• home

Cerita Eksibisionis Nia Mamaku Hamil : 17 Tempat Yang Aman Part 3

"Bagus haris, segeralah kamu ceraikan istrimu itu. Dengan begitu, saya akan langsung memilikinya” pak arso tersenyum puas di dalam ruangannya setelah menguping pembicaraan haris

Hanya saja, pak arso tidak tahu kalau nia sudah tidak lagi berada di tempat kosnya. Begitu juga dengan pak broto di rumahnya yang sedang duduk tertidur lelap, ia lengah karena terlalu lelah usai bersetubuh dengan nia kemarin malam bersama pak arso, sehingga tidak mengetahui kalau wanita itu sudah angkat kaki dari tempat kos miliknya. Andai ke jdua lelaki itu sudah menyadari, mereka tidak akan tinggal diam.

###########

“Uhh mama, mama seksi banget sihhh.... jodi jadi kepengen ngentot sama mama nih mah....” jodi berbicara pelan sendiri di kamarnya sambil fokus memandang laptopnya.

Jodi sedang sibuk di kamarnya setelah bayu turun ke bawah mencari sang mama yang tidak ia lihat sejak berada di kamar sepupunya. Di kamarnya, jodi sedang melihat satu per satu foto mamanya ketika tidak sedang mengenakan hijab.

Sementara di lantai bawah bayu terkejut ketika melihat tante mira tidak mengenakan hijab dan pakaian gamis yang menutup seluruh tubuhnya. Malahan, sekarang tantenya hanya mengenakan daster kuning bermotif kembang dengan belahan dada yang terpampang jelas di mata anak itu. Menyaksikan pemandangan tersebut, Bayu tidak sangka tantenya lebih seksi ketimbang sang mama. Menurutnya pula, ukuran buah dada tantenya lebih besar dari pada mamanya.

“Bayu, kok kamu kelihatan bingung, nyari mama ya? Mamanya ada tuh di kamar tante” ucap tante mira melihat bayu tampak bingung.

“Ohhh.. di kamar tante” sahut bayu kepada tantenya

“Iyaa..., yuukk bareng sama tante ke kamar ngelihat mama” jawab tante mira

Bayu berjalan bersama tante mira ke kamar melihat sang mama yang berada di sana. Selagi berjalan, bayu sesekali memperhatikan lekak-lekuk tubuh tantenya yang amat terawat. Jenjang kaki putih, lengannya sintal, padat dan berisi. Lelaki mana yang tak tergoda dengan tantenya, beruntung sang tante sudah mengenakan hijab bila berada di luar rumah, tanpa perlu khawatir lagi digoda oleh kaum adam yang tak bertanggung jawab.

“Tuh mamanya tuh lagi istirahat di kasur” tante mira menunjukkan ke bayu bahwa mamanya sedang duduk bersandar di atas ranjang.

“Eh iya tuh, mamaaaaa......” panggil bayu berjalan memeluk sang mama

“ehhh kamuu deee....ada apa?” nia beranjak berdiri turun dari ranjang menyambut rangkulan sang putra.

Bayu memeluk sang mama yang berdiri dihadapannya. Cukup terkejut sebetulnya anak itu. Kini sang mama sama halnya dengan tante mira di kamar, hanya mengenakan daster yang tingginya sepangkal paha. Entah kapan mamanya berganti pakaian pikir anak itu. Namun, daster yang keduanya kenakan berbeda. Jika tante mira menggunakan daster bermotif bunga berwarna kuning, sang mama mengenakan daster berwarna coklat muda polos yang tidak pernah bayu melihatnya. Mungkin itu daster pinjaman sang tante.

“Kamu ngapain aja tadi di atas sama mas Jodi?” tanya nia kepada putranya

“gak ngapa-ngapain kok ma, palingan cuma istirahat aja maa... habisnya aku cape juga.... apalagi mas Jodinya juga lagi sibuk” balas bayu dalam pelukan sang mama

“Ohh gituu” nia mengelus rambut sang putra

Dalam dekapan sang mama, bayu tampak merasa aneh. Kepalanya yang terdekap erat dan menempel pas di bukit kembar membusung sang mama yang terbungkus daster membuat penis bayu di balik celana pendeknya pelan-pelan tegak berdiri menyentuh bagian paha mamanya. Tak hanya itu, dalam hangatnya dekapan sang mama, bayu sempat mencuri-curi pandang ke belahan dada mamanya. Ada apa dengan anak ini?

“Sebegitunya yaa anak sama ibunya.... beda banget si bayu sama jodi..” ucap mira melihat nia memeluk bayu

“Beda kenapa kak?” tanya nia penasaran sambil tetap memeluk sang putra

“Yaa bedaa ajaa. Si jodi itu gak peduli sama mamanya. Berangkat kuliah gak ada pamit. Kalaupun iya palingan itu anak minta uang jajan doang. Pokoknya itu anak sibuk sendiri deh” jawab miraa

“hemm Jodi kan udah gede kak, egonya lagi tinggi... sementara bayu kan masih mau abg...masih butuh perhatian lebih dan pengarahan” balas nia menatap sang kakak

Sembari memeluk bayu, nia merasakan ada benda hangat yang menyentuh pangkal pahanya. Dia pikir sejenak benda apa yang menyentuh salah satu bagian tubuhnya. Karena tak mau menebak-nebak, ia melepas pelukannya kepada sang putra sembari melirik ke bagian benda yang menyentuhnya. Betapa terkejutnya nia setelah menyadari kalau benda hangat yang menyentuh pangkal pahanya barusan adalah penis sang putra yang sedang tegak berdiri. Nia mendadak menjadi khawatir jangan-jangan kemaluan bayu yang berdiri karena terangsang oleh dirinya.

