• home
Home » » Sendy Adik tanteku Yang Lugu

Sendy Adik tanteku Yang Lugu

Sudah menjadi cita-citanya sejak kecil untuk bisa duduk di bangku perguruan tinggi. Apalagi kenyataan yang ada di kampungnya, masih dengan mudah dihitung dengan jari orang-orang yang telah duduk di bangku perguruan tinggi. Bukan karena tidak ada kemauan, tetapi dari semua itu dikarenakan kebanyakan dari mereka keluarga yang sangat sederhana dan rata-rata berada digaris kemiskinan. Selain itu jarak antara perguruan tinggi yang ada sangat jauh, sehingga bila ada yang berkeinginan untuk melanjutkan ke perguruan tinggi harus berganti mobil angkot minimal lima kali, itu juga dengan bantuan kendaraan roda dua yaitu ojeg.

Sangat beruntung bagi fahri bisa sampai menyelesaikan pendidikan di bangku SMA. Tapi lepas dari SMA kebingungan menyertainya, karena tidak tahu harus bagaimana lagi setelah menyelesaikan pendidikan SMA. Keinginan untuk melanjutkan ke perguruan tinggi tetap besar. Namun semua itu tentunya sangat berhubungan dengan biaya. Apalagi kalau kuliahnya harus pulang pergi, tentunya biaya akan lebih tinggi dibandingkan dengan biaya kuliahnya. Dengan segala kegelisahan yang ada, akhirnya semuanya diceritakan di hadapan kedua orang tuanya. Mereka dengan penuh bijaksana menerangkan semua kemungkinan yang akan terjadi dari kemungkinan kekurangan uang dengan akan menjual sepetak sawah. Sampai dengan alternatif untuk tinggal di rumah kakak ibunya.

Mendengar antusiasnya kedua orang tuanya, membuat semangat fahri bertambah untuk melanjutkan ke perguruan tinggi. Memang keluarganya bisa dikatakan mapan untuk ukuran orang-orang yang ada di kampung itu. Kedua orang tuanya memiliki beberapa petak sawah dan menjadi salah satu tokoh di kampung itu.

" fahri.." sapa ibunya ketika fahri sedang merapikan beberapa pakaian untuk dibawa ke kota. Ini ada surat dari ayahmu untuk Oom di kota nanti. Sebuah surat yang mungkin penegasan dari ayah fahri untuk menyakinkan bahwa anaknya akan tinggal untuk sementara waktu di rumah Oomnya. Sebetulnya orang tua fahri sudah menelepon Tuan Budiman tetapi karena Tuan Budiman dan fahri sangat jarang sekali bertemu maka orang tua fahri memberikan surat penegasan bahwa anaknya akan tinggal di Bandung, di rumah Oomnya untuk sementara waktu.

Oomnya yang bernama Budiman memang paling kaya dari keluarga ibunya yang terdiri dari empat keluarga. Oomnya yang tinggal di Bandung dan mempunyai beberapa usaha dibidang jasa, percetakan sampai dengan sebuah surat kabar mingguan dan juga bisnis lainnya yang sangat berhasil.

Hubungan antara Oomnya yang bernama Budiman dan kedua orang tua fahri sebetulnya tidak ada masalah, hanya karena kedua orang tua fahri yang sering memberikan nasehat karena kelakuan Oomnya yang sering berganti-ganti istri dan akibat dari berganti-ganti istri itu sehingga anak-anaknya tercecer di mana-mana. Menurut ibu fahri, Oomnya telah berganti istri sampai dengan empat kali dan sekarang ia sedang menduda. Dari keempat istri tersebut Budiman dianugerahi empat anak, dua dari istri yang pertama dan duanya lagi dari istri-istri yang kedua dan ketiga sedang dari istri yang keempat Om Budiman tidak mempunyai anak.

Anak Om Budiman yang paling bungsu di bawah fahri dua tahun dan ia masih SMA di Bandung. Jadi usia Om Budiman kira-kira sekarang berada diatas limapuluh tahun.

Sesampainya di kota Bandung yang begitu banyak aktivitas manusia, fahri langsung masuk ke sebuah kantor yang bertingkat tiga. Kedatangannya ke kantor itu disambut oleh kedua satpam yang menyambutnya dengan ramah. Belakangan diketahui namannya Asep dari papan nama yang dikenakan di bajunya.

"Selamat siang Pak," Tegur fahri kepada salah satu satpam yang ada dua orang.
"Selamat siang Dik, ada yang bisa dibantu," jawab satpam yang bernama Asep.
"Anu Pak, apa Bapak Budiman ada?"
"Bapak Budiman yang mana Dik," tegas satpam Asep, karena melihat suatu keraguan bahwa tidak mungkin bosnya ada bisnis dengan anak kecil yang baru berumur dua puluh tahunan.
"Anu Pak, apa ini PT. Rido," tanya fahri menyusul keraguan satpam. Karena sebetulnya fahri juga belum pernah tahu di mana kantor-kantor Oomnya itu, apalagi bisnis yang digelutinya.
"Iya.. Benar Dik, dan Bapak Budiman itu adalah pemilik perusahaan ini," tegas satpam Asep menjelaskan tentang keberadaan PT.Rido dan siapa pemiliknya.
"Adik ini siapa," tanya satpam kepada fahri, sambil mempersilakan duduk di meja lobby bawah.
"Saya fahri Pak, keponakan dari Bapak Budiman dari desa Gunung Heulang."
"Keponakan," tegas satpam, sambil terus mengangkat telepon menghubungi Pak Dadi kepercayaan Tuan Budiman.

Selang beberapa menit kemudian Pak Dadi datang menghampiri fahri sambil memberikan selamat datang di kota Bandung. " fahri.. Apa masih ingat sama Bapak," kata Pak Dadi sambil duduk seperti teman lama yang baru ketemu.
Mimik fahri jadi bingung karena orang yang datang ini ternyata sudah mengenalnya.
"Maaf Pak, fahri Sudah lupa dengan Bapak," kata fahri sambil terus mengigat-ingat.
Pak Dadi terus menerangkan dirinya, "Saya yang dulu sering mancing bersama Tuan Budiman ketika fahri berumur kurang lebih lima tahun."
fahri jadi bingung, "Wah, Bapak bisa saja.. mana saya ingat Pak, itu kan sudah bertahun-tahun."

Selanjutnya obrolan dengan Pak Dadi yang belakangan ini diketahui selain kepercayaan di kantor, ia juga sebagai tangan kanan Tuan Budiman. Bapak Dadi mengetahui apa pun tentang Tuan Budiman. Kadangkala anak Om Budiman sering minta uang pada Pak Dadi bila ternyata Om Budiman sedang keluar kota. Malah belakangan ini Om Budiman membeli sebuah rumah dan di belakangnya dibuat lagi rumah yang tidak kalah besarnya untuk Pak Dadi dan istrinya sedangkan yang depan dipakai oleh istri mudanya yang kurang lebih baru berumur 35 tahun.

"Aduh Dik fahri, Bapak tadi dapat perintah dari Tuan Budiman bahwa ia tidak dapat menemani Dik fahri karena harus pergi ke Semarang untuk urusan bisnis. Dan saya diperintahkan untuk mencukupi keperluan Dik fahri. Nah, sekarang kamu mau langsung pulang atau kita jalan-jalan dulu," sambung Pak Dadi melihat ekpresi fahri yang sedikit kecewa karena ketakutan akan tempat tinggal. Melihat gelagat itu Pak Dadi langsung berkomentar, "Jangan takut Dik fahri pokoknya kamu tidak akan ada masalah," tegur Pak Dadi sambil menegaskan akan tidur dimana dan akan kuliah dimana, itu semunya telah diaturnya karena mempunyai uang dan uang sangat berkuasa dibidang apapun.

Mendengar itu fahri menjadi tersenyum, sambil melihat-lihat orang yang berlalu lalang di depanya. Kebetulan pada saat itu jam masuk karyawan sudah dimulai. Begitu banyak karyawati yang cantik-cantik ditambah lagi dengan penampilannya yang mengunakan rok mini. Keberadaan fahri sebagai keponakan dari pemilik perusahan itu sudah tersebar dengan cepatnya. Ditambah lagi dengan postur badan fahri yang atletis dan wajah yang gagah membuat para karyawati semakin banyak yang tersenyum bila melewati fahri dan Pak Dadi yang sedang asyik ngobrol.

Mereka tersenyum ketika bertatap wajah dengan fahri dan ia segaja duduk di lobby depan, meskipun tawaran untuk pindah ke lobby tengah terus dilontarkan oleh Pak Dadi karena takut dimarahi oleh Tuan Budiman. Memang tempat lobby itu banyak orang lalu lalang keluar masuk perusahaan, dan semua itu membuat fahri menjadi betah sampai-sampai lupa waktu karena keasyikan cuci mata.

Keasyikan cuci mata terhenti ketika Pak Dadi mengajaknya pulang dengan mengendarai sebuah mobil sedan dengan merek Mesri terbaru, melaju ke sebuah kawasan villa yang terletak di pinggiran kota Bandung. Sebuah pemukiman elit yang terletak di pinggiran Kota Bandung yang berjarak kurang lebih 17 Km dari pusat kota. Sebuah kompleks yang sangat mengah dan dijaga oleh satpam.

