. Aku semakin bersemangat melihatnya merasakan kenikmatan, kedua tanganku bergerak makin cepat maju mundur mengocok kontolnya. Dia semakin tak terkendali, “kin … aahhgghh… sshh…awas pejuku mau keluarr” teriaknya keras. aku meloncat berdiri begitu dia mengatakan kalimat itu, aku melepaskan remasan tanganku dan berdiri ke sebelahnya, sementara pandangan mataku tetap ke arah kontolnya yang baru kukocok. “Kamu kok lari sih…” bisiknya lirih disisiku. “Tadi katanya pejunya mau keluar mass… kok nggak jadi?” tanyaku polos. Rupanya dia gak mau ngecret karena aku kocok makanya dia bilang
pejunya mau keluar.
Dia meraih tubuhku yang berada di sampingnya dan dipeluknya dengan gemas, aku menggelinjang saat dia merapatkan badannya ke tubuhku sehingga toketku yang bundar montok menekan dadanya yang bidang. Aku merangkulkan kedua lenganku ke lehernya, dan tiba-tiba ia pun mengecup bibirku dengan mesra, kemudian dilumatnya bibirku sampai aku megap-megap kehabisan napas. Terasa kontolnya yang masih full ngaceng itu menekan kuat bagian pusarku, karena memang tubuhnya lebih tinggi dariku. Sementara bibir kami bertautan mesra, jemari tangannya mulai menggerayangi bagian bawah tubuhku, dua detik kemudian jemari kedua tangannya telah berada di atas bulatan kedua belah bokongku. Diremasnya dengan gemas, jemarinya bergerak memutar di bokongku. Aku merintih dan mengerang kecil dalam cumbuannya. Lalu dia merapatkan bagian bawah tubuhnya ke depan sehingga mau tak mau kontolnya yang tetap tegang itu jadi terdesak perutku lalu menghadap ke atas. Aku tak memberontak dan diam saja. Sementara itu dia mulai menggesek-gesekkan kontolnya yang tegang itu di perutku. Namun baru juga 10 detik aku melepaskan ciuman dan pelukannya dan tertawa-tawa kecil, “Kamu apaan sih kok ketawa”, tanyanya heran. “Abisnya… Mas sih,
kan aku geli digesekin kaya gitu”, sahutku sambil terus tertawa kecil. Dia segera merengkuh tubuhku kembali ke dalam pelukannya, dan aku tak menolak saat dia menyuruhku untuk meremas kontolnya seperti tadi. Segera jemari tangan kananku mengusap dan mengelus-elus kontolnya dan sesekali kuremas. Dia menggelinjang nikmat. “aagghh… kin … terus sayang…” bisiknya mesra. Wajah kami saling berdekatan dan aku memandang wajahnya yang sedang meringis menahan rasa nikmat. “Enaak ya mass…” bisikku mesra. Jemari tanganku semakin gemas saja mempermainkan kontolnya bahkan mulai kukocok seperti tadi. Dia melepaskan kecupan dan pelukanku. “Gerah nih sayang, aku buka baju dulu yaah sayang”, katanya sambil terus mencopot kancing kemejanya satu persatu lalu dilemparkan sekenanya ke samping.
Kini dia benar-benar polos dan telanjang bulat di hadapanku. Aku masih tetap
mengocok kontolnya maju mundur. “Sayang… kau suka yaa sama kontolku”, katanya. Sambil tetap mengocok kontolnya aku menjawab dengan polos. “suka sih Mas… habis kontol Mas lucu juga, keras banget Mas kayak kayu”, ujarku tanpa malu-malu lagi. “Lucu apanya sih?” tanyanya. Aku memandangnya sambil tersenyum “pokoknya lucu saja”, bisikku lirih tanpa penjelasan. “Gitu yaa… kalau memek kamu seperti apa yaa… aku pengen liat dong”, katanya. Aku mendelik sambil melepaskan tanganku dari kontolnya.
“Mas jorok ahh…” sahutku malu-malu. “Ayo, aku sudah kepengen ngerasain nih… aku buka ya celana kamu”, katanya lagi. Dan dengan cepat dia berjongkok di depanku, kedua tangannya meraih pinggulku dan didekatkan ke arahnya. Pada mulanya aku agak memberontak dan menolak tangannya namun begitu aku memandang wajahnya yang tersenyum padaku akhirnya aku hanya pasrah dan mandah saat jemari kedua tangannya mulai gerilya mencari ritsluiting celana ketatku yang berwarna putih itu.