“Hei nia... kok malah diemm sih, ayo mikirin apa?” tanya mira terheran

“ehh... emm gak ada apa-apa kok kak...” nia sontak terkaget

“Udah kamu gak usah khawatir, kamu boleh kok tinggal di sini sesuka hati kamu” sahut mira kepada sang adik

“Tapi kak?” tanya nia ragu

“Iya udahh gak usah dipikirin deh....” balas mira kembali

Di tengah pembicaraan kakak dan adik tersebut, bayu menyela, “Tante mira, boleh gak aku tidurnya satu kamar sama mama aja. Takutnya ganggu mas Jodi di kamarnya” ucap bayu mohon kepada sang tante.

“Boleh kok..boleh... Lagipula masih ada kamar tamu di sebelah kamarku. Kalian di sana aja” ucap mira sembari tersenyum menawarkan

“Maa, kita pindah ke sana yaaa” pinta bayu memohon sembari melirik mata sang mama

“Emm gimana yaaa...... hehe... Iyaa deh kita ke sana deh. Maaf yaa kak, jadi ngerepotin nih” balas nia kepada kakak dan putranya

“Ohh enggak kok. Malah enaak rumah jadi rame nihh karena ada kamu sama bayu” sahut mira menanggapi ucapan sang adik.

“Yaudah deh dek, kamu ambil barang bawaan kamu gihh, terus kita pindah ke kamar tamu yang tante mira saranin” perintah sang mama

“Oke maa, bayu ke atas dulu yaa” sahut bayu

Usai meminta sang anak mengambil barang-barangnya, Nia lalu segera memindahkan perlengkapan yang dibawanya dari kamar sang kakak ke kamar tamu yang berada di sebelah kamar kakaknya. Sementara bayu kembali ke kamar sepupunya untuk mengambil barang-barang kepunyaannya yang ia taruh di sana.

“Eitss buru-buru banget mau pulang?” tanya Jodi yang masih sibuk dengan laptopnya melihat kesibukan bayu

“Siapa bilang aku mau pulang mas? orang aku pengen pindah ke bawah” balas bayu kepada sepupunya

“Ohh kirainn..” timpal jodi

################


“Pak paijo, akhir pekan besok saya ke tempat bapak untuk membicarakan sekaligus melihat ladang jagung bapak, sesuai dengan rencana kemarin. Bagaimana pak?” tanya pak arso lewat sambungan ponsel di atas kursi kerjanya.

“Ohh tentu bisa pak. Siapa yang enggak mau diajak gabung untuk urusan bisnis, apalagi bisnisnya sekelas bosnya anak saya lagi hehe” pak paijo tersenyum saat sedang dihubungi pak arso

“Ahh bapak bisa ajaa. Yaudah deh yaa pak nanti besok pas hari keberangkatan saya hubungi bapak lagi. Terima kasih pak paijo.. mari...” ucap pak arso memutus sambungan ponselnya dengan pak paijo.

Di kampung halaman haris, Ayah haris, pak paijo, sedang menjawab panggilan ponsel dari atasan anaknya, pak arso, terkait kerjasama bisnis yang akan dijalaninya. Ketika panggilan itu tersambung, pak paijo sedang berada di sekitar ladang jagungnya memantau para buruh taninya bekerja. Namun, ada yang memperhatikan ketika pak paijo berbicara melalui ponselnya.

“Siapa pak?” tanya pak bejo, buruh tani pak paijo

“Ini atasan anak saya yang rencananya mau ke sini” ucap pak paijo

“ohhh...Kapan pak mau ke sininya? Sendirian?” tanya pak bejo yang ingin tahu sekali

“Sabtu besok, memangnya kenapa? Kamu ngarep dia dateng bareng nia ke sini? jangan ngacoo kamu” sindir pak paijo kepada pak bejo yang selalu mengharap kedatangan nia.

“Yeee si bapak orang nanya juga. Kan gak ada salahnya juga” gerutu pak bejo

“Yaudah sana.. kamu kembali bekerja lagi... gak enak tuh dilihatin buruh tani yang lainnya” perintah pak paijo kepada pak bejo

“Iyaa pak paijoooo” pak bejo menurut

Ketika pak bejo pergi kembali bekerja, pak paijo berbicara sendirian, “Mungkin gak yaa pak arso itu ajak nia? emm.. mendingan bilang ke pak arso, supaya dia mau ajak haris... kan biar sekalian haris bawa nia dan cucuku hehehe” senyum pak paijo sendirian di kala buruh taninya sedang sibuk bekerja.


###########

Pemandangan di rumah kakak nia, mira, tanpa tenang dan damai. Tak ada gejolak masalah berada sebelum atau sesudah nia beserta putranya di sana. BegItu pula yang terjadi dari pagi hingga malam hari di rumah itu usai nia dan bayu hadir di tengah mira dan putranya, jodi. Semua penghuni sibuk dengan kegiatannya masing-masing. Jodi sibuk sendiri dengan aktivitasnya sebagai seorang mahasiswa. Sementara mira sibuk dengan usaha yang digelutinya semenjak ditinggal mati sang suami. Bagaimana dengan bayu dan nia?

Bayu dan nia sibuk di kamar tamu yang menyatukan mereka kembali dalam kehangatan. Mereka saling bercerita dan bercanda ria bersama, serta menikmati tidur siang bersama hingga sore hari tiba. Tampak kegembiraan menyelimuti hati nia dan bayu setelah melalui banyak hal yang sulit keduanya pahami.

Sore itu, di kamar tamu, rumah kakak nia,..

“Ma, mandi bareng yukk. Kan aku udah lama gak mandi bareng sama mama” pinta bayu terduduk di pinggir ranjang menatap sang mama yang sedang mempersiapkan perlengkapan mandinya.

“Ihh... kamu kan udah mau gede de... masa masih mandi sama mamanya? Gak malu apa?” nia menjawab tersnyum

“Yahhh gak boleh yahhh maa? Yaudah deh kalo gitu” bayu cemberut

“ckck...bukan gak boleh, tapi kan nanti kalo udah gede kamu harus mandi sendiri. Masa sih mandi bareng mama terus” ucap nia memberi pengertian

“Sekali ini aja kok ma... aku kan belum gede jugaa” gerutu bayu

“hemmmm.... Iya deh iyaa bolehh... tapi jangan keseringan ya...” sahut sang mama mengambil handuk

“Eh beneran maa? Horee.....aku bisa mandi bareng sama mama lagi....” ucap bayu dengan girangnya

Diikuti bayu, Nia yang masih mengenakan daster coklat yang ia pakai tadi siang berjalan keluar dari kamarnya ke kamar mandi yang letaknya di luar kamar mereka, tepatnya di pojok belakang rumah mira dekat dapur. Sementara pemandangan di luar kamar tampak begitu sepi.