Laju mobil terhenti di depan rumah biru yang berlantai dua dengan halaman yang luas dan di belakangnya terdapat satu rumah yang sama megahnya, kolam renang yang cantik menghiasi rumah itu dan sebagai pembatas antara rumah yang sering didiami Om Budiman dan rumah yang didiami Pak Dadi dan Istrinya. Sedangkan pos satpam dan rumah kecil ada di samping pintu masuk yang diisi oleh Mang Ade penjaga rumah dan istrinya Bi Enung yang selalu menyiapkan makanan untuk Nyonya Budiman. Ketika mobil telah berhenti, dengan sigap Mang Ade membawa semua barang-barang yang ada di bagasi mobil. Satu tas penuh dibawa oleh Mang Ade dan itulah barang-barang yang dibawa fahri. Bi Enung membawa ke ruang tamu sambil menyuruhnya duduk untuk bertemu dengan majikannya.

Pak Dadi yang sejak tadi menemaninya, langsung pergi ke rumahnya yang ada di belakang rumah Om Budiman tetapi masih satu pagar dengan rumah Om Budiman. Pak Dadi meninggalkan fahri, sedangkan fahri ditemani oleh Bi Enung menuju ruang tengah. Setelah sendy datang sambil tersenyum menyapa fahri, Bi Enung pun meninggalkan fahri sambil terlebih dahulu menyuruh menyiapkan air minum untuk fahri.

" sen sudah menunggu dari tadi fahri," bisiknya sambil menggenggam tangan fahri tanda mengucapkan selamat datang.

"Sampai-sampai sen ketiduran di sofa", lanjut sendy yang pada waktu itu menggunakan rok mini warna Merah. Wajah sendy yang cantik dengan uraian rambut sebahu menampakkan sifatnya yang ramah dan penuh perhatian.
" sen sudah tahu bahwa fahri akan datang sekarang dan sen juga tahu bahwa Om Budiman tidak dapat menemanimu karena dia sedang sibuk."
Obrolan pun mengalir dengan punuh kekeluargaan, seolah-olah mereka telah lama saling mengenal. sendy dengan penuh antusias menjawab segala pertanyaan fahri. Gerakan-gerakan tubuh sendy yang pada saat itu memakai rok mini dan duduk berhadapan dengan fahri membuat fahri salah tingkah karena celana dalam yang berwarna biru terlihat dengan jelas dan gumpalan-gumpalan bulu hitam terlihat indah dan menantang dari balik CD-nya. Paha yang putih dan pinggulnya yang besar membuat kepala fahri pusing tujuh keliling. Meskipun sendy telah yang berumur Kira-kira 35 tahun tapi kelihatan masih seperti gadis remaja.

"Nah, itu sendy," kata sendy sambil membawa fahri ke ruang tengah. Terlihat gadis dengan seragam sekolah SMP. Memang ruangan tengah rumah itu dekat dengan garasi mobil yang jumlah mobilnya ada empat buah. Sambil tersenyum, sendy memperkenalkan fahri kepada sendy . Mendapat teman baru dalam rumah itu sendy langsung bergembira karena nantinya ada teman untuk ngobrol atau untuk mengerjakan PR-nya bila tidak dapat dikerjakan sendiri. "Nanti Kak fahri tidurnya sama sendy ya Kak." Mendapat pertanyaan itu fahri dibuatnya kaget juga karena yang memberikan penawaran tidur itu gadis yang tingginya hampir sama dengan fahri. Adik kakak yang sama-sama mempunyai badan sangat bangus dan paras yang sangat cantik. Lalu sendy menerangkan kelakuan sendy yang meskipun sudah besar karena badannya yang bongsor padahal baru kelas dua SMP. Mendengar keterangan itu, fahri hanya tersenyum dan sedikit heran dengan postur badannya padahal dalam pikiran fahri, ia sudah menaruh hati pada sendy yang mempunyai wajah yang cantik dam putih bersih itu.

Setelah selesai berkeliling di rumah Om Budiman dengan ditemani oleh sendy, fahri masuk ke kamarnya yang berdekatan dengan kamar sendy. Memang di lantai dua itu ada empat kamar dan tiap kamar terdapat kamar mandi. sendy menempati kamar yang paling depan sedangkan fahri memilih kamar yang paling belakang, sedangkan kamar sendy berhadapan dengan kamar fahri.

Setelah membuka baju yang penuh keringat, fahri melihat-lihat pemandangan belakang rumah. Tanpa sengaja terlihat dengan jelas Pak Dadi sedang memeluk istrinya sambil nonton TV. Tangan kanannya memeluk istrinya yang bermana Astri. Sedangkan tangan kirinya menempel sebatang rokok. Keluarga Pak Dadi dari dulu memang sangat rukun tetapi sampai sekarang belum dikeruniai anak dan menurut salah satu dokter pribadi Om Budiman, Pak Dadi divonis tidak akan mempunyai anak karena di dalam spermanya tidak terdapat bibit yang mampu membuahinya.

Hari-hari selanjutnya fahri semakin kerasan tinggal di rumah Om Budiman karena selain sendy Yang ramah dan seksi, juga kelakuaan sendy yang menggemaskan dan kadang-kadang membuat batang kemaluan fahri berdiri. fahri semakin tahu tentang keadaan sendy yang sebetulnya sangat kesepian. Kenyataan itu ia ketahui ketika ia dan sen nya berbelanja di suatu toko di pusat kota Bandung yang bernama BIP. sendy dengan mesranya menggandeng fahri, tapi fahri tidak risih karena kebiasaan itu sudah dianggap hal wajar apalagi di depan banyak orang. Tapi yang membuat kaget fahri ketika di dalam mobil, sendy mengatakan bahwa ia sebetulnya tidak bahagia secara batin. Mendengar itu fahri kaget setengah mati karena tidak tahu apa yang harus ia katakan. sendy menceritakan bahwa Om Budiman sekarang itu sudah loyo saat bercinta dengannya.

fahri tambah bingung dengan apa yang harus ia lontarkan karena ia tidak mungkin memberikan kebutuhan itu meskipun selama ini ia sering menghanyalkan bila ia mampu memasukkan burungnya yang besar ke dalam kemaluan sendy. Ketika mobil berhenti di lampu merah, sendy dengan berani tiduran di atas paha fahri sambil terus bercerita tentang kegundahan hatinya selama ini dan dia pun bercerita bahwa cerita ini baru fahri yang mengetahuinya.

Sambil bercerita, lipatan paha sendy yang telentang di atas jok mobil agak terbuka sehingga rok mininya merosot ke bawah. fahri dengan jelas dapat melihat gundukan hitam yang tumbuh di sekitar kemaluan sendy yang terbungkus CD nilon yang sangat transparan itu. fahri menelah ludah sambil terus berusaha menenangkan sendy yang birahinya mulai tinggi. Ketika fahri akan memindahkan gigi perseneling, secara tidak segaja dia memegang buah dada sendy yang telah mengeras dan saat itu pula bibir sendy yang merekah meminta fahri untuk terus merabanya.

fahri menghentikan mobilnya di pinggir jalan menuju rumahnya sambil berkata, "Aku tidak mungkin bisa melakukan itu sen," sendy hanya berkata, " fahri, Tolong dong.. sendy sudah tidak kuat lagi ingin gituan, masa fahri tidak kasihan sama sendy." Tangan sendy dengan berani membuka baju bagian atas dan memperlihatkan buah dadanya yang besar. Terlihat buah dada yang besar yang masih ditutupi oleh BH warna ungu menantang untuk disantap. Melihat fahri yang tidak ada perlawanan, akhirnya sendy memakai kembali bajunya dan duduk seperti semula sambil diam seperti patung sampai tiba di rumah. Perjalanan itu membuat fahri jadi salah tingkah dengan kelakuan sendy itu.

Kedekatan fahri dengan sendy semakin menjadi karena bila ada PR yang sulit sendy selalu meminta bantuan fahri. Pada saat itu sendy mendapatkan kesulitan PR matematika. Dengan sekonyong-konyong masuk ke kamar fahri. Pada saat itu Ari baru keluar dari kamar mandi sambil merenungkan tentang kelakuannya tadi siang dengan sendy yang menolak melakukan itu. fahri keluar dari kamar mandi tanpa sehelai benang pun yang menutupinya. Dengan jelas sendy melihat batang kemaluan fahri yang mengerut kedinginan. Sambil menutup wajah dengan kedua tangannya, sendy membalikkan badannya. fahri hanya tersenyum sambil berkata, "Mangkanya, kalau masuk kamar ketok pintu dulu," goda fahri sambil menggunakan celana pendek tanpa celana dalam. Kebiasaan itu dilakukan agar batang kemaluannya dapat bergerak dengan nyaman dan bebas.
fahri bergerak mendekati sendy dan mencium pundaknya yang sangat putih dan berbulu-bulu kecil. "Ahh, geli Kak fahri.. Kak fahri sudah pake celana yah," tanya sendy.
"Belum," jawab fahri menggoda sendy.
"Ahh, cepet dong pake celananya. sendy mau minta tolong Kak fahri mengerjakan PR," rengek sendy sambil tangan kirinya meraba belakang fahri.
Melihat rabaan itu, fahri segaja memberikan batang kemaluannya untuk diraba. sendy hanya meraba-raba sambil berkata, "Ini apa Kak, kok kenyal." Mendapat rabaan itu batang kemaluan fahri semakin menengang dan dalam pikirannya kalau dengan sendy aku mau tapi kalau dengan kakakmu meskipun sama-sama cantiknya tapi aku juga masih punya pikiran yang betul, masa tenteku digarap olehku.