Mukanya persis di depan selangkanganku sehingga dia dapat melihat gundukan bukit memekku dari balik celana ketatku. Dia semakin tak sabar, dan begitu menemukan ritsluitingku segera ditariknya ke bawah sampai terbuka, kebetulan aku tak memakai sabuk sehingga dengan mudah dia meloloskan dan memplorotkan celanaku sampai ke bawah. Sementara pandangannya tak pernah lepas dari selangkanganku, dan kini terpampanglah di depannya CDku yang berwarna putih bersih itu tampak sedikit menonjol di tengahnya. Terlihat dari CDku yang cukup tipis itu ada warna kehitaman,
jembutku. Waahh… dia memandang ke atas dan aku menatapnya sambil tetap
tersenyum. “Aku buka ya.. CDnya”, tanyanya. Aku hanya menganggukan kepala perlahan. Dengan gemetar jemari kedua tangannya kembali merayap ke atas menelusuri dari kedua betisku terus ke atas sampai kedua belah paha, dia mengusap perlahan dan mulai meremas. “Oooh…Masss” aku merintih kecil. kemudian jemari kedua tangannya merayap ke belakang kebelahan bokongku yang bulat. Dia meremas gemas disitu. Ketika jemari tangannya menyentuh tali karet CDku yang bagian atas, sreeet… secepat kilat ditariknya ke bawah CDku itu dengan gemas dan kini terpampanglah sudah daerah ‘forbidden’ ku.
Menggembung membentuk seperti sebuah gundukan bukit kecil mulai dari bawah pusarku sampai ke bawah di antara kedua belah pangkal pahaku, sementara di bagian tengah gundukan bukit memekku terbelah membentuk sebuah bibir tebal yang mengarah ke bawah dan masih tertutup rapat menutupi celah liang memekku. Dan di sekitar situ ada jembut yang cukup lebat. “Oohh.. kin, indahnya…” Hanya kalimat itu yang sanggup diucapkan saat itu. Dia mendongak ketika aku sedang membuka baju kaosku, setelah melemparkan kaos sekenanya kedua tanganku lalu menekuk ke belakang punggungnya hendak membuka braku dan tesss… bra itupun terlepas jatuh di
mukanya. Selanjutnya aku melepas juga celana dan CDku yang masih tersangkut di mata kakiku, lalu sambil tetap berdiri di depannya, aku tersenyum manis kepadanya, walaupun wajahku sedikit memerah karena malu. Toketku berbentuk bulat seperti buah apel, besarnya kira-kira sebesar dua kali bola tenis, warnanya putih bersih hanya pentil kecilnya saja yang tampak berwarna merah muda kecoklatan. “kamu cantik sekali sayang”, bisiknya lirih. Aku mengulurkan kedua tanganku kepadanya mengajaknya berdiri lagi. “Mass… aku sudah siap, aku sayang sama Mas, aku akan serahkan
semuanya seperti yang Mas inginkan”, bisikku mesra. Dia merangkul tubuhku yang telanjang. Badanku seperti kesetrum saat kulitku menyentuh kulit nya, kedua toketku yang bulat menekan lembut dadanya yang bidang. Jemari tangannya tergetar saat mengusap punggungku yang telanjang, “Aahh.. kin kita ng***** di kamar yuk, aku sudah kepingin ngen tot sayang”, bisiknya tanpa malu-malu lagi. Aku hanya tersenyum dalam pelukannya. “Terserah Mas saja, mau ng*****nya dimana”, sahutku mesra.
Dengan penuh nafsu dia segera meraih tubuhku dan digendongnya ke dalam kamar. Direbahkannya tubuhku yang telanjang bulat itu di atas kasur busa di dalam kamar tengah, tempat tidur itu tak terlalu besar, untuk 2 orang pun harus berdempetan. Suasana dalam kamar kelihatan gelap karena semua gorden tertutup, gorden yang berada dalam kamar ini sama sekali tidak menghadap ke jalan umum namun menghadap ke kebun di belakang. Dia segera membuka gorden agar sinar matahari sore dapat masuk, dan benar saja begitu disibakkan sinar matahari dari arah barat langsung menerangi seluruh isi kamar. Dia memandangi tubuhku yang telanjang bulat di ranjang. Segera dia menaiki ranjang, aku memandangnya sambil tersenyum. Dia
merayap ke atas tubuhku yang bugil dan menindihnya, sepertinya dia sudah tak sabar ingin segera memasuki memekku. “Buka pahamu sayang, aku ingin mengen totimu sekarang”, bisiknya bernafsu. “Mass…” aku hanya melenguh pasrah saat dia setengah menindih tubuhku dan kontolku yang tegang itu mulai menusuk celah memekku, tangannya tergetar saat membimbing kontolnya mengelus memekku lalu menelusup di antara kedua bibir memekku. “Sayang, aku masukkan yaah… kalau sakit bilang sayang.. kamu kan masih perawan.” “Pelan-pelan Mas”, bisikku pasrah. Lalu dengan jemari tangan kanannya diarahkannya kepala kontolnya ke memekku. Aku memeluk
pinggangnya mesra, sementara dia mencari liang memekku di antara belahan bukit memekku. Dia mencoba untuk menelusup celah bibir memekku bagian atas namun setelah ditekan ternyata jalan buntu. “Agak ke bawah Mas, aahh kurang ke bawah lagi Mas… mm.. yah tekan di situ Mas… aawww pelan-pelan Mas sakiiit”, aku memekik kecil dan menggeliat kesakitan. Akhirnya dia berhasil menemukan celah memekku itu setelah aku menuntunnya, diapun mulai menekan ke bawah, kepala kontolnya dipaksanya untuk menelusup ke dalam liang memekku yang sempit. Dia mengecup bibir ku sekilas lalu berkonsentrasi kembali untuk segera dapat membenamkan kontolnya seluruhnya ke dalam liang memekku. Aku mulai merintih dan memekik-mekik kecil ketika kepala kontolnya yang besar mulai berhasil menerobos liang memekku yang sangat-sangat sempit sekali. “Tahan sayang…aku masukkan lagi, sempit sekali
sayang aahh”, erangnya mulai merasakan kenikmatan dan kurasakan kepala kontolnya berhasil masuk dan terjepit ketat sekali dalam liang memekku. “aawwww…. masss sakiit…” teriakku memelas, tubuhku menggeliat kesakitan. Dia berusaha menentramkan aku sambil mengecup mesra bibirku dan dilumat dengan perlahan. Lalu, “tahan sayang, baru kepalanya yang masuk sayang, aku tekan lagi yaah”, bisiknya.