Sesampainya di dalam kamar mandi, bayu melepas pakaiannya lebih dulu, lebih cepat dari biasanya. Anak itu lalu memperhatikan sang mama yang baru dan sedang mencopot dasternya sendiri. Ia perhatikan seluruh jengkal tubuh sang mama satu per satu yang perlahan tidak tertutupi sehelai benang pun.

“wihh mama tetenya gede banget yah, aku kok baru nyadar sekarang... pantes aja bapak-bapak itu demen banget nenen sama mama” gumam bayu dalam hati memelototi payudara mamanya

“Heii kok ngelamun gitu?” ujar nia

“hemmm gapapa kok ma..,yaudah deh maa yukk kita mandi..” sahut bayu yang terkejut ketika sang mama menyentak dirinya.

Nia memandikan puteranya terlebih dahulu. Ia sirami dan sabuni tubuh sang putra merata dari ujung atas hingga ke ujung kakinya. Wanita itu sempat terkejut ketika melihat penis sang putra tegak berdiri ketika sedang menyabuninya. Sementara bayu dari tadi memerhatikan kedua buah dada mamanya yang menggelantung ketika sedang memandikan bayu.

Setelah memandikan bayu, giliran nia membersihkan dirinya. Ia basahi dan sabuni seluruh jengkal tubuhnya sama seperti yang ia lakukan kepada bayu. Sedangkan bayu, masih tetap sama ia terus memelototi tubuh sang mama. Namun, nia tidak begitu serius menanggapinya.

Setelah selesai mandi, Nia dan bayukembali ke kamar dengan berbalut pakaian baru yang mereka kenakan di dalam kamar mandi . Sementara pakaian yang sudah mereka pakai semenjak siang, mereka masukkan ke dalam bungkus plastik dan membawanya ke kamar. Nia lagi-lagi meminjam daster sang kakak. Dia tidak menyangka, meski sudah berhijab, ternyata sang kakak menyimpan daster-daster seksi yang sudah ia kenakan tadi siang, termasuk yang sedang ia kenakan saat ini. Kini ia memakai daster yang menampakkan puting buah dadanya yang bulat dan padat tampak menyembul keluar. Hanya saja, ia tidak begitu khawatir dan mempedulikan. Lagipula ia kini berada di rumah sang kakak perempuannya. Tak ada lagi laki-laki hidung belang yang berniat menidurinya.

Di lain hal, di dalam kamar, bayu mengenakan baju dan celana panjang piyama yang belum pernah ia pakai. Anak itu tampak masih terus memperhatikan sang mama yang sedang akan beranjak naik ke atas ke ranjang.

“De, kita tidur yuk...” ajak sang mama di atas kasur

“Keluar aja yuk maa...masih sore juga, gak bosen apa di kamar mulu” jawab bayu

“Lagipula kalo di luar kita mau ngapain? sepi kayaknya.... yuk tidur sini mendingan kita istirahat, apalagi kamu kan besok musti ke sekolah” ucap sang mama mengingatkan

“Oh yaaa....aduhh... aku kan besok sekolah, kenapa bisa lupa ya....” ucap bayu baru sadar

“yaudah tenang aja, mama udah bilang kok ke tante mira, nanti biar mas jodi yang anterin kamu pagi-pagi” nia menenangkan putranya

“Tapi, apa gak kejauhan yaa ma?” tanya bayu ragu

“Makanya besok kamu musti bangun pagi-pagi biar gak kesiangan” balas nia

“heeemm.....” bayu menghela nafas

Anak itu akhirnya menuruti juga kemauan sang mama. Ia beranjak menyusul naik ke atas ranjang kasur. Ia tidur bersebelahan dengan mamanya. Keduanya pula saling berhadapan. Bayu menghadap kanan, sang mama menghadap kiri.

“ma, enak yaa tinggal di rumah tante mira, tenang dan damai” ucap bayu memperhatikan wajah sang mama yang sedang memejamkan mata

“Iyaa,,,” jawab nia singkat

Bayu tak menanggapi kembali. Ia berpikir sang mama ingin tertidur. Anak itu lebih memilig melamun karena tidak mengantuk. Sembari melamun berbaring berhadapan dengan sang mama, bayu mulai memperhatikan belahan dada serta puting sang mama yang menyembul di balik dasternya. Sementara nia masih mencoba memejamkan matanya.

“Ma, bayu boleh gak lihat nenen mama?” tanya bayu polos

“Ihhssss.... mau ngapain?! kamu kan udah gede masa mau nenen lagi... gak boleh ahhh” nia sontak kaget membuka matanya

“Yahh mama mahh aku kan pengen lihat aja sebentar, masa gak boleh sih? Aku kan cuma kepengen tahu aja bentuk nenen yang dulu aku isep waktu masih bayi... boleh yah maa? Tolong dong maa,,,,” bayu merengek memohon

“Enggak boleh! ” tegas nia

“Yaudah deh kalo gitu” tanggap bayu ngambek sambil tidur erbalik membelakangi sang mama

“Kamu kan udah gede de... sebentar lagi kan abg” nia mencoba menasehati, namun bayu hanya terdiam.

Nia mengiba juga. Dia pikir apa salahnya jika sang putra melihat salah satu bagian tubuhnya. Lagipula, bayu anaknya sendiri.

“Yaudah nih de.... tapi sebentar aja ya...” nia memeloroti tali daster sebelah kanannya, perlahan-lahan ia turunkan bagian daster bagian kanan, sehingga pelan-pelan pula terpampang buah dada berputing coklat miliknya

Mendengar ucapan mamanya, Bayu berbalik kembali perlahan menghadap mamanya yang melunak.