Rabaan sendy berhenti ketika batang kemaluan fahri sudah menegang setengahnya dan ia melepaskan rabaannya dan langsung membalikkan badannya. fahri kaget dan hampir saja tali kolornya yang terbuat dari karet, menjepit batang kemaluannya yang sudah menegang.

Tangan yang tadi digunakan meraba batang kemaluan fahri kembali digunakan menutup wajahnya dan perlahan sendy membuka tangannya yang menutupi wajahnya dan terlihat fahri sudah memakai celana pendek. "Nah, gitu dong pake celana," kata sendy sambil mencubit dada fahri yang menempel di susu kecil sendy. "Udah dong meluknya," rintih sendy sambil memberikan buku Matematikanya.

Saling memeluk antara fahri dan sendy sudah merupakan hal yang biasa tetapi ketika fahri merasakan kenikmatan dalam memeluk sendy, sendy tidak merasakan apa-apa mungkin karena sendy masih anak ingusan yang badannya saja yang bongsor. fahri langsung naik ke atas ranjang besarnya dan bersandar di bantal pojok ruangan kamar itu. Meskipun ada meja belajar tapi fahri segaja memilih itu karena sendy sering menindihnya dengan pantatnya sehingga batang kemaluan fahri terasa hangat dibuatnya. Dan memang seperti dugaan fahri, sendy tiduran di dada fahri. Pada saat itu sendy menggunakan daster yang sangat tipis dan di atas paha sehingga celana dalam berwarna putih dan BH juga yang warna putih terlihat dengan jelas. sendy sendy tidak merasa risih dengan kedaan itu karena memang sudah seperti itu hari-hari yang dilakukan bersama fahri.

Sambil mengerjakan PR, pikiran fahri melayang-layang bagaimana caranya agar ia dapat mengatakan kepada sendy bahwa dirinya sekarang berubah hati menjadi cinta pada sendy. Tapi apakah dia sudah mengenal cinta soalnya bila orang sudah mengenal cinta biasanya syahwatnya juga pasti bergejolak bila diperlakukan seperti yang sering dilakukan oleh fahri dan sendy.

PR pertama telah diselesaikan dengan cepat, sendy terseyum gembira. Terlihat dengan jelas payudara sendy yang kecil. Pikiran fahri meliuk-liuk membayangkan seandainya ia mampu meraba susu itu tentunya sangat nikmat dan sangat hangat. Ketegangan fahri semakin menjadi ketika batang kemaluannya yang tanpa celana dalam itu tersentuh oleh pinggul sendy yang berteriak karena masih ada PR-nya yang belum terisi. Memang posisi fahri menerangkan tersebut ada di bawah sendy dan pinggul sendy sering bergerak-gerak karena sifatnya yang agresif.

Gerakan badan sendy yang agresif itu membuat paha putihnya terlihat dengan jelas dan kadangkala gumpalan kemaluannya terlihat dengan jelas hanya terhalang oleh CD yang berwarna putih. Hal itu membuat nafas fahri naik turun. sendy tidak peduli dengan apa yang terjadi pada batang kemaluan fahri, malah sendy semakin terus bermanja-manja dengan fahri yang terlihat bermalas-malasan dalam mengerjakan PR-nya itu. Pikiran fahri semakin kalang kabut ketika sendy mengerak-gerakkan badan ke belakang yang membuat batang kemaluannya semakin berdiri menegang. Dengan pura-pura tidak sadar fahri meraba gundukan kemaluan sendy yang terbungkus oleh CD putih. Bukit kemaluan sendy yang hangat membuat fahri semakin bernafsu dan membuat nafasnya semakin terengah-engah.

"Kak cepat dong kerjakan PR yang satunya lagi. Yang ini, yang nomor sepuluh susah."
fahri membalikkan badannya sehingga bukit kemaluan sendy tepat menempel di batang kemaluan fahri. Dalam keadaan itu sendy hanya mendekap fahri sambil terus berkata, "Tolong ya Kak, nomor sepuluhnya."
"Boleh, tapi ada syaratnya," kata fahri sambil terus merapatkan batang kemaluannya ke bukit kemaluan sendy yang masih terbungkus CD warna Putih. Pantat sendy terlihat dengan jelas dan mulai merekah membentuk sebuah badan seorang gadis yang sempurna, pinggul yang putih membuat fahri semakin panas dingin dibuatnya. sendy hanya bertanya apa syaratnya kata sendy sambil mengangkat wajahnya ke hadapanya fahri. Dalam posisi seperti itu batang kemaluan fahri yang sudah menegang seakan digencet oleh bukit kemaluan sendy yang terasa hangat. fahri tidak kuat lagi dengan semua itu, ia langsung mencium mulut sendy. sendy hanya diam dan terus menghidar ciuman itu. "Kaak.. apa dong syaratnya", kata sendy manja agresif menggerak-gerakkan badannya sehingga bukit kemaluannya terus menyentuh-nyentuh batang kemaluan fahri. Gila anak ini belum tahu apa- apa tentang masalah seks. Memang sendy tidak merasakan apa-apa dan ia seakan-akan bermain dengan teman wanitanya tidak ada rasa apa pun. "Syaratnya kamu nanti akan kakak peluk sepuasnya."

Mendengar itu sendy hanya tertawa, suatu syarat yang mudah, dikirain harus pus-up 1000 kali. Konsenterasi fahri dibagi dua yang satu terus mendekatkan batang kemaluannya agar tetap berada di bawah bukit kemaluan sendy yang sering terlepas karena sendy yang banyak bergerak dan satunya lagi berusaha menyelesaikan PR-matematikanya. sendy terus mendekap badan fahri sambil kadang-kadang menggerakkan lipatan pahanya yang menyetuh paha fahri.

Setelah selesai mengerjakan PR-nya, fahri menggerak-gerakkan pantatnya sehingga berada tepat di atas bukit kemaluan sendy. fahri semakin tidak tahan dengan kedaan itu dan langsung meraba-raba pantat sendy. Ketika fahri akan meraba payudara sendy. sendy bangkit dan terus melihat ke wajah fahri, sambil berkata, "PR-nya sudah Kaak.. fahri," sambil Menguap.

Melihat PR-nya yang sudah dikerjakan fahri, sendy langsung memeluk fahri fahri erat-erat seperti memeluk bantal guling karena syaratnya itu. Kesempatan itu tidak dilewatkan oleh fahri begitu saja, fahri langsung memeluk sendy berguling-guling sehingga sendy sekarang berada di bawah fahri. Mendapat perlakuan yang kasar dalam memeluk itu sendy berkata, "Masa Kakak meluk sendy nggak bosan-bosan." Berbagai alasan fahri lontarkan agar sendy tetap mau di peluk dan akhirnya akibat gesekan-gesekan batang kemaluan fahri bergerak-gerak seperti akan ada yang keluar, dan pada saat itu sendy berhasil lepas dari pelukan fahri sambil pergi dan tidak lupa melenggokkan pantatnnya yang besar sambil mencibirkan mulutnya.

"Aduh, Gila si sendy masih tidak merasakan apa-apa dengan apa yang barusan saya lakukan," guman fahri dalam hati sambil terus memengang batang kemaluannya. fahri berusaha menetralisir batang kemaluannya agar tidak terlalu tegang. "Tenang ya jago, nanti kamu juga akan menikmati kepunyaan sendy cuma tinggal waktu saja. Nanti saya akan pura-pura memberikan pelajaran Biologi tentang anatomi badan dan di sanalah akan saya suruh buka baju. Masa kalau sudah dibuka baju masih belum terangsang."

fahri memang punya prinsip kalau dalam berhubungan badan ia tidak mau enak sediri tapi harus enak kedua-duanya. Itulah pola pikir fahri yang terus ia pertahankan. Seandainya ia mau tentunya dengan gampang ia memperkosa sendy.

Ketegangan batang kemaluan fahri terus bertambah besar tidak mau mengecil meskipun sudah diguyur oleh air. Untuk menghilangkan kepenatan fahri keluar kamar sambil membakar sebatang rokok. Ternyata sendy masih ada di ruang tengah sambil melihat TV dan meminum susu yang dibuatnya sendiri. sendy yang menggunakan daster warna biru dengan rambut yang dibiarkan terurai tampak sangat cantik malam itu. Lekukan tubuhnya terlihat dengan jelas dan kedua payuadaranya pun terlihat dengan jelas tanpa BH, juga pahanya yang putih dan mulus terpampang indah di hadapannya. Keadaan itu terlihat karena sendy duduk di sofa yang panjang dengan kaki yang putih menjulur ke depan.