Tiba2 dia mencabut kembali kontolnya yang baru masuk kepalanya saja itu dengan perlahan. “Ah… sayang, aku masukin nanti saja deh, liang memekmu masih sangat sempit dan kering sayang.” “memekku sakit Mas”, erangku lirih. “Yahh… aku tahu sayang kamu kan masih perawan, kita bercumbu dulu sayang, aku kepingin melihat kamu nyampe”, bisiknya bernafsu. Segera dia merebahkan badannya di atas tubuhku dan dipeluknya dengan kasih sayang, “kin … hh.. bagaimana perasaanmu sayang”, bisiknya mesra. Aku memandangnya dan tertawa renyah. “mm… aku bahagia sekali bersama Mas seperti ini, rasanya nikmat ya Mas berpelukan sambil telanjang kaya gini”, ujarku polos. “Iyaa sayang, anggaplah aku suamimu saat ini sayang”, bisiknya
nakal. “Iih.. Mas, Mas cumbui isterimu dong, beri istrimu kenik…mmbhh”, belum sempat aku selesai ngomong, dia sudah melumat bibirku. Aku membalas ciumannya dan melumat bibirnya dengan mesra.Dia menjulurkan lidahnya ke dalam mulutku dan aku langsung mengulumnya hangat, begitu sebaliknya. Jemari tangan kirinya merayap ke bawah menelusuri sambil mengusap tubuhku mulai pundak terus ke bawah sampai ke pinggul dan diremasnya dengan gemas. Ketika tangannya bergerak kebelakang ke bulatan bokongku, dia mulai menggoyangkan seluruh badannya menggesek tubuhku yang bugil terutama pada bagian selangkangan dimana kontolnya yang sedang tegang-tegangnya menekan gundukan bukit memekku. Dia menggerakkan pinggulnya secara
memutar sambil menggesek-gesekkan batang kontolnya di permukaan bibir memekku sambil sesekali ditekan-tekan. Aku ikut-ikutan menggelinjang kegelian, beberapa kali kepala kontolnya yang tegang salah sasaran memasuki belahan bibir memekku seolah akan menembus liang memekku lagi. Aku hanya merintih kesakitan dan memekik kecil, “Aawwww… Mas saakiit”, erangku. “Aahh.. kin … memekmu empuk sekali sayang, ssshh”, dia melenguh keenakan.
Beberapa menit kemudian setelah kami puas bercumbu bibir, dia menggeser tubuhnya kebawah sampai mukanya tepat berada di atas kedua bulatan toketku, kini ganti perutnya yang menekan memekku. Jemari kedua tangannya secara bersamaan mulai menggerayangi gunung “Fujiyama” milikku, dia mulai menggesekkan ujung-ujung jemarinya mulai dari bawah toketku di atas perut terus menuju gumpalan kedua toketku yang kenyal dan montok. Aku merintih dan menggelinjang antara geli dan nikmat. “Mass, geli”, erangku lirih. Beberapa saat dia mempermainkan kedua pentilku yang kemerahan dengan ujung jemarinya. Aku menggelinjang lagi, dipuntirnya sedikit pentilku dengan lembut. ” Mas…” aku semakin mendesah tak karuan. Secara bersamaan
akhirnya dia meremas-remas gemas kedua toketku dengan sepenuh nafsu. “Aawww…Mas”, aku mengerang dan kedua tanganku memegangi kain sprei dengan kuat. Dia semakin menggila tak puas meremas lalu mulutnya mulai menjilati kedua toketku secara bergantian. Lidahnya menjilati seluruh permukaan toketku itu sampai basah, mulai dari toket yang kiri lalu berpindah ke toket yang kanan, digigit-gigitnya pentilku secara bergantian sambil diremas-remas dengan gemas sampai aku berteriak-teriak kesakitan. Lima menit kemudian lidahnya bukan saja menjilati kini mulutnya mulai beraksi menghisap kedua pentilku sekuat-kuatnya. Dia tak peduli aku menjerit dan
menggeliat kesana-kemari, sesekali kedua jemari tanganku memegang dan meremasi rambutnya, sementara kedua tangannya tetap mencengkeram dan meremasi kedua toketku bergantian sambil menghisap-hisap pentilnya. Bibir dan lidahnya dengan sangat rakus mengecup, mengulum dan menghisap kedua toketku. Di dalam mulutnya pentilku dipilin dengan lidahnya sambil terus dihisap. Aku hanya bisa mendesis, mengerang, dan beberapa kali memekik kuat ketika giginya menggigiti pentilku dengan gemas, hingga tak heran kalau di beberapa tempat di kedua bulatan toketku itu nampak berwarna kemerahan bekas hisapan dan garis-garis kecil bekas gigitannya.