“Uhh nenen mama gede yaa maa...” ucap bayu memperhatikan bagian kanan puting dan ukuran buah dada sang mama

“Hee’eem” nia hanya menggumam mendengar sang putra berbicara begitu

“Ma, yang kiri buka juga dong.....” pinta bayu kembali

“Udah satu aja ah” kesal sang mama

“Yah mama masa satu aja sihh, satu lagi dong ma.... biar aku ngelihatnya utuh, apa mungkin memang dulu aku kalo nete gak keduanya ya?”

“Heemm yahh keduanya lah.. udah satu aja yaa de....” nia menolak

“Ahhh yaudah deh kalo gitu, mending gak usah aja deh ma..” cemberut bayu berbalik kembali membelakangi sang mama

“yaudah deh nihhh satu lagi nihh...” sahut nia memeloroti daster bagian kirinya.

“Gitu dong maa.....” ucap bayu yang tidak jadi berbalik.

“Hee’eeem” nia menggumam memeloroti dasternya

“nenen mama gede banget yah maa” bayu memperhatikan serius kedua payudara mamanya

Nia hanya diam membisu. Namun, tiba-tiba bayu mendekat dan kedua tangan putranya meraih kedua bukit kembarnya.

“iIshhhhhbayu, kamu mau ngapainnn? Hhhssssss” nia sedikit memberontak kegelian ketika tangan sang putra mengenggam payudaranya

“maa.... aku pengen nete lagiiii...bolehh yaaa?” bayu merengek memohon

“ahhhhs kamu kan buka bayi lagi de....” ucap nia masih kegelian..

“uhhh mamaa mau nenen lagiii..... emmmmmm nyemmmmm slerrpppp srrruupppttt” mulut bayu sontak menghisap puting kanan sang mama yang ia genggam

“Ahhhhhsss bayuuuu kamuu gakk boleh nenen lagiii sayanggg ahhhssss” nia kegelian ...

“eeemmm emmm nyammm emmm srrupppttt....tapii enakkk maa” ucap bayu

“ehhsss udah dongg de.....” nia tak kuasa menolak

“maaaa yangg kiriii jugaa yaa?” tanya bayuu

“jangann bayuuu... kamu udah gak boleh nenen sama mama lagii ahhhss” ucap nia melihat sang putra masih mengenggam bukit kembarnya

“uhhsss tapiii maaa....nenen sama mama enakkk... emmm emmm nyammm sruppttt” bayu melahap payudara kiri sang mama

“ahhhhh bayuuuuu, udah dongg sayang nenennya” nia mencoba menolak melalui ucapan

Bayu bergantian melahap dan menghisap bukit kembar sang mama. Anak itu tampak menikmati bisa kembali menetek pada mamanya. Sementara nia tak sanggup berbuat apapun ketika sang putra kembali menyusu padanya. Ia menjadi serba salah. Namun, ketika keduanya sedang sibuk di kamar.... tiba-tiba ada yang membuka pintu kamar mereka....

“Nia... bayu... kalian mau makan malam apa???” ucap mira membuka pintu kamar nia dan putranya


Bersambung...

from Cerita Cewek Biru | Cerita Cewek Eksibisionis dan Suka Pamer Keseksian

Cerita Eksibisionis Nia Mamaku Hamil : 16 Tempat Yang Aman Part 2

#####################

Di tengah ladang jagung yang belum panen, saat terik matahari sedang panas-panasnya,seorang lelaki berperut tambun berjalan tergesa-gesa ke sebuah gubuk tempat ia kerap beristirahat sejenak usai bekerja sebagai seorang buruh tani. Di gubuk itu sang majikan juga berehat sejenak setelah memantau para buruh taninya bekerja. Ia duduk menatap hamparan ladang jagung miliknya. Namun, alih pandangnya mendadak berubah ketika melihat seorang buruh taninya mendatanginya dengan tergopoh-gopoh

“Pak paijo, pak paijo...” ucap pak bejo, salah seorang buruh tani, sambil berjalan tergesa-gesa menyahut majikannya, pak paijo.

“Ada apa kok kamu jalan terburu-buru seperti itu?” tanya pak paijo menyambutnya dengan penuh rasa heran

“Huh, huh, huh,” Pak bejo menghela nafas sejeneak usai sampai di gubuk.

“Ayo sini duduk dan ambil nafas dulu.. Lagian juga ngapain kamu jalan terburu-buru seperti itu, kan pelan-pelan bisa” pak paijo mendekati buruh taninya yang baru tiba di gubuk.

“Iyaa maaf pak. Soalnya ada yang saya ingin tanyakan... fuuhh Hhhmm... apa bener anak laki-laki bapak mau ke sini?” tanya pak bejo mengambil posisi duduk di dekat pak paijo

“Kamu denger berita dari siapa? Enggak kok, yang mau datang itu bosnya anak lelakiku” jawab pak paijo

Pak bejo membisu sesaat ketika berita yang diterimanya tersebut diklarifikasi oleh majikannya. Mimik wajah lelaki itu sontak terlihat lesu.

“Loh, loh, kenapa wajahmu tiba-tiba jadi lesu begini? Tadi saya lihat kamu bersemangat sekali menghampiri saya ke sini” ucap pak paijo menatap wajah pak bejo

“Heeem... gini loh pak, tadi saya habis dari rumah bapak. Nah, terus ketemu ibu. Si Ibu bilang tolong tanyain bapak, apa bener si haris, anak bapak, mau ke sini” ucap pak bejo menjelaskan kepada majikannya

Pak paijo mendadak tersenyum. Lelaki tua itu juga menggelengkan kepalanya bersamaan dengan senyumnya tersebut. Pak bejo yang melihatnya heran mengapa sang majikan sontak tersenyum.

“Loh, kok bapak malah senyum?” heran pak bejo

“jo, jo, jo ckckck... aku udah tahu isi otakmu itu. Kamu kecewa kan pas aku bilang kalo anakku enggak ke sini? Pasti otakmu udah ngira kalo anakku ke sini, itu berarti si nia ikut, kan? Makanya wajahmu langsung kelihatan lesu pas tahu anakku gak kesini, karena itu berarti si nia juga gak ke sini. Betul gak?” pak paijo menjelaskan kepada buruh taninya.