Ketenganan fahri semakin memuncak melihat keidahan tubuh sendy yang sangat seksi dan mulus itu.
"Kamu kenapa belum tidur Ari," kata sendy sambil menuangkan segelas air susu untuk fahri.
"Anu sendy, tidak bisa tidur," balas fahri dengan gugup.
Memang sendy yang cantik itu tidak merasa canggung dengan keberadaan fahri, ia tidak peduli dengan keberaan Ari malah ia segaja memperlihatkan keindahan tubuhnya di hadapan fahri yang sudah sangat terangsang.

"Maaf ya, sendy tadi siang telah berlaku kurang sopan terhadap fahri."
"Tidak apa-apa sendy, fahri mengerti tentang hal itu," jawab fahri sambil terus menahan gejolak nafsunya yang sudah diluar batas normal ditambah lagi dengan perlakuan sendy yang membuat batang kemaluannya semakin menegang tidak tentu arah.
"Oom ke mana sendy, kok tidak kelihatan," tanya fahri mengisi perbincangan.
"Kamu tidak tahu, Oom kan sedang ke Bali mengurus proyek yang baru," jawab sendy.
Memang Om Budiman sangat jarang sekali ada di rumah dan itu membuat Ari semakin tahu akan kebutuhan batin sendy, tapi itu tidak mungkin dilakukannya dengan sendy nya.

fahri dan sendy duduk di sofa yang besar sambil sesekali tubuhnya digerak-gerakkan seperti cacing kepanasan. Tak diduga sebelumnya oleh fahri, sendy membuka dasternya yang menutupi paha putihnya yang putih bersih sambil menggaruk-garukkan tangannya di seputar gundukan kemaluannya. Mata fahri fahri melongo tidak percaya. Dua kali dalam satu hari ia melihat paha sendy, tapi yang ini lebih parah dari yang tadi siang di dalam mobil, sekarang sendy tidak menggunakan celana dalam. Kemaluannya yang ditumbuhi bulu-bulu yang hitam tersingkap dengan jelas dan tangan sendy terus menggaruk-garuk di seputar kemaluannya itu karena merasa ada yang gatal.

Melihat itu fahri semakin gelisah dan tidak enak badan ditambah lagi dengan ketegangan di batang kemaluannya yang semakin menegang.
"Kamu kenapa fahri," tanya sendy yang melihat wajah fahri keluar keringat dingin.
"Nggak sendy, fahri cuma mungkin capek," balas fahri sambil terus sekali-kali melihat ke pangkal paha putih milik sendy.

Setelah merasa agak baikan di sekitar kemaluannya, sendy segaja tidak menutup pahanya, malah ia duduk bersilang sehingga terlihat dengan jelas pangkal pahanya dan kemaluannya yang merekah. Melihat fahri semakin menegang, sendy tersenyum dan mempersilakan fahri untuk meminum susu yang dituangkan di dalam gelas itu.

Ketegangan fahri semakin memuncak dan fahri tidak berani kurang ajar pada sendy nya meskipun tahu bahwa sendy nya segaja memperlihatkan kemulusan pahanya itu. " sendy, saya mau ke paviliun belakang untuk mencari udara segar." Melihat fahri yang sangat tegang itu sendy hanya tersenyum, dalam pikirannya sebentar lagi kamu akan tunduk padaku dan akan meminta untuk tidur denganku.

Sebelum sampai ke paviliun belakang fahri jalan-jalan dulu di pinggiran kolam lalu ia duduk sambil melihat kolam di depannya. Sambil terus berusaha menahan gejolaknya antara menyetubuhi sendy nya atau tidak. Sambil terus berpikir tentang kejadian itu. Tidak segaja ia mendegar rintihan dari belakang yang kebetulan kamar Pak Dadi. fahri terus mendekati kamar Pak Dadi yang kebetulan dekat dengan Paviliun. fahri mengendus-endus mendekati jendela dan ternyata jendelanya tidak dikunci dan dengan mudah fahri dapat melihat adegan suami istri yang sedang bermesraan.

Di dalam kamar yang berukuran cukup besar itu, fahri melihatnya leluasa karena hanya terhalang oleh tumpukan pakaian yang digantung dekat jendela itu. Di dalamnya ternyata Pak Dadi dengan istrinya sedang bermesraan. Istri Pak Dadi yang bernama Astri sedang asyik mengulum batang kejantanan Pak Dadi dengan lahapnya. Dengan penuh birahi Astri terus melahap dan mengulum batang kemaluan Pak Dadi yang ukurannya lebih kecil dari ukuran yang dimiliki fahri. Astri terus mengulum batang kemaluan Pak Dadi. Posisi Pak Dadi yang masih menggunakan pakaian dan celananya yang telah merosot ada di lantai dengan posisi duduk terus mengerang-erang kenikmatan yang tiada bandingnya sedangkan Astri jongkok di lantai. Terlihat Astri menggunakan CD warna hitam dan BH warna hitam. Erangan-erangan Pak Dadi membuat batang kemaluan Pak Dadi semakin mesra di kulum oleh Astri.

Dengan satu gerakan Astri membuka daster yang dipakainya karena melihat suaminya sudah kewalahan dengan kulumannya. Terlihat dengan jelas buah dada yang besar masih ditutupi BH hitamnya. Pak Dadi membantu membuka BH-nya dan dilanjutkan dengan membuka CD hitam Astri. Astri yang masih melekat di bandan Pak Dadi meminta Pak Dadi supaya duduk di samping ranjang. Lalu Pak Dadi menyuruh Astri telentang di atas ranjang dan pantatnya diganjal oleh bantal sehingga dengan jelas terlihat bibir kemaluan Astri yang merah merekah menantang kejantanan Pak Dadi.

Sebelum memasukkan batang kemaluannya, Pak Dadi mengoleskan air ludahnya di permukaan bukit kemaluan Astri. Dengan kaki yang ada di pinggul Pak Dadi, Astri tersenyum melihat hasil karyanya yaitu batang kemaluan suaminya tercinta telah mampu bangkit dan siap bertempur. Dengan perlahan batang kemaluan Pak Dadi dimasukkan ke dalam liang kemaluan Astri, terlihat Astri merintih saat merasakan kenikmatan yang tiada tara, kepala Astri dibolak-balikkan tanpa arah dan tangannya terus meraba-raba dada Pak Dadi dan sekali-kali meraba buah dadanya. Memang beradunya batang kemaluan Pak Dadi dengan liang senggama Astri terasa cukup lancar karena ukurannya sudah pas dan kegiatan itu sering dilakukannya. Erangan-erangan Astri dan Pak Dadi membuat tubuh fahri semakin Panas dingin, entah sudah berapa menit lamanya sendy memainkan kemaluan fahri yang sudah menegang, ia tersenyum ketika tahu bahwa di belakangnya ada orang yang sedang memegang kemaluannya.

" sendy, kapan sendy datang", suara fahri perlahan karena takut ketahuan oleh Pak Dadi sambil berusaha menjauh dari tempat tidur Pak Dadi. Tangan sendy terus menggandeng fahri menuju ruang tengah sambil tangannya menyusup pada kemaluan fahri yang sudah menegang sejak tadi. Sesampainya di ruang tengah, fahri duduk di tempat yang tadi diduduki sendy, sementara sendy tiduran telentang sambil kepalanya ada seputar pangkal paha fahri dengan posisi pipi kanannya menyentuh batang kemaluan fahri yang sudah menegang.

"Kamu kok orang yang sedang begituan kamu intip, nanti kamu jadi panas dingin dan kalau sudah panas dingin susah untuk mengobatinya. Untung saja kamu tadi tidak ketahuan oleh Pak Dadi kalau kamu ketahuan kamu kan jadi malu. Apalagi kalau ketahuan sama Oommu bisa-bisa sendy ini, juga kena marah." sendy memberikan nasehat-nasehat yang bijak sambil kepalanya yang ada diantara kedua selangkangan fahri terus digesek-gesek ke batang kemaluan fahri. " sendy tahu kamu sekarang sudah besar dan kamu juga tahu tentang kehidupan seks. Tapi kamu pura-pura tidak mau," goda sendy, "Dan kamu sudah tahu keinginan sendy mu ini, kamu malah mengintip kemesraan Pak Dadi," nasehat-nasehat itu terus terlontar dari bibir yang merah merekah, dilain pihak pipi kirinya digesek-gesekkan pada batang kemaluan fahri.

fahri semakin tidak dapat lagi menahan gejolak yang sangat tinggi dengan tekanan voltage yang berada diluar batas kemanusiaan. " sendy jangan gitu dong, nanti saya jadi malu sama sendy apalagi nanti kalau oom sampai tahu." Mendengar elakan fahri, sendy malah tersenyum, "Dari mana Oommu tahu kalau kamu tidak memberitahunya."