Cukup lama dia mengemut toketku, setelah itu bibir dan lidahnya kini merayap menurun ke bawah. Ketika lidahnya bermain di atas pusarku, aku mulai mengerang-erang kecil keenakan, dia mengecup dan membasahi seluruh perutku. Ketika dia bergeser ke bawah lagi dengan cepat lidah dan bibirnya telah berada di atas gundukan bukit memekku. “Buka pahamu kin..” teriaknya tak sabar, posisi pahaku yang kurang membuka itu membuatnya kurang leluasa untuk mencumbu memekku itu. “Oooh… masss”, aku hanya merintih lirih. Dia membetulkan posisinya di atas selangkangan ku. Aku membuka ke dua belah pahaku lebar-lebar, aku sudah sangat terangsang sekali. Kedua tanganku masih tetap memegangi kain sprei, aku kelihatan tegang sekali. “Sayang… jangan tegang begitu dong sayang”, katanya mesra.
“Lampiaskan saja perasaanmu, jangan takut kalau kinal merasa nikmat, teriak saja sayang biar puass….” katanya selanjutnya. Sambil memejamkan mata aku berkata lirih. “Iya mass eenaak sih mass”, kataku polos. Dia memandangi memekku yang sudah ditumbuhi jembut namun kulit dimemekku dan sekitarnya itu tidak tampak keriput sedikitpun, masih kelihatan halus dan kencang. Bibir memekku kelihatan gemuk dan padat berwarna putih sedikit kecoklatan, sedangkan celah sempit yang berada di
antara kedua bibir memekku itu tertutup rapat. “MAs… ngapain sih kok ngelamun, bau yaa Mas?” tanyaku sambil tersenyum. Wajahku sedikit kusut dan berkeringat.”abisnya memekmu lucu sih, bau lagi”, balasnya nakal. “Iiihh… jahat”, Belum habis berkata begitu aku memegang kepalanya dan mengucek-ucek rambutnya. Dia tertawa geli.
Selanjutnya aku menekan kepalanya ke bawah, sontak mukanya terutama hidung dan bibirnya langsung nyosor menekan memekku, hidungnya menyelip di antara kedua bibir memekku. Bibirnya mengecup bagian bawah bibir memekku dengan bernafsu, sementara jemari kedua tangannya merayap ke balik pahaku dan meremas bokongku yang bundar dengan gemas. Dia mulai mencumbui bibir memekku yang tebal itu secara bergantian seperti kalau dia mencium bibirku. Puas mengecup dan mengulum bibir bagian atas, dia berpindah untuk mengecup dan mengulum bibir memekku bagian bawah. Karena ulahnya aku sampai menjerit-jerit karena nikmatnya, tubuhku menggeliat hebat dan terkadang meregang kencang, beberapa kali kedua pahaku sampai menjepit kepalanya yang lagi asyik masyuk bercumbu dengan bibir memekku. Dia memegangi kedua belah bokongku yang sudah berkeringat agar tidak bergerak terlalu banyak, sepertinya dia tak rela melepaskan pagutan bibirnya pada bibir memekku. aku mengerang-erang dan tak jarang memekik cukup kuat saking nikmatnya. Kedua tanganku meremasi rambutnya sampai kacau, sambil menggoyang-goyangkan pinggulku. Kadang pantat kunaikkan sambil mengejan nikmat atau kadang kugoyangkan memutar seirama dengan jilatan lidahnya pada seluruh permukaan memekku. aku berteriak makin keras, dan terkadang seperti orang menangis saking
tak kuatnya menahan kenikmatan yang diciptakannya pada memekku. Tubuhku menggeliat hebat, kepalaku bergerak ke kiri dan ke kanan dengan cepat, sambil mengerang tak karuan. Dia semakin bersemangat melihat tingkahku, mulutnya semakin buas, dengan nafas setengah memburu disibakkannya bibir memekku dengan jemari tangan kanannya, terlihat daging berwarna merah muda yang basah oleh air liurnya bercampur dengan cairan lendirku, agak sebelah bawah terlihat celah liang memekku yang amat sangat kecil dan berwarna kemerahan pula. Dia mencoba untuk membuka bibir memekku agak lebar, namun aku memekik kecil karena sakit. “aawww mass..