“hehehe... kok, bapak bisa tahu sih?” pak bejo tersenyum heran sambil menggaruk kepalanya.


“yaiyalah... isi otakmu setahuku itu cuma niaa mulu kalo denger kabar anakku si haris” timpal pak paijo

“hehehe” senyum pak bejo

Pak bejo tersenyum sendiri mendengar penjelasan majikannya. Hatinya mengiyakan dan mengamini itu semua. Bagaimana tidak, lelaki yang ditinggal istri dan anaknya tersebut begitu kesepian. Namun, semenjak hadirnya menantu pak paijo, nia, dalam kehidupannya. Kesepian itu sirna begitu saja. Dalam hatinya, ia memendam kerinduan terhadap wanita itu.

“Eh dia malah melamun... ceritanya nih kamu kangen sama si nia nih?” ucap pak paijo berbicara berdua dengan pak bejo.

“Lah, memang si bapak enggak apa?” pak bejo bertanya balik

“Kalau aku tuh kangen sama cucuku, si bayu, kapan dia ke sini lagi hhhmmmm” ucap pak paijo menatap awan

“Alaaaahhhhhh kangen bayu, apa kangen ibunya bayu?” pak bejo meledek majikannya

“Dua-duanya si jo.. hehe” sahut pak paijo

“tuh kan... dikira saya doang, ternyata pak paijo juga” balas pak bejo melihat majikannya tersenyum

Majikan dan buruh taninya itu rehat bersama di gubuk tempat mereka biasa bercengkrama. Kelas sosial di antara mereka seolah hilang setelah banyak hal keduanya lalui. Hingga suatu saat keduanya akan menyambut seseorang yang belum dikenal...

###################

Pada jam istirahat di kantor haris, lelaki yang tidak berniat mempertahankan rumah tangganya itu sibuk menelepon seseorang mengunakan telepon seluler miliknya. Entah siapa itu. Sepertinya tidak begitu penting yang lelaki itu hubungi karena Ia lebih banyak tersenyum terkadang tertawa ketika menelepon seseorang tersebut. Pada akhir kalimat pembicaraan ia mengatakan,

“Sabar sayang, sebentar lagi aku bakal ceraiin si nia itu kok. Tapi, kamu juga nanti ceraiin suamimu itu yaa. Setelah itu baru kita berdua menikah dan hidup bersama deh...” ucap haris tersenyum sambil duduk di kursi dekat meja kerjanya

Tanpa dia sadari ucapannya itu didengar oleh seseorang.

#######################


“Wihhhhh kamar kakak penuh bangett isinya. Ada komputernya, ada televisinya, ada laptop juga lagi” kagum bayu melihat isi kamar sepupu lelakinya, Jodi.

“aaahh kamar mas jodi biasa aja kalii. Komputer sama laptop kan udah lumrah banget” jodi merendah

“masalahnya aku gak punya selengkap mas jodi” bayu balas merendahkan dirinya

“Yaudah deh. sekarang kamu taruh barang bawaanmu di sana tuh” jodi menunjuk ke arah lemari pakaiannya.

Sambil menaruh barang bawaannya, Bayu begitu kagum melihat seisi kamar sepupunya yang terletak di lantai 2. Kamar yang dilapisi cat berwarna biru tua itu dimana-mana tertempel poster bergambar tempat-tempat di seluruh dunia, seperti paris dengan menara eiffelnya, roma dengan Colosseumnya, dan New York dengan keprestiusan kotanya. Ia juga nmelihat tempelan poster berisi kata-kata mutiara dan motivasi yang ditulis dengan huruf berwarna-warni. Selain itu ia melihat komputer di dekat meja belajar jodi yang bersebelahan dengan lemari pakaiannya. Dan, laptop yang tergeletak begitu saja di atas kasur. Sementara televisi terletak di bawah lantai. Tampaknya sepupunya itu jarang menonton televisi karena melihat televisi tersebut begitu berdebu. Tak hanya itu, ia melihat ranjang sepupunya begitu besar untuk satu orang. Ranjang itu dilapisi sprei bergambar salah satu lambang klub sepak bola.

“Mas jodi sekarang udah kuliah yah?” tanya bayu usai menaruh barang bawaannya

“Iya nih... yasudah kamu duduk dulu gih di atas kasurku. Gak enak ngobrol masa sambil berdiri” jawab jodi yang duduk di kursi meja belajarnya

“Iya mas makasih” senyum bayu sambil duduk di ranjang.

“Kamu sendiri gimana sekolahnya? Bagus gak nilainya?” tanya jodi kepada sepupunya

“Bagus kok mas” jawab bayu singkat dengan berbohong, padahal anak itu mendapatkan nilai matematika yang kurang memuaskan

“Bagus deh kalau begitu. Biar nanti kalo udah gede kuliahnya bisa di tempat mas jodi” jodi memuji

“Memangnya mas jodi kuliah di mana?” tanya bayu heran

“Iya, mas jodi kuliah di salah satu kampus terbaik di Indonesia” jawab jodi dengan berbangga hati

“Keren dong yaa mas” puji bayu kepada sepupunya

“Yasudah, kamu istirahat dulu gih... mau nonton televisi silahkan, mau main komputer silahkan, mau tidur juga boleh. Mas jodi mau keluar sebentar dulu yaa..” ucap jodi bangun dari kursinya

“Oke mas” balas bayu masih duduk di kasur sepupunya.