Gila, dalam pikiraanku mana mungkin aku memberitahu Oomku. Gerakan kepala sendy semakin menjadi ditambah lagi kaki kirinya diangkat sehingga daster yang menutupi kakinya tersingkap dan gundukan hitam yang terawat dengan bersih terlihat merekah. Bukit kemaluan sendy terlihat dengan jelas dengan ditumbuhi bulu-bulu yang sudah dicukur rapi sehingga terlihat seperti kemaluan gadis seumur sendy.

fahri sebetulnya sudah tahu akan keinginan sendy. Tapi batinnya mengatakan bahwa dia tidak berhak untuk melakukannya dengan sendy nya yang selama ini baik dan selalu memberikan kebutuhan hidupnya. Tanpa disadari sendy nya sudah menaikkan celana pendeknya yang longgar sehingga kepala batang kemaluan fahri terangkat dengan bebas dan menyentuh pipi kirinya yang lebut dan putih itu. Melihat Keberhasilanya itu sendy membalikkan badan dan sekarang sendy telungkup di atas sofa dengan kemaluannya yang merekah segaja diganjal oleh bantal sofa.

Tangan sendy terus memainkan batang kemaluan fahri dengan sangat lembut dan penuh kasih sayang. "Aduh punya kamu ternyata besar juga," bisik sendy mesra sambil terus memainkan batang kejantanan fahri dengan kedua tangannya. "Masa kamu tega sama sendy dengan tidak memberikan reaksi apa pun Riee," bisik sendy dengan nafas yang berat. Mendengar ejekan itu hati fahri semakin berontak dan rasanya ingin menelan tubuh molek di depannya bulat-bulat dan membuktikan pada sendy nya itu bahwa saya sebetulnya bisa lebih mampu dari Pak Dadi.

Mulut sendy yang merekah telah mengulum batang kemaluan fahri dengan liarnya dan terlihat badan sendy seperti orang yang tersengat setrum ribuan volt. "Ayoo doong Riee, masa kamu akan menyiksa sendy dengan begini.. ayo dong gerakin tanganmu." Kata-kata itu terlontar sebanyak tiga kali. Sehingga tangan fahri semakin berani menyentuh pantatnya yang terbuka. Dengan sedikit malu-malu tapi ingin karena sudah sejak tadi batang kemaluan Ari menegang. fahri mulai meraba-saba pantatnya dengan penuh kasih sayang.

Mendapakan perlakuan seperti itu, sendy terus semakin menggila dan terus mengulum kepuyaan fahri dengan penuh nafsu yang sudah lama dipendam. Sedotan bibir sendy yang merekah itu seperti mencari sesuatu di dalam batang kemaluan fahri. Mendapat serangan yang sangat berapi-api itu akhirnya fahri memutar kaki kirinya ke atas sehingga posisi fahri dan sendy nya seperti huruf T.

Tangan fahri semakin berani mengusap-usap pinggul sendy nya yang tersingkap dengan jelas. Daster sendy nya yang sudah berada di atas pinggulnya dan kemaluan sendy nya dengan lincah menjepit bantal kecil sofa itu. "Ahkk, nikmat.." sendy nya mengerang sambil terus merapatkan bibir kemaluannya ke bantal kecil itu sambil menghentikan sementara waktu kulumannya. Ketika ia merasakan akan orgasme. " fahri.. sendy sudah tidak tahan lagi nich.." diiringi dengan sedotan yang dilakukan oleh sendy sendy nya itu karena sendy nya ternyata sangat mahir dalam mengulum batang kemaluannya sementara tangannya dengan aktif mempermainkan sisi-sisi batang kemaluan fahri sehingga fahri dibuatnya tidak berdaya.

"Aduh. aduh.. sendy nikmat sekalii.." erang sendy nya semakin menjadi-jadi. ampir tiga kali sendy merintih sambil mengerang. "Aduuh Riee.. terus tekan-tekan pantat sendy.." desah sendy sambil terus menggesek-gesekkan bibir kemaluannya ke bantal kecil itu. fahri meraba kemaluan sendy nya, ternyata kemaluan sendy sudah basah oleh cairan-cairan yang keluar dari liang kewanitaannya. " fahri .. nah itu terus Riee.. terus.." erang sendy sambil tidak henti-hentinya mengulum batang kemaluan fahri.

"Kamu kok kuat sekali Riee," bisik sendy rRni dengan nafas yang terengah-engah sambil terus mengulum batang kemaluan fahri. sendy setengah tidak percaya dengan kuluman yang dilakukannya karena belum mampu membuat fahri keluar sperma. fahri fahri berguman, "Belum tahu dia, ini belum seberapa. sendy pasti sudah keluar lebih dari empat kali terbukti dengan bantal yang digunakan untuk mengganjal liang kewanitaannya basah dengan cairan yang keluar seperti air hujan yang sangat deras."

Melihat batang kemaluan fahri yang masih tegak sendy semakin bernafsu, ia langsung bangkit dari posisi telungkup dengan berdiri sambil berusaha membuka baju fahri yang masih melekat di badannya. "Buka yaa Sayang bajunya," pinta sendy sambil membuka baju fahri perlahan namun pasti. Setelah baju fahri terbuka, sendy membuka juga celana pendek fahri agar posisinya tidak terganggu.

Lalu sendy membuka dasternya dengan kedua tangannya, ia sengaja memperlihatkan keindahan tubuhnya di depan fahri. Melihat dua gunung yang telah merekah oleh gesekan sofa dan liang kewanitaan sendy nya yang merah ranum akibat gesekan bantal sofa, Ari menelan ludah. Ia tidak membayangkan ternyata sendy nya mempunyai tubuh yang indah. Ditambah lagi ia sangat terampil dalam memainkan batang kemaluan laki-laki.

Masih dengan posisi duduk, sendy nya sekarang ada di atas permadani dan ia langsung menghisap kembali batang kemaluan fahri sambil tangannya bergantian meraba-raba sisi batang kemaluan fahri dan terus mengulumnya seperti anak kecil yang baru mendapatkan permen dengan penuh gairah. Dengan bantuan payudaranya yang besar, sendy menggesek-gesek payudaranya di belahan batang kemaluan fahri dengan keadaan itu fahri mengerang kuat sambil berkata, "Aduh sendy.. terus sendy.." Mendengar erangan fahri, sendy tersenyum dan langsung mempercepat gesekannya. Melihat fahri yang akan keluar, sendy dengan cepat merubah posisi semula dengan mengulum batang kemaluan dengan sangat liar. Sehingga warna batang kemaluan fahri menjadi kemerah-merahan dan di dalam batang kemaluannya ada denyutan-denyutan yang sangat tidak teratur. fahri menahan nikmat yang tiada tara sambil berkata, "Terus sendy.. terus sendy..", Dan fahri pun mendekap kepala sendy sendy nya agar masuk ke dalam batang kemaluannya dan semprotan yang maha dahsyat keluar di dalam mulut sendy yang merekah. Mendapatkan semburan lahar panas itu, sendy kegirangan dan langsung menelannya dan menjilat semua yang ada di dalam batang kemaluan fahri yang membuat fahri meraung-raung kenikmatan. Terlihat dengan jelas sendy nya memang sudah berpengalaman karena bila sperma sudah keluar dan batang kemaluan itu tetap disedotnya maka akan semakin nikmat dan semakin membuat badan menggigil.

Melihat itu sendy semakin menjadi-jadi dengan terus menyedot batang kemaluan fahri sampai keluar bunyi slurp.., slurp.., akibat sedotannya. Setelah puas menjilat sisa-sisa mani yang menempel di batang kemaluan fahri, lalu sendy kembali mengulum batang kejantanan fahri dengan mulutnya yang seksi.

Melihat batang kemaluan fahri yang masih memberikan perlawanan, sendy bangkit sambil berkata, "Gila kamu Riee.. kamu masih menantang sendy mu ini yaah.. sendy sudah keluar hampir empat kali kamu masih menantangnya." Mendengar tantangan itu, fahri hanya tersenyum saja dan terlihat sendy mendekat ke hadapan fahri sambil mengarahkan liang kewanitaannya untuk melahap batang kemaluan fahri. Sebelum memasukkan batang kemaluan fahri ke liang kewanitaannya, sendy terlebih dahulu memberikan ciuman yang sangat mesra dan fahri pun membalasnya dengan hangat. Saling pagut terjadi untuk yang kedua kalinya, lidah mereka saling bersatu dan saling menyedot. sendy semakin tergila-gila sehingga liang kewanitaannya yang tadinya menempel di atas batang kemaluan fahri sekarang tergeser ke belangkang sehingga batang kemaluan fahri tergesek-gesek oleh liang kewanitaannya yang telah basah itu.

Mendapat perlakuan itu fahri mengerang kenikmatan. "Aduuh sendy.." sambil melepaskan pagutan yang telah berjalan cukup lama. "Clepp.." suara yang keluar dari beradunya dua surga dunia itu, perlahan namun pasti sendy mendorongnya masuk ke lembah surganya. Dorongan itu perlahan-lahan membuat seluruh urat nadi fahri bergetar. Mata sendy dipejamkan sambil terus mendorong pantatnya ke bawah sehingga liang kewanitaan sendy telah berhasil menelan semua batang kemaluan fahri. sendy pun terlihat menahan nikmat yang tiada tara.

" fahri.." rintihan sendy semakin menjadi ketika liang senggamanya telah melahap semua batang kemaluan fahri. sendy diam untuk beberapa saat sambil menikmati batang kemaluan fahri yang sudah terkubur di dalam liang kewanitaannya.