sakiit”, pekikku kesakitan. “maaf sayang, sakit yaa…” bisiknya khawatir. Dia mengusap dengan lembut bibir memekku agar sakitnya hilang, sebentar kemudian lalu disibakkan kembali pelan-pelan bibir memekku, celah merahnya kembali terlihat, agak ke atas dari liang memekku yang sempit itu ada tonjolan daging kecil sebesar kacang hijau yang juga berwarna kemerahan, inilah itil, bagian paling sensitif dari memek wanita. Lalu secepat kilat dengan rakus lidahnya dijulurkan sekuatnya keluar dan mulai menyentil-nyentil daging itilku. Aku memekik sangat keras sambil menyentak-nyentakkan kedua kakiku ke bawah. Aku mengejang hebat, pinggulku bergerak liar dan kaku, sehingga
jilatannya pada itilku jadi luput. Dengan gemas dia memegang kuat-kuat kedua belah pahaku lalu kembali menempelkan bibir dan hidungnya di atas celah kedua bibir memekku, dia menjulurkan lidahnya keluar sepanjang mungkin lalu ditelusupkannya lidahnya menembus jepitan bibir memekku dan kembali menyentil nikmat itilku dan, aku memekik tertahan dan tubuhku kembali mengejan sambil menghentak-hentakkan kedua kakiku, pantat ku angkat ke atas sehingga lidahnya memasuki celah bibir memekku lebih dalam dan menyentil-nyentil itilku. Begitu singkat karena tak sampai 1 menit aku
terisak menangis dan ada semburan lemah dari dalam liang memekku berupa cairan hangat agak kental banyak sekali. Dia masih menyentil itilku beberapa saat sampai tubuhku terkulai lemah dan akhirnya pantatku pun jatuh kembali ke kasur. Aku melenguh panjang pendek meresapi kenikmatan yang baru kurasakan, sementara dia masih menyedot sisa-sisa lendir yang keluar ketika aku nyampe. Seluruh selangkanganku tampak basah penuh air liur bercampur lendir yang kental. Dia menjilati seluruh permukaan memekku sampai agak kering, “Sayaang… puas kan…” bisiknya lembut namun aku sama sekali tak menjawab, mataku terpejam rapat namun mulutku tersenyum bahagia. “Giliranku sayang, aku mau masuk nih… tahan sakitnya sayang”,
bisiknya lagi tanpa menunggu jawabannya.
Dia segera bangkit dan duduk setengah berlutut di atas tubuhku yang telanjang berkeringat. Toketku penuh lukisan hasil karyanya. Dengan agak kasar dia menarik kakiku ke atas dan ditumpangkannya kedua pahaku pada pangkal pahanya sehingga kini selangkanganku menjadi terbuka lebar. Dia menarik bokongku ke arahnya sehingga kontolnya langsung menempel di atas memekku yang masih basah. Dia mengusap-usapkan kepala kontolnya pada kedua belah bibir memekku dan lalu beberapa saat kemudian dengan nakal kontolnya ditepuk-tepukkan dengan gemas ke memekku. Aku menggeliat manja dan tertawa kecil, “Mas… iiih.. gelii.. aah”, jeritku manja. “Sayaang, kontolku mau masuk nih… tahan yaa sakitnya”, bisiknya nakal penuh nafsu. “Iiihh… jangan kasar ya mass… pelan-pelan saja masukinnya, aku takut sakiit”, sahutku polos penuh kepasrahan. Sedikit disibakkannya bibir memekku dengan jemari kirinya, lalu diarahkannya kepala kontolnya yang besar ke liang memekku yang sempit. Dia mulai menekan dan aku pun meringis, dia tekan lagi… akhirnya perlahan-lahan mili
demi mili liang memekku itu membesar dan mulai menerima kehadiran kepala
kontolnya. Aku menggigit bibir. Dia melepaskan jemari tangannya dari bibir memekku dan plekk… bibir memekku langsung menjepit nikmat kepala kontolnya. “Tahan sayang…” bisiknya bernafsu. Aku hanya mengangguk pelan, mata lalu kupejamkan rapat-rapat dan kedua tanganku kembali memegangi kain sprei. Dia agak membungkukkan badannya ke depan agar pantatnya bisa lebih leluasa untuk menekan ke bawah. Dia memajukan pinggulnya dan akhirnya kepala kontolnya mulai tenggelam di dalam liang memekku. Dia kembali menekan, dan aku mulai menjerit kesakitan. Dia tak peduli, mili demi mili kontolnya secara pasti terus melesak ke dalam liang memekku dan tiba-tiba setelah masuk sekitar 4 centi seperti ada selaput lunak yang menghalangi kepala kontolnya untuk terus masuk, dia terus menekan dan aku melengking keras sekali lalu menangis terisak-isak. selaput daraku robek. Dia terus menekan kontolnya, ngotot terus memaksa memasuki liang memekku yang luar biasa sempit itu. Dia memegang pinggulku, dan ditariknya kearahnya kontolnya masuk makin ke dalam, Aku terus menangis terisak-isak kesakitan, sementara dia sendiri malah merem melek keenakan. Dan dia menghentak keras ke bawah, dengan cepat kontolnya mendesak
masuk liang memekku. dia mengerang nikmat. Dihentakkan lagi pantatnya ke bawah dan akhirnya kontolnya secara sempurna telah tenggelam sampai kandas terjepit di antara bibir memekku. dia berteriak keras saking nikmatnya, matanya mendelik menahan jepitan ketat memekku yang luar biasa. Sementara aku hanya memekik kecil lalu memandangnya sayu. “Mass… aku sudah nggak perawan lagi sekarang”, bisikku lirih. Kami sama-sama tersenyum.