Sementara itu, di lantai bawah nia dan kakak perempuannya, mira sedang berbicara satu sama lain di atas sofa. Ibu dari bayu dan ibu dari jodi itu tampak serius ketika berbincang. Mata keduanya saling menatap. Posisi duduk kedua menyerong sambil berhadapann

“Kamu ada apa nia kok bisa kesini bawa barang bawaan banyak banget?” tanya mira, kakak nia, heran

“Aku mau numpang nginep di sini bolehkan, kak?” tanya nia berbalik belum menjawab pertanyaan sang kakak

“Boleh, boleh banget kok kamu nginep di rumah kakak. Lagipula rumah kakakkan sepi. Jadi, gak ada masalah. Tapi, kamu musti jawab dulu kenapa kamu bisa sampai mau nginep di sini?” tanya mira kembali

“Heemm.... mas haris kak... mas haris....” ucap nia mulai berkaca-kaca sambil mengingat-ngingat hal yang baru saja dilewatinya sambil memeluk sang kakak.

“Suamimu kenapa? Ayo cerita yang jelas” tanya mira penasaran sambil memeluk nia kembali

“Mas haris selingkuh kak... mas haris selingkuh dariku kak....aku melihat isi ponsel dia yang terdapat banyak sms dari selingkuhannya, pakai kata-kata sayang lagi kak” Nia bersedih

“kamu gak coba omongin baik-baik dulu sama suami kamu, kan kalo udah begini kasijhan anakmu nia?” mira menasehati sambil melepaskan dekapan nia

“Udah kok kak, udah. Tapi, memang gak ada itikad baik sama sekali kayaknya dari mas haris untuk mempertahankan rumah tangganya kak. Dia cuma lebih mikirin bayu kalo ketemu. Dia gak pernah nanya kabar aku selama aku pisah ruimah dengannya. Dia gak tanya aku tinggal dimana” nia menjelaskan panjang lebar dengan menitikkan air mata

“Hah? jadinya kamu udah pisah rumah selama ini? dari kapan? Terus kemarin-kemarin kamu tinggal di mana” tanya mira cukup terkejut karena dia kira adiknya itu baru pisah rumah.

Nia terdiam sejenak. Dia tidak mungkin menceritakan kalau selama ini dia tinggal menumpang dengan seorang lelaki paruh baya yang memberinya tumpangan sementara. Terlebih, dia juga tak mungkin menceritakan selama ini dia sudah ditiduri oleh lelaki yang memberinya tumpangan itu, termasuk lelaki yang pernah menidurinya yang lain.

“Emmm aku tinggal di rumah temenku kak. Tapi, aku mgerasa gak enak aja kalau terlalu berlama-lama di sana” nia berbohong kepada kakaknya.

“Heemmm oke yasudah. Sekarang kamu sama anak kamu untuk sementara tinggal di siini aja dulu. Tapi inget masalah rumah tangga kamu musti dikelarin secepatnya. Gak bisa didiemin terus nia...” mira mengingatkan

“iya kak akan aku selesaikan secepatnya” timpal nia

Ketika berduanya sedang bercakap-cakap, jodi turun dari lantai dua. Mira lantas melihat anaknya itu. Sementara jodi melihat sepertinya sang mama dan tantenya sedang terlibat dalam pembicaraan yang amat serius. Dia melihat sang tante matanya agak sembab seperti habis menangis.

“Eh, maaf, jodi ganggu yaa. Yaudah deh jodi balik ke atas lagi kali yaa” ucap jodi mencoba berbalik badan

“Jodi, enggak kok jod. Kamu memang mau kemana?” tanya sang mama melihat putranya dari jauh

“Jodi mau beli makanan di warung dekat sana maa, buat bayu” jawab jodi membalikkan badannya kembali menghadap sang mama.

“Yaudah sana beliiin” sahut sang mama kepada putranya

Mendengar respon sang mama, jodi melanjutkan tujuannya untuk keluar rumah, yakni membelikan sepupunya makanan.

Sementara itu, bayu di kamar sepupunya tampak kebingungan ingin melakukan apa. Padahal, ia dikasih kebebasan menggunakan peralatan yang dimiliki sepupunya di kamar itu. Ia terduduk terdiam sejenak di atas ranjang kamar itu. Ia malah berpikir bahwa ia sangat bersyukur kini ia berada di tempat yang aman untuk dirinya, khususnya mamanya. Ia tidak khawatir lagi mamanya bakal diganggu oleh pak broto. Kini ia sudah jauh dari tempat itu. Ketika sedang melamun sejenak, pandangan mata bayu terbersit ke arah laptop sepupunya. Ia lantas mengambil laptop tersebut dan mencoba menyalakannya. Kebetulan laptopnya menyala. Padahal, anak itu berpikir laptop sepupunya tersebut baterainya kosong atau sudah bocor sehingga memerlukan charger.

Bayu pun menunggu tampilan desktop dalam laptop sepupunya utuh. Setelah itu ia melihat-lihat isi laptop tersebut. Ada cukup banyak permainan. Namun, tak kalah banyaknya dokumen-dokumen tugas kampus sepupunya. Tentu, ia harus hati-hati kalo begini jadinya. Namun ketika asyik menggunakan laptop. Jodi, sepupu bayu, tiba-tiba masuk ke kamarnya dan,

“Ettss...etss...etsss jangan gunain laptopnya bayu!” sahut jodi buru-buru merampas laptopnya dari tangan bayu.

“Eh, iya? Maaf mas jodi...” jawab bayu

“Iyaa gapapa kok. Bukannya gak boleh yaa. Soalnya dalam laptop ini banyak file penting yang kalo hilang atau kehapus wahh bisa kacau” jodi menjelaskan kepada bayu

“Iya mass maaf sekali lagi, bayu gak tahu” bayu mencoba meminta maaf kembali

“Iya udah gapapa, gak usah dipikirin juga. Kalau kamu mau gunain internet atau main game, pakai komputer mas jodi aja” jodi menawarkan.

“Iya mas. nanti aja deh gunain komputernya. Aku mau tidur dulu ajaa. Lagipula, tadi aku bingung mau ngapain” ucap bayu mengambil posisi berbaring di ranjang

“Oke deh kalau mau kamu begitu. Mas jodi mau ngetik dulu yaa ” sahut jodi sambil memegang laptopnya.