"Riee, sendy sudah tidak kuat lagi.. Sayang.." desah sendy sambil menggerakan-gerakkan pantatnya ke samping kiri dan kanan. Mulut sendy nya terus mengaduh, mengomel sambil terus pantatnya digeser ke kiri dan ke kanan. Mendapatkan permainan itu fahri mendesir, "Aduh sendy.. terus sendy.." mendengar itu sendy terus menggeser-geserkan pantatnya. Di dalam liang senggama sendy nya ada tarik-menarik antara batang kemaluan fahri dan liang kewanitaan sendy nya yang sangat kuat, mengikat batang kemaluan fahri dengan liang senggama sendy. Kuatnya tarikan itu dimungkinkan karena ukuran batang kemaluan fahri jauh lebih besar bila dibandingkan dengan milik Om Budiman.

Goyangan pantatnya semakin liar dan fahri mendekap tubuh sendy  dengan mengikuti gerakannya yang sangat liar itu. Kucuran keringat telah berhamburan dan beradunya pantat sendy dengan paha fahri menimbulkan bunyi yang sangat menggairahkan, "Prut.. prat.. pret.." Tangan fahri merangkul sendy nya dengan erat. Pergerakan mereka semakin liar dan semakin membuat saling mengerang kenikmatan entah berapa kali sendy mengucurkan cairan di dalam liang kewanitaannya yang terhalang oleh batang kemaluan fahri. sendy mengerang kenikmatan yang tiada taranya dan puncak dari kenikmatan itu kami rasakan ketika sendy berkata di dekat telingan fahri. " fahri e.." suara sendy bergetar, "Kamu kalau mau keluar, kita keluarnya bareng-bareng yaah". "iya sendy.." jawab fahri.

Selang beberapa menit fahri merasakan akan keluar dan sendy  mengetahui, "Kamu mau keluar yaa." fahri merangkul sendy dengan kuatnya tetapi kedua pantatnya masih terus menusuk-nusuk liang kewanitaan sendy nya, begitu juga dengan sendy rangkulanya tidak membuat ia melupakan gigitannya terhadap batang kemaluan fahri. Sambil terus merapatkan rangkulan. Suara fahri keluar dengan keras, " sendy .. sendy .." dan begitu juga sendy mengerang keras, "Riee..". Sambil keduanya berusaha mengencangkan rangkulannya dan merapatkan batang kemaluan dan liang kewanitaannya sehingga betul-betul rapat membuat hampir biji batang kemaluan fahri masuk ke dalam liang senggama sendy.

Akhirnya fahri dan sendy diam sesaat menikmati semburan lahar panas yang beradu di dalam liang sorga sendy. Masih dalam posisi sendy duduk di pangkuan fahri. sendy tersenyum, "Kamu hebat fahri seperti kuda binal dan ternyata kepunyaan kamu lebih besar dari suaminya dan sangat menggairahkan."

"Kamu sebetulnya sudah tahu keinginan sendy dari dulu ya, tapi kamu berusaha mengelaknya yaa.." goda sendy. fahri hanya tersenyum di goda begitu. sendy lalu mencium kening fahri. Kurang lebih Lima menit batang kemaluan fahri yang sudah mengeluarkan lahar panas bersemayam di liang kewanitaan sendy, lalu sendy bangkit sambil melihat batang kemaluan fahri. Melihat batang kemaluan fahri yang mengecil, sendy tersenyum gembira karena dalam pikirannya bila batang kemaluannya masih berdiri maka ia harus terus berusaha membuat batang kemaluan fahri tidak berdiri lagi. Untuk menyakinkannya itu, tangan sendy meraba-raba batang kemaluan fahri dan menijit-mijitnya dan ternyata setelah dipijit-pijit batang kemaluan fahri tidak mau berdiri lagi.

"Aduh untung batang kemaluanmu Riee.. tidak hidup lagi," bisik sendy mesra sambil berdiri di hadapan fahri, "Soalnya kalau masih berdiri, sendy sendy sudah tidak kuat Riee" lanjutnya sambil tersenyum dan Duduk di sebelah fahri. Sesudah sendy dan fahri berpanutan mereka pun naik ke atas dan masuk kamar-masing-masing.

Pagi-pagi sekali fahri bangun dari tempat tidur karena mungkin sudah kebiasaannya bangun pagi, meskipun badannya ingin tidur tapi matanya terus saja melek. Akhirnya fahri jalan-jalan di taman untuk mengisi kegiatan agar badannya sedikit segar dan selanjutnya badannya dapat diajak untuk tidur kembali karena pada hari itu fahri tidak ada kuliah. Kebiasaan lari pagi yang sering dilakukan diwaktu pagi pada saat itu tidak dilakukannya karena badannya terasa masih lemas akibat pertarungan tadi malam dengan sendy nya.

Lalu fahri pun berjalan menuju kolam, tidak dibanyangkan sebelumnya ternyata sendy ada di kolam sedang berenang. sendy mengenakan celana renang warna merah dan BH warna merah pula. Melihat kedatangan fahri. sendy mengajaknya berenang. fahri hanya tersenyum dan berkata, "Nggak ah sendy, Saya malas ke atasnya." Mendapat jawaban itu, sendy hanya tersenyum, soalnya sendy mengetahui fahri tidak menggunakan celana renang. "Sudahlah pakai celana dalam aja," pinta sendy. sendy nya yang terus meminta fahri untuk berenang. Akhirnya iapun membuka baju dan celana pendeknya yang tinggal melekat hanya celana dalamnya yang berwarna biru.

Celana dalam warna biru menempel rapat menutupi batang kemaluan fahri yang kedinginan. Loncatan yang sangat indah diperlihatkan oleh fahri sambil mendekati sendy, yang malah menjauh dan mengguyurkan air ke wajah fahri. Sehingga di dalam kolam renang itu sendy menjadi kejaran fahri yang ingin membalasnya. Mereka saling mengejar dan saling mencipratkan air seperti anak kecil. Karena kecapaian, akhinya sendy dapat juga tertangkap. fahri langsung memeluknya erat-erat, pelukan fahri membuat sendy tidak dapat lagi menghindar.

"Udah akh fahri.. sendy capek," seru mesra sendy sambil membalikkan badannya. fahri dan sendy masih berada di dalam genangan kolam renang. "Kamu tidak kuliah Riee," tanya sendy. "Tidak," jawab fahri pendek sambil meraba bukit kemaluan sendy. Terkena rabaan itu sendy malah tersenyum sambil memberikan ciuman yang sangat cepat dan nakal lalu dengan cepatnya ia melepaskan ciuman itu dan pergi menjauhi fahri. Mendapatkan perlakuan itu fahri menjadi semakin menjadi bernafsu dan terus memburu sendy nya. Dan pada akhirnya sendy nya tertangkap juga. "Sudah ah.. sendy sekarang mau ke kantor dulu," kata sendy sambil sedikit menjauh dari fahri.

Ketika jaraknya lebih dari satu meter sendy tertawa geli melihat fahri yang celana dalamnya telah merosot di antara kedua kakinya dengan batang kemaluannya yang sudah bangkit dari tidurnya. "Kamu tidak sadar fahri, celana dalammu sudah ada di bawah lutut.." Mendengar itu fahri langsung mendekati sendy sambil mendekapnya. sendy hanya tersenyum. "Kasihan kamu, adikmu sudah bangun lagi, tapi sendy tidak bisa membantumu karena sendy harus sudah pergi," kata sendy sambil meraba batang kemaluan fahri yang sudah menegang kembali.

Mendengar itu fahri hanya melongo kaget. "Akhh, sendy masa tidak punya waktu hanya beberapa menit saja," kata fahri sambil tangannya berusaha membuka celana renang sendy yang berwarna merah. Mendapat perlakuan itu sendy hanya diam dan ia terus mencium fahri sambiil berkata, "Iyaa deh.. tapi cepat, yaa.. jangan lama-lama, nanti ketahuan orang lain bisa gawat."

sendy membuka celana renangnya dan memegangnya sambil merangkul fahri. Batang kemaluan fahri langsung masuk ke dalam liang kewanitaan sendy yang sudah dibuka lebar-lebar dengan posisi kedua kakinya menempel di pundak fahri. Beberapa detik kemudian, setelah liang kewanitaan sendy telah melahap semua batang kemaluan fahri dan dirasakannya batang kemaluan fahri sudah menegang. sendy menciumnya dengan cepat dan langsung mendorong fahri sambil pergi dan terseyum manis meninggalkan fahri yang tampak kebingungan dengan batang kemaluannya yang sedang menegang.

Mendapat perlakuan itu fahri menjadi tambah bernafsu kepada sendy, dan ia berjanji kalau ada kesempatan lagi ia akan menghabisinya sampai ia merasa kelelahan. Lalu fahri langsung pergi meninggalkan kolam itu untuk membersihkan badannya.

Setelah di kamar, fahri langsung membuka semua bajunya yang menjadi basah itu, ia langsung masuk kamar mandi dan menggosok badan dengan sabun. Ketika akan membersihkan badannya, air yang ada di kamar mandinya ternyata tidak berjalan seperti biasanya. Dan langsung fahri teringat akan keberadaan kamar sendy. fahri fahri lalu pergi keluar kamar dengan lilitan handuk yang menempel di tubuhnya. Wajahnya penuh dengan sabun mandi. " sendy.. sendy.. sendy.." teriak fahri sambil mengetuk pintu kamar sendy. "Masuk Kak fahri e, tidak dikunci." balas sendy dari dalam kamar.