Direbahkannya badannya di atas tubuhku yang telanjang, aku memeluknya penuh kasih sayang, toketku kembali menekan dadanya. Memekku menjepit meremas kuat kontolnya yang sudah amblas semuanya. Kami saling berpandangan mesra,dia mengusap mesra wajahku yang masih menahan sakit
menerima tusukan kontolnya. “Mas… bagaimana rasanya”, bisikku mulai mesra
kembali, walaupun sesekali kadang aku menggigit bibir menahan sakit. “Enaak
sayang.. dan nikmaat… oouhh aku nggak bisa mengungkapkannya dengan kata-kata sayang… selangit pokoknya”, bisiknya. “MAs, bagaimana kalau aku sampai hamil?” bisikku sambil tetap tersenyum.”Oke…nanti setelah ng***** kita cari obat di apotik, obat anti hamil”, bisiknya gemas. “Iihh… nakal…” sahutku sambil kembali mencubit pipinya. “Biariin…” “Maasss…” aku agak berteriak. “Apaan sih…” tanyanya kaget. Lalu sambil agak bersemu merah dipipi aku berkata lirih. “dienjot dong…” bisikku hampir tak terdengar.
“Iiih kamu kebanyakan nonton film porno, kan memeknya masih sakiit”, jawabnya. “Pokoknya, dienjot dong Mas…” sahutku manja. Dia mencium bibirku dengan bernafsu, dan akupun membalas dengan tak kalah bernafsu. Kami saling berpagutan lama sekali, lalu sambil tetap begitu dia mulai menggoyang pinggul naik turun. kontolnya mulai menggesek liang memekku dengan kasar, pinggulnya menghunjam-hunjam dengan cepat mengeluar masukkan kontolnya yang tegang. Aku memeluk punggungnya dengan kuat, ujung jemari tanganku menekan punggungnya dengan keras. Kukuku terasa
menembus kulitnya. Tapi dia tak peduli, dia sedang meng*****i dan menikmati tubuhku. Aku merintih dan memekik kesakitan dalam cumbuannya. Beberapa kali aku sempat menggigit bibirnya, namun itupun dia tak peduli. Dia hanya merasakan betapa liang memekku yang hangat dan lembut itu menjepit sangat ketat kontolnya. Ketika ditarik keluar terasa daging memekku seolah mencengkeram kuat kontolnya, sehingga terasa ikut keluar. Aku melepaskan ciumannya dan mencubit pinggangnya. “Awww… aduuh Mass… sakit … . ngilu Mas” aku berteriak kesakitan. “Maaf sayang… aku mainnya kasar yaah? aku nggak tahan lagi sayang aahhgghghh”, bisiknya. “pejuku mau keluar, desahnya sambil menyemprotkan peju yang banyak di liang memekku. Kami pun berpelukan puas atas kejadian tersebut. Dan tanpa terasa kami ketiduran sambil berpelukan telanjang bulat karena kecapaian dalam permainan tadi.
Kami tidur dua jam lamanya lalu kami berdua mandi bersama. Di dalam kamar mandi kami saling membersihkan dan berciuman. Dia minta aku jongkok. Dia mengajariku untuk menjilati serta mengulum kontolnya yang sudah tegak berdiri. Kontolnya kukulum sambil mengocoknya pelan-pelan naik turun. “Enak banget yang, kamu cepet ya belajarnya. Terus diemut yang”, erangnya. Kemudian giliran dia, aku disuruhnya berdiri sambil kaki satunya ditumpangkan di bibir bathtub agar siap mendapat serangan oralnya. Dia menyerang selangkanganku dengan lidah yang menari-nari kesana kemari pada itilku sehingga aku mengerang sambil memegang kepalanya untuk menenggelamkannya lebih dalam ke memekku. Dia tahu apa yang kumau, lalu
dijulurkannya lidahnya lebih dalam ke memekku sambil mengorek-korek itilku dengan jari manisnya. Semakin hebat rangsangan yang aku rasakan sampai aku nyampe, dengan derasnya lendirku keluar tanpa bisa dibendung. Dia menjilati dan menelan semua lendirku itu tanpa merasa jijik. “Mas, nikmat banget deh, aku sampe lemes”, kataku. “Ya udah kamu istirahat aja, aku mau ngangetin makanan dulu ya”, katanya. .Aku berbaring di ranjang, ngantuk sampe ketiduran lagi.
DIa membangunkanku dan mengajakku makan nasi padang yang sudah disiapkannya. “kin, malem ini kita tidur disini aja ya, aku masih pengen ngerasain peretnya memekmu lagi. Kamu mau kan kita ngen tot lagi”, katanya sambil membelai pipiku. “Aku nurut aja apa yang mas mau, aku kan udah punyanya mas”, jawabku pasrah. Sehabis makan langsung Aku dibawanya lagi keranjang, dan direbahkan. Kami langsung berpagutan lagi, aku sangat bernapsu meladeni ciumannya. Dia mencium bibirku, kemudian lidahnya menjalar menuju ke toketku dan dikulumnya pentilku. Terus menuju keperut dan dia menjilati pusarku hingga aku menggelepar menerima rangsangan itu yang terasa nikmat. “Mas enak sekali..” nafasku terengah2. Lumatannya terus dilanjutkannya pada itilku. Itilku dijilatinya, dikulum2, sehingga aku semakin terangsang hebat. Pantatku kuangkat supaya lebih dekat lagi kemulutnya. Diapun merespons hal itu dengan memainkan lidahnya ke dalam memekku yang sudah dibukanya sedikit dengan jari. Ketika responsku sudah hampir mencapai puncak, dia menghentikannya. Dia ganti dengan posisi 6. Dia telentang dan minta aku telungkup diatas tubuhnya tapi kepalaku ke arah kontolnya. Dia minta aku untuk kembali menjilati kepala kontolnya lalu
mengulum kontolnya keluar masuk mulutku dari atas. Setelah aku lancar melakukannya, dia menjilati memek dan itilku lagi dari bawah. Selang beberapa lama kami melakukan pemanasan maka dia berinisiatif untuk menancapkan kontolnya di memekku.