Jodi mengambil posisi duduk di lantai bawah kamarnya sambil sibuk dengan laptopnya siang itu. Sementara bayu hendak tertidur untuk beristirahat sejenak sebelum memibicarakan bagaimana sekolahnya besok dengan sang mama. Keduanya pun melanjutkan aktivitas mereka masing-masing

Sementara di lantai bawah, nia dan kakaknya tidak terlihat lagi di ruang tamu. Keduanya sudah berada di kamar. Ya, kamar mira. Di sana keduanya tampak duduk bersama di atas ranjang. Nia memandangi kakaknya yang mengenakan hijab. Padahal, dulu kakaknya berpenampilan cukup seksi. Namun, entah apa yang membuat kakaknya memilih untuk berhijab. Nia terus memandangi sang kakak. Kakaknya sedang sibuk menggunakan ponselnya. Entah siapa yang dihubungi. Nia begitu kagum pada sang kakak. Ia bisa sendirian mengurusi buah hatinya sendiri ketika ditinggal mati suaminya. Wajar saja, mira menggunakan warisan sang suami untuk membuka usaha butik muslimah dan restoran. Dan, usahanya itu terbilang berhasil. Nia membandingkan dengan dirinya yang tak bisa apa-apa sekarang. Cukup lama sang kakak menelepon. Itu membuat nia memilih beristirahat sejenak di atas ranjang kakaknya.

Siang itu bayu dan mamanya beristirahat secara terpisah. Bayu tidur di kamar sepupunya. Sementara sang mama tidur di kamar di tantenya. Anak itu tertidur pulas hingga sore hari membuatnya terbangun begitu saja.

“Hoaaaheeeeeemmm......” bayu terbangun menguap melihat seisi kamar.

Anak itu tidak melihat sepupunya di kamar . Ia hanya melihat laptop sepupunya yang menyala dan ditinggalkan begitu saja. Bayu lekas ingin mematikan. Ia turun dari ranjangnya dan mencoba mematikan secara perlahan posisi laptop yang sedang screensaver. Namun, tiba-tiba ia terkejut ketika melihat layar laptop yang sudah pulih kembali menampilkan sesuatu yang membuatnya amat terkaget. Karena panik dengan yang ia lihat dan khawatir sepupunya kembali, ia buru-buru saja tinggalkan laptopnya di lantai dan kembali naik ke ranjang dengan posisi berbaring kembali. Lama ia menunggu sang sepupu yang belum balik ke kamar. Itu membuatnya amat penasaran dengan isi laptop sang sepupu setelah melihat sesuatu yang mengejutkannya barusan. Karena dihantui rasa penasaran, ia mencoba turun dari ranjangnya. Namun,

“Eh, bayu udah bangun?” sapa jodi yang membuka pintu kamar

Bayu cukup kaget dengan sapaan sepupunya, “Eh, mas jodi? Iya nih mas aku baru bangun”

Ketika melihat bayu terbangun, jodi lantas menutup laptopnya begitu saja dan memegangnya. Bayu memperhatikan hal tersebut. Justru itu membuatnya makin penasaran. Tak ingin berlama-lama di kamar sepupunya, ia mencoba ke lantai bawah seraya menemui sang mama. Ia keluar kamar sang sepupu dan menuruni tangga. Sesampai di bawah, ia bingung dimana posisi mamanya sekarang karena setahu dirinya ia terakhir kali melihat sang mama di ruang tamu. Ketika dalam posisi bingung itu, tante miranya menyapanya.

“Bayu nyari apa? nyari mamanya yaa? Mamanya ada di kamar tante tuh...” ucap tante mira kepada bayu.

Bayu tak sempat membalas jawaban sang tante. Ia terkejut melihat tantenya... anak itu terdiam mematung....

Bersambung...

from Cerita Cewek Biru | Cerita Cewek Eksibisionis dan Suka Pamer Keseksian

Cerita Eksibisionis Nia Mamaku Hamil : 15 Tempat Yang Aman Part 1

Tempat Yang Aman

###########

Di sebuah kamar seorang wanita bermandi keringat bersama dua orang lelaki tanpa sehelai busana pun di atas satu ranjang yang sama. Wanita itu masih terbangun di atas ranjangnya sementara dua laki-laki yang bersamanya tampak sudah terlelap dengan wajah amat lelah. Ya, wanita itu adalah Nia. Nia tidak ikut tidur melepas lelah usai berhubungan badan dengan pak broto dan pak arso yang sudah terlelap lebih dulu setelah menyetubuhi dirinya. Ia masih sibuk membersihkan mulut dan vaginanya yang dipenuhi oleh sperma pak broto dan pak arso yang berejakulasi di kedua bagian tubuhnya itu. Sambil membersihkan, tatapan matanya memandangi dua lelaki yang berbaring pulas di dekatnya. Terlebih nanar matanya mengarah ke pak broto, Begitu serius ia memandangi lelaki yang telah memberinya tempat bernaung sementara. Hanya saja entah apa yang dipikir ibu satu orang anak tersebut.

Nia segera beranjak dari ranjang yang baru saja menjadi medan pertempuran manusia bergumul satu sama lain. Ia mengambil pakaian tidurnya yang terletak di sisi kanan bawah ranjang. Tubuhnya yang padat dan sintal lantas ia tutupi dengan pakaian yang baru saja ia ambil itu. Tanpa berpikir lama setelah mengenakan pakaian, nia meninggalkan kamar tersebut sekaligus rumah kayu dan tua milik pak broto. Ia berjalan pelan langkah demi langkah menuju tempat kosnya kembali. “Bayu kemana ya?” pikir nia ketika membuka pintu. Wanita itu tak melihat sang putra di ruang depan tempat kosnya. Padahal, sebelumnya ia melihat bayu sedang tertidur di lantai dengan buku-bukunya. Lantas ia tutup rapat-rapat tempat kosnya. Setelah itu ia langsung menuju kamarnya untuk mengecek apakah bayu ada di dalam. Dan ternyata anak itu sudah berbaring tengkurap di atas kasur. Nia menarik nafas lega. Ia susul sang anak dengan berbaring di sebelahnya. Wanita itu berpikir sejenak sambil mencoba menutup matanya untuk beristirahat. Sementara sang anak di sebelahnya hanya memejamkan mata. Padahal anak itu belum tertidur. Dia terengah-engah usai berjalan terburu-buru dari rumah pak broto setelah baru saja menyaksikan untuk kesekian kalinya persetubuhan sang mama.