Didapatinya ternyata sendy masih melilitkan badan dengan selimut dengan tangannya yang sedang asyik memainkan kemaluannya. Permainan ini baru didapatkannya ketika ia melihat adegan tadi malam antara kakaknya dengan fahri dan kejadian itu membuat ia merasakan tentang sesuatu yang selama ini diidam-idamkan oleh setiap manusia.

"Ada apa Kak fahri," kata sendy sambil terus berpura-pura menutup badannya dengan selimut karena takut ketahuan bahwa dirinya sedang asyik memainkan kemaluannya yang sudah membasah sejak tadi malam karena melihat kejadiaan yang dilakukan kakaknya dengan fahri. "Anu sendy.. Kakak mau ikut mandi karena kamar mandi fahri airnya tidak keluar." Memang sendy melihat dengan jelas bahwa badan fahri dipenuhi oleh sabun tapi yang diperhatikan sendy bukannya badan tapi sendy memperhatikan diantara selangkangannya yang kelihatan mencuat.

Iseng-iseng sendy menanyakan tentang apa yang mengganjalnya dalam lilitan handuk itu. Mendengar pertanyaan itu niat fahri yang akan menerangkan tentang biologi ternyata langsung kesampaian dan fahri pun langsung memperlihatkannya sambil memengang batang kemaluannya, "Ini namanya penis.. Sayang," kata fahri yang langsung menuju kamar mandi karena melihat sendy menutup wajahnya dengan selimut.

Melihat batang kemaluan fahri yang sedang menegang itu sendy membayangkan bila ia mengulumnya seperti yang dilakukan kakaknya. Keringat dingin keluar di sekujur tubuh sendy yang membayangkan batang kemaluan fahri dan ia ingin sekali seperti yang dilakukan oleh kakaknya juga ia melakukannya. Mata sendy terus memandang fahri yang sedang mandi sambil tangan terus bergerak mengusap-usap kemaluannya.

Akhirnya karena sendy sudah dipuncak kenikmatan, ia mengerang akibat dari permainan tangannya itu telah berhasil dirasakannya .Dengan beraninya sendy pergi memasuki kamar mandi untuk ikut mandi bersama fahri. Melihat kedatangan sendy ke kamar mandi, fahri hanya tersenyum. "Kamu juga mau mandi Yun," kata fahri sambil mencubit pinggang sendy.

sendy yang sudah dipuncak kenikmatan itu hanya tersenyum sambil melihat batang kemaluan fahri yang masih mengeras. "Kak boleh nggak sendy mengelus-elus barang itu," bisik sendy sambil menunjuknya dengan jari manisnya. Mendengar permintaan itu fahri langsung tersenyum nakal, ternyata selama ini apa yang diidam-idamkannya akan mendapatkan hasilnya. Dalam pikiran fahri, sendy sekarang mungkin telah mengetahui akan kenikmatan dunia. Tanpa diperintah lagi fahri langsung mendekatkan batang kemaluannya ke tangan sendy dan menuntun cara mengelus-elusnya. Tangan sendy yang baru pertama kali meraba kepunyaan laki-laki itu sedikit canggung, tapi ia berusaha meremasnya seperti meremas pisang dengan tenaga yang sangat kuat hingga membuat fahri kesakitan.

"Aduh.. jangan keras-keras dong sendy, nanti batang kemaluannya patah." Mendengar itu sendy menjadi sedikit kaget lalu Ari membatunya untuk memainkan batang kemaluannya dengan lembut. Tangan sendy dituntunnya untuk meraba batang kemaluan fahri dengan halus lalu batang kemaluan fahri didekatkan ke wajah sendy agar mengulumnya. sendy hanya menatapnya tanpa tahu harus berbuat apa. Lalu fahri memerintahkan untuk mengulumnya seperti mengulum ice crem, atau mengulumnya seperti mengulum permen karet. Diperintah tersebut sendy langsung menurut, mula-mula ia mengulum kepala batang kemaluan fahri lalu sendy memasukkan semua batang kemaluan fahri ke dalam mulutnya. Tapi belum juga berapa detik sendy terbatuk-batuk karena kehabisan nafas dan mungkin juga karena nafsunya terlalu besar.

Setelah sedikit tenang, sendy mengulum lagi batang kemaluan fahri fahri tanpa diperintah sambil pinggul sendy bergoyang menyentuh kaki fahri. Melihat kejadian itu fahri akhirnya menghentikan kuluman sendy dan langsung mengangkat sendy dan membawanya ke ranjang yang ada di samping kamar mandi. Sesampainya di pinggir ranjang, dengan hangat sendy dipeluk oleh fahri dan sendy pun membalas pelukan fahri. Bibir sendy yang polos tanpa liptik dicium fahri dengan penuh kehangatan dan kelembutan. Dicium dengan penuh kehangatan itu sendy untuk beberapa saat terdiam seperti patung tapi akhirnya naluri seksnya keluar juga, ia mengikuti apa yang dicium oleh fahri. Bila fahri menjulurkan lidahnya maka sendy pun sama menjulurkan lidahnya ke dalam mulut fahri. Dengan permainan itu sendy sangat menikmatinya apalagi fahri yang bisa dikatakan telah dilatih oleh kakaknya yang telah berpengalaman.

Kecupan sendy kadang kala keluar suara yang keras karena kehabisan nafas. "Pek.. pek.." suara bibir sendy mengeluarkan suara yang membuat fahri semakin terangsang. Mendengar suara itu fahri tersenyum sambil terus memagutnya. Tangan fahri dengan terampil telah membuka daster putih yang dipakai sendy. Dengan gerakan yang sangat halus, fahri menuntun sendy agar duduk di pinggir ranjang dan sendy pun mengetahui keinginan fahri itu. Bibir sendy yang telah berubah warna menjadi merah terus dipagut fahri dengan posisi sendy tertindih oleh fahri. Tangan sendy terus merangkul fahri sambil bukit kemaluannya menggesek-gesekkan sekenanya.

Lalu fahri membalikkan tubuh sendy sehingga kini sendy berada di atas tubuh fahri, dengan perlahan tangan fahri membuka BH putih yang masih melekat di tubuh sendy. Setelah berhasil membuka BH yang dikenakan sendy, fahri pun membuka CD putih yang membungkus bukit kemaluan sendy dilanjutkan menggesek-gesekkan sekenanya. Erangan panjang keluar dari mulut sendy. "Auu.." sambil mendekap fahri keras-keras. Melihat itu fahri semakin bersemangat. Setelah fahri berhasil membuka semua pakaian yang dikenakan sendy, terlihat sendy sedikit tenang iapun kembali membalikkan sendy sehingga ia sekarang berada di atas tubuh sendy.

fahri menghentikan pagutan bibirnya ia melanjutkan pagutannya ke bukit kemaluan sendy yang telah terbuka dengan bebas. Dipandanginya bukit kemaluan sendy yang kecil tapi penuh tantangan yang baru ditumbuhi oleh bulu-bulu hitam yang kecil-kecil. Kaki sendy direnggangkan oleh fahri. Pagutan fahri beganti pada bibir kecil kepunyaan sendy. Pantat sendy terangkat dengan sendirinya ketika bibir fahri mengulum bukit kemaluan kecilnya yang telah basah oleh cairan. Harum bukit kemaluan perawan membuat batang kemaluan fahri semakin ingin langsung masuk ke sarangnya tapi fahri kasihan melihat sendy karena kemaluannya belum juga merekah. Jilatan bibir fahri yang mengenai klitoris sendy membuat sendy menjepit wajah fahri. Semburan panas keluar dari bibir bukit kemaluan sendy. sendy hanya menggeliat dan menahan rasa nikmat yang baru pertama kali didapatkanya.

Lalu fahri merasa yakin bahwa ini sudah waktunya, ditambah lagi batang kemaluannya yang sudah telalu lama menengang. fahri menarik tubuh sendy agar pantatnya pas tepat di pinggir ranjang. Kaki sendy menyentuh lantai dan fahri berdiri diantara kedua paha sendy.

Melihat kondisi tubuh sendy yang sudah tidak menggunakan apa-apa lagi ditambah dengan pemandangan bukit kemaluan sendy yang sempit tapi basah oleh cairan yang keluar dari bibir kecilnya membuat fahri menahan nafas. fahri berdiri, dan batang kemaluannya yang besar itu diarahkan ke bukit kemaluan sendy. Melihat itu sendy sedikit kaget dan merasa takut sendy menutup wajahnya dengan kedua tangannya. Melihat gejala itu fahri hanya tersenyum dan ia sedikit lebih melebarkan paha sendy sehingga klitorisnya terlihat dengan jelas. Ia menggesek-gesekkan batang kemaluannya di bibir kemaluan sendy. Sambil menggesek-gesek batang kemaluan, fahri kembali mendekap sendy sambil membuka tangannya yang menutupi wajahnya. Melihat fahri yang membuka tangannya, sendy langsung merangkulnya dan mencium bibir fahri. Pagutan pun kembali terjadi, bibir sendy dengan lahapnya terus memagut bibir fahri. Suara erangan kembali keluar lagi dari mulut sendy. "Aduhh.. Kaak.." erang sendy sambil merangkul tubuh fahri dengan keras. fahri meraba-raba bukit kemaluan sendy dengan batang kemaluannya setelah yakin akan lubang kemaluan sendy, fahri mendorongnya perlahan dan ketika kepala kejantanan fahri masuk ke liang senggama sendy. sendy mengerang kesakitan, "Kak.. aduh sakit, Kak.."