Aku ditelentangkannya, pahaku dikangkangkannya, pantatku diganjal dengan bantal. “buat apa mas, kok diganjel bantal segala”, tanyaku. “biar masuknya dalem banget yang, nanti kamu juga ngerasa enaknya”, jawabnya sambil menelungkup diatasku. Kontolnya digesek2kan di memekku yang sudah banyak lendirnya lagi karena itilku dijilati barusan. “Ayo Mas cepat, aku sudah tidak tahan lagi” pintaku dengan bernafsu. “Wah kamu sudah napsu ya kin, aku suka kalo kita ngen tot setelah kamu napsu banget sehingga gak sakit ketika kontolku masuk ke memek kamu”, jawabnya. Dengan pelan tapi pasti dia masukan kontolnya ke memekku. “Pelan2 ya mas, biar gak sakit”, lenguhku sambil merasakan kontolnya yang besar menerobos memekku yang masih
sempit. Dia terus menekan2 kontolnya dengan pelan sehingga akhirnya masuk semua. Lalu dia tarik pelan-pelan juga dan dimasukkan lagi sampai mendalam, terasa kontolnya nancep dalem sekali. “Mas enjot yang cepat, Mas, aku udah mau nyampe ach.. Uch.. Enak Mas, lebih enak katimbang dijilat mas tadi”, lenguhku. “Aku juga mau keluar, yang”, jawabnya. Dengan hitungan detik kami berdua nyampe bersama sambil merapatkan pelukan, terasa memekku berkedutan meremes2 kontolnya. Lemas dan capai kami berbaring sebentar untuk memulihkan tenaga.
Sudah satu jam kami beristirahat, lalu dia minta aku mengemut kontolnya lagi. “Aku belum puas yang, mau lagi, boleh kan?” yanyanya. “Boleh mas, aku juga pengen ngerasain lagi nyampe seperti tadi”, jawabku sambil mulai menjilati kepala kontolnya yang langsung ngaceng dengan kerasnya. Kemudian kepalaku mulai mengangguk2 mengeluar masukkan kontolnya dimulutku. Dia mengerang kenikmatan, “Enak banget kin emutanmu. Tadi memekmu juga ngempot kontolku ketika kamu nyampe. Nikmat banget deh malam ini, boleh diulang ya sayang kapan2″. Aku diam tidak menjawab
karena ada kontolnya dalam mulutku. “kin, aku udah mau ngecret nih, aku masukkin lagi ya ke memek kamu”, katanya sambil minta aku nungging. “MAu ngapain mas, kok aku disuru nungging segala”, jawabku tidak mengerti. “udah kamu nungging aja, mas mau ngen totin kamu dari belakang”, jawabnya. Sambil nungging aku bertanya lagi, “Mau dimasukkin di pantat ya mas, aku gak mau ah”. “Ya gak lah yang, ngapain di pantat, di memek kamu udah nikmat banget kok”, jawabnya. dengan pelan diumasukkannya kontolnya ke memekku, ditekan2nya sampe amblas semua, terasa kontolnya masuk dalem sekali, seperti tadi ketika pantatku diganjel bantal. Kontolnya mulai dikeluarmasukkan dengan irama lembut. Tanpa sadar aku mengikuti iramanya
dengan menggoyangkan pantatku. Tangan kirinya menjalar ke toketku dan diremas-remas kecil, sambil mulai memompa dengan semakin cepat. Aku mulai merasakan nikmatnya dien tot, sakit sudah tidak terasa lagi. “Mas, aku udah ngerasa enaknya dien tot, terus yang cepet ngenjotnya mas, rasanya aku udah mau nyampe lagi”, erangku. Dia tidak menjawab, enjotan kontolnya makin lama makin cepet dan keras, nikmat banget deh rasanya. Akhirnya dengan satu enjotan yang keras dia melenguh, “kin aku ngecret, aah”, erangnya. “Mas, aku nyampe juga mas, ssh”, bersamaan dengan ngecretnya pejunya aku juga nyampe.Kembali aku terkapar kelelahan.
Ketika aku terbangun, hari udah terang. Aku nggeletak telanjang bulat di ranjang dengan Satu kaki terbujur lurus dan yang sebelah lagi menekuk setengah terbuka mengangkang. Dia yang sudah bangun lebih dulu, menaiki ranjang dan menjatuhkan dadanya diantara kedua belah paha ku. Lalu dengan gemas, diciumnya pusarku. ” Mass, geli!” aku menggeliat manja. Dia tersenyum sambil terus saja menciumi pusarku berulang2 hingga aku menggelinjang beberapa kali. Dengan menggunakan ke2 siku dan lututnya ia merangkak sehingga wajahnya terbenam diantara ke2 toketku. Lidahnya
sedikut menjulur ketika dia mengecup pentilku sebelah kiri, kemudian pindah ke pentil kanan. Diulangnya beberapa kali, kemudian dia berhenti melakukan jilatannya. Tangan kirinya bergerak keatas sambil meremes dengan lembut toketku. Remasannya membuat pentilku makin mengeras, dengan cepat dikecupnya pentilku dan dikulum2nyasambil mengusap punggungku dengan tangan kanannya. “Kamu cantik sekali,” katanya sambil mendekatkan wajahnya ke wajahku. Aku hanya tersenyum, aku senang mendengar pujiannya. Kurangkul lehernya, kemudian kucium bibirnya. Lidahnya yang nyelip masuk mulutku kuhisap2. Aku segera meraba kontolnya lagi, kugenggam
dan kugesek2kan ke memekku yang mulai berlendir. Lendir memekku melumuri kepala kontolnya, kontolnya menjadi makin keras. Urat2 berwarna hijau di kulit batang kontolnya makin membengkak. Dia menekan pinggulnya sehingga kepala kontolnya nyelip di bibir memekku. Terasa bibir memekku menjepit kontolnya yang besar itu. Dia menciumi leherku, dadanya direndahkan sehingga menekan toketku. “Oh…mas”, lenguhku ketika ia menciumi telingaku. “Kakimu dibelitkan di pinggangku kin”, pintanya sambil terus mencium bibirku. Tangan kirinya terus meremas toketku sedang tangan
satunya mengelus pahaku yang sudah kulingkarkan di pinggangnya. Lalu dia
mendorong kontolnya lebih dalam. Sesak rasanya memekku. Pelan2 dia menarik
sedikit kontolnya, kemudian didorongnya. Hal ini dia lakukan beberapa kali sehingga lendir memekku makin banyak keluarnya, mengolesi kepala kontolnya. Sambil menghembuskan napas, dia menekan lagi kontolnya masuk lebih dalam. Dia menahan gerakan pinggulnya ketika melihat aku meringis. “Sakit yang”, tanyanya. “Tahan sedikit ya”. Dia kembali menarik kontolnya hingga tinggal kepalanya yang terselip di bibir luar memekku, lalu didorongnya kembali pelan2. Dia terus mengamati wajahku, aku setengah memejamkan mata tapi sudah tidak merasa sakit. “kin, nanti dorong pinggul
kamu keatas ya”, katanya sambil menarik kembali kontolnya. Dia mencium bibirku dengan lahap dan mendorong kontolnya masuk kontolnya. Pentilku diremesnya dengan jempol dan telunjuknya. Aku tersentak karena enjotan kontolnya dan secara reflex aku mendorong pinggulku ke atas sehingga kontolnya nancap lebih dalam. Aku menghisap lidahnya yang dijulurkan masuk ke mulutku. Sementara itu dia terus menekan kontolnya masuk lebih dalam lagi. Dia menahan gerakan pinggulnya, rambutku dibelai2nya dan terus mengecup bibirku. Kontolnya kembali ditariknya keluar lagi dan dibenamkan lagi pelan2, begitu dilakukannya beberapa kali sehingga seluruh kontolnya sudah nancap di memekku. Aku merangkul lehernya dan kakiku makin erat membelit pinggangnya.”Akh mas”, lenguhku ketika terasa kontolnya sudah masuk semua, terasa memekku berdenyut meremes2 kontolnya. “Masih sakit kin”, tanyanya. “Enak mas”, jawabku sambil mencakari punggungnya, terasa biji pelernya memukul2 pantatku. Dia mulai mengenjotkan kontolnya keluar masuk memekku. Entah bagaimana dia mengenjotkan kontolnya, itilku tergesek kontolnya ketika dia mengenjotkan kontolnya masuk. Aku menjadi terengah2 karena nikmatnya. Dia juga mendesah setiap kali mendorong
kontolnya masuk semua, “kin, memekmu peret sekali, terasa lagi empotannya, enak banget sayang ng***** dengan kamu”.Tangannya menyusup ke punggungku sambil terus mengenjotkan kontolnya. Terasa bibir memekku ikut terbenam setiap kali kontolnya dienjot masuk. “Mas”, erangku. Terdengar bunyi “plak” setiap kali dia menghunjamkan kontolnya. Bunyi itu berasal dari beradunya pangkal pahanya dengan pangkal pahaku karena aku mengangkat pinggulku setiap dia mengenjot kontolnya masuk. “kin, aku udah mau ngecrot”, erangnya lagi. Dia menghunjamkan kontolnya dalam2 di memekku dan terasalah pejunya nyembur2 di dalam memekku. Bersamaan dengan itu, “Mas, aku nyampe juga mas”, aku mengejang karena ikutan nyampe. Nikmat banget bersama dia, walaupun perawanku hilang aku tidak nyesel karena ternyata dien tot itu mendatangkan kenikmatan luar biasa. 

tamat
Diberdayakan oleh Blogger.

Followers

Cari Blog Ini