Mendengar rintihan itu, fahri membiarkan kepala kemaluannya ada di dalam liang senggama sendy dan fahri terus memberikan pagutannya. Kuluman bibir sendy dan fahri pun berjalan lagi. Dada fahri yang besar terus digesek-gesekkan ke payudara sendy yang sudah mengeras. sendy yang menahan rasa sakit yang telah bercampur dengan rasa nikmat akhirnya mengangkat kakinya tinggi-tinggi untuk menghilangkan rasa sakit di liang senggamanya dan itu ternyata membantunya dan sekarang menjadi tambah nikmat.

Kepala kemaluan fahri yang besar baru masuk ke liang kewanitaan sendy, tapi jepitan liang kemaluan sendy begitu keras dirasakan oleh batang kemaluan fahri. Sambil mencium telinga kiri sendy, fahri kembali berusaha memasukkan batang kemaluannya ke liang senggama sendy. "Aduh.. aduh.. aduh.. Kak," Mendengar rintihan itu fahri berkata kepada sendy. "Kamu sakit sendy," bisik fahri di telinga sendy. "Nggak tahu Kaak ini bukan seperti sakit biasa, sakit tapi nikmat.."

Mendengar penjelasan itu, fahri terus memasukkan batang kemaluannya sehingga sekarang kepala kemaluannya sudah masuk semua ke dalam liang senggama sendy sendy. Batang kemaluan fahri sudah masuk ke liang senggama sendy sendy sendy hampir setengahnya. Batang kemaluannya sudah ditelan oleh liang kemaluan sendy, kaki sendy semakin diangkat dan tertumpang di punggung fahri. Tiba-tiba tubuh sendy bergetar sambil merangkul fahri dengan kuat. "Aduhh.." dan cairan hangat keluar dari bibir kemaluan sendy, fahri dapat merasakan hal itu melalui kepala kemaluannya yang tertancap di bukit kemaluan sendy. Lipatan paha sendy telah terguyur oleh keringat yang keluar dari tubuh mereka berdua.

Mendapat guyuran air di dalam bukit kemaluan itu, fahri lalu memasukkan semua batang kemaluannya ke dalam lubang senggama sendy. Dengan satu kali hentakan. "Preet.." sendy melotot menahan kesakitan yang bercampur dengan kenikmatan yang tidak mungkin didapatkan selain dengan fahri. "Auh.. auh.. auh.." suara itu keluar dari mulut kecil sendy sendy setelah seluruh batang kejantanan fahri berada di dalam lembah kenikmatan sendy. "Kak, Badan sendy sesak, sulit bernafas," kata sendy sambil menahan rasa nikmat yang tiada taranya. Mendengar itu lalu fahri membalikkan tubuh sendy agar ia berada di atas Ari. Mendapatkan posisi itu sendy seperti pasrah dan tidak melakukan gerakan apapun selain mendekap tubuh fahri sambil meraung-raung kenikmatan yang tiada taranya yang baru kali ini dirasakannya.

sendy dan fahri terdiam kurang lebih lima menit. " sendy, sekarang bagaimana badanmu," kata fahri yang melihat sendy sekarang sudah mulai menggoyang-goyangkan pantatnya dengan pelan-pelan. "Udah agak enakan Kak," balas sendy sambil terus menggoyang-goyangkan pantatnya ke kiri dan ke kanan. Mendapatkan serangan itu fahri langsung mengikuti gerakan goyangan itu dan goyangan fahri dari atas ke bawah.

Lipantan-lipatan kehangatan tercipta di antara selangkangan sendy dan fahri. Sambil menggoyangkan pantatnya, mulut sendy tetap mengaduh, "Aduhh.." Merasakan nikmat yang telah menyebar ke seluruh badannya. Tanpa disadari sebelumnya oleh fahri. sendy dengan ganasnya menggoyang-gonyangkan pantatnya ke samping dan ke kiri membuat fahri kewalahan ditambah lagi kuatnya jepitan bukit kemaluan sendy yang semakin menjepit seperti tang yang sedang mencepit paku agar paku itu putus. Beberapa menit kemudian fahri memeluk badan sendy dengan eratnya dan batang kemaluannya berusaha ditekan ke atas membuat pantat sendy terangkat. Semburan panas pun masuk ke bukit kemaluan sendy yang kecil itu. Mendapat semburan panas yang sangat kencang, sendy mendesis kenikmatan sambil mengeram, "Aduhh.. aduh.. Kak.."

Selang beberapa menit fahri diam sambil memeluk sendy yang masih dengan aktif menggerak-gerakkan pantatnya ke kiri dan ke kanan dengan tempo yang sangat lambat. Setelah badannya merasa sudah agak baik, fahri membalikkan tubuh sendy sehingga sekarang tubuh sendy berada di bawah fahri. Batang kemaluan fahri fahri masih menancap keras di lembah kemaluan sendy meskipun sudah mengeluarkan sperma yang banyak. Lalu kaki sendy diangkat oleh fahri dan disilangkan di pinggul. fahri mengeluarkan batang kemaluannya yang ada di dalam liang senggama sendy. Mendapat hal itu mata sendy sendy tertutup sambil membolak-balikkan kepala ke kiri dan ke kanan lalu dengan perlahan memasukkan lagi batang kemaluannya ke dalam liang senggama sendy, turun naik batang kemaluan fahri di dalam liang perawan sendy sendy membuat sendy beberapa kali mengerang dan menahan rasa sakit yang bercampur dengan nikmatnya dunia. Tarikan bukit kemaluan sendy yang tadinya kencang pelan- pelan berkurang seiring dengan berkurangnya tenaga yang terkuras habis dan selanjutnya fahri mengerang-erang sambil memeluk tubuh sendy dan sendy pun sama mengeluarkan erangan yang begitu panjang, keduanya sedang mendapatkan kenikmatan yang tiada taranya.

fahri mendekap sendy sambil menikmati semburan lahar panas dan keluarnya sperma dalam batang kemaluan fahri dan sendy pun sama menikmati lahar panas yang ada dilembah kenikmatannya. Kurang lebih lima menit, fahri memeluk sendy tanpa adanya gerakan begitu juga sendy hanya memeluk fahri. Dirasakan oleh fahri bahwa batang kemaluannya mengecil di dalam liang kemaluan sendy dan setelah merasa batang kemaluannya betul-betul mengecil fahri fahri fahri menjatuhkan tubuhnya di samping sendy. fahri mencium kening sendy. sendy membalasnya dengan rintihan penyesalan, seharusnya fahri bertanggung jawab atas hilangnya perawan yang dimiliki sendy.

Mendengar itu fahri hanya tersenyum karena memang selama ini fahri mendambakan istri seperti sendy sendy ditambah lagi ia mengetahui bila hidup dengan sendy maka ia akan mendapatkan segalanya. fahri mengucapkan selamat bobo kepada sendy yang langsung tertidur kecapaian dan fahri langsung keluar dari kamar sendy setelah fahri menggunakan pakaiannya kembali.

fahri masuk ke dapur, didapatnya sendynya sedang dalam keadaan menungging mengambil sesuatu. Terlihat dengan jelas celana merah muda yang dipakai sendy. sendy dibuat kaget karena fahri langsung meraba liang kewanitaannya yang terbungkus CD merah muda sambil menegurnya. " sendy sudah pulang," tanya fahri. Sambil melepaskan rabaan tangannya di liang kewanitaan sendy . Lalu fahri membuka kulkas untuk mencari air putih. "Iya, sendy hanya sebentar kok. Soalnya sendy kasihan dengan burung kamu yang tadi sendy sendy tinggalkan dalam keadaan menantang," jawab sendy sambil tersenyum.
Mendengar itu, fahri langsung diam dan ia akan menikahi sendy seperti yang dijanjikanya. Mendengar hal itu sendy tersenyum dan memberikan kecupan yang mesra kepada fahri sambil meraba batang kemaluan fahri yang sudah tidak kuat untuk berdiri. Melihat batang kemaluan fahri yang sudah tidak kuat berdiri itu sendy tersenyum. "Pasti adikku dibuatnya KO sama kamu yaa.. Buktinya burung kamu tidak mau berdiri," goda sendy. "Ahh nggak sen, biasa saja kok."

sendy meninggalkan fahri, sambil mewanti-wanti agar menikahi dirinya. Akhirnya pernikahan sendy dengan fahri dilakukan dengan pernikahan dibawah tangan atau pernikahan secara agama tetapi dengan tanpa melalui KUA karena sendy masih dibawah umur.

TAMAT

0 komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.

Followers

Cari Blog Ini