“De, ade, bangun sebentar de. Mama mau ngomong” ucap nia mengelus kening sang putra

“hoaaaaheeem.....Ada apa sih maaa?, aku kan masih ngantuk banget” jawab bayu yang sebenarnya pura-pura sedang tidur.

“Emmm..... besok kamu gak usah sekolah dulu ya de” terang nia

Lantas bayu menoleh ke wajah sang mama,”loh kok gitu ma?”

“Iya, besok kita pindah dari sini. Kita bakal ke rumah tante mira” nia menjelaskan dengan lembut

Bayu terdiam sejenak. Anak itu dalam hatinya begitu bahagia karena ia bersama sang mama akan segera meninggalkan tempat kos. Bagi bayu, ini berarti sang mama tidak akan lagi berkeharusan untuk berhubungan badan dengan pak broto. Itu juga berarti lepas sudah ketergantungan ia dan mamanya dengan lelaki paruh baya tersebut. “rumah tante mira kan jauh maa dari sekolahku, kenapa kita gak pulang ke rumah aja maa biar kita bisa tinggal sama papa lagi” sahut bayu kepada sang mama dengan mata masih mengantuk.

“Bayu, mama kan udah bilang. Mama gak mungkin lagi tinggal sama papa. Udah berapa kali mama jelasin sih” kesal nia pada sang putra.

“yahh mama” gerutu bayu kecewa

“Yaudah de kita tidur sekarang. Besok pagi-pagi banget kita harus meninggalkan tempat ini” timpal sang mama tidur membelakangi bayu

Malam itu nia tertidur lebih dahulu ketimbang putranya. Bayu belum tidur lagi. Ia masih memikirkan kemana gerangan akhir cerita kehidupannya akan berujung kalau terus begini. Ia masih berharap keluarganya dapat utuh kembali, walaupun peluang itu kelihatannya kecil. Di balik itu semua, ia bersyukur akan pergi dari rumah pak broto, lelaki yang mau menikahi sang mama. Tak lama anak itu menyusul sang mama yang sudah terlelap.

Di rumah pak broto, pak arso tampak mengucek-ngucek matanya. Lelaki yang juga atasan haris tersebut nampak terbangun di ranjang yang baru saja ditinggalkan nia. Ia melihat nia sudah tidak ada lagi di kamar itu. Lekas ia mengambil sarung lusuh pinjaman pak broto yang tergeletak di sisi ranjang.

“Pak broto, pak broto, bangun pak. Nia kok udah gak ada di sini?” teriak pak arso membangunkan musuh yang telah menjadi kawannya tersebut

“Alaaaahhh dia udah balik pak ke tempat kosnya” sahut pak broto lemas masih mengantuk

“Hooohh. Yasudah pak. saya pulang dulu pak. Pakaian saya di mana ya?” tanya pak arso memakai sarungnya

“Itu pakk di bangku ruang tamu depan” jawab pak broto tampak menoleh

Lekas memakai sarungnya, pak arso langsung mengambil pakaiannya di ruang tamu depan rumah pak broto. Buru-buru lelaki itu mengenakannya karena ia akan segera pulang ke rumah. Setelah mengenakan pakaiannya ia pergi meninggalkan rumah pak broto menuju mobil sedannya yang terparkir di halaman. Sebelum masuk ke mobilnya, ia menatap tempat kos nia.

“Ini belum berakhir nia sayang..... hehe. Sampai kamu mengandung anakku” gumamnya dalam hati

Masuklah pak arso ke mobilnya. Tak beberapa lama meluncurlah pak arso meninggalkan tempat yang baru saja disinggahi untuk melampiaskan nafsu birahinya.


Keesokan pagi,

Pagi-pagi buta dengan dibalut daster yang sama seperti semalam, nia sudah terbangun. Terlihat ia membereskan dan memasukkan seluruh perlengkapan dan pakaiannya ke plastik dan tas besar. Ia pastikan tidak ada lagi yang tersisa di tempat kosnya. Ia juga sekalian memasukkan perlengkapan dan pakaian bayu ke sebuah plastik dan ransel. Setelah itu ia berganti pakaian langsung tanpa membersihkan dirinya usai bersetubuh semalam. Ia mengganti pakaiannya dengan kaos berkerah berwarna dengan celana jins ketat panjang menutupi bagian bawah tubuhnya. Setelah itu, ia membangunkan sang anak dengan tergesa-gesa.

“De, ayo bangun de. kita musti berangkat sekarang nih” ucap nia dengan nada agak keras

“Addduhhh mamaaaa.... kok buru-buru banget sih. Ke rumah tante mira kan gak harus pagi-pagi begini juga maa” keluh bayu

“Udaahhh buruan bangunn deee... lihat tuh barang-barang udah mama siapin semua” sahut nia kepada putranya seraya menunjukkan semua barang yang sudah dibereskannya.

“huuuuhhh iyaa maa” bayu menarik nafas

Anak itu lekas terbangun. Ia lekas mencari handuknya, tetapi handuk anak itu sudah dimasukkan ke ransel miliknya.

“Ma, handukku mana?” tanya yang sudah beranjak dari kasur

“Gak usah mandi de, kita musti buru-buru nih” sahut sang mama yang masih memeriksa satu per satu seluruh kelengkapan

“gakk mau maaa. Aku mau mandi pokoknya. Kalo gak mandi bau” kesal bayu

“Yaudah sana mandi. Itu handuknya di ransel kamu, bawa baju sama celana kamu sekalian biar langsung dipakai di kamar mandi” jawab nia

“iyaa maa” balas bayu membuka ranselnya

Bayu mengambil handuk, kaos kerah berwarna hitam, celana dalam hitam, dan celana jins panjang dari ranselnya. Lekas semuanya itu ia bawa ke kamar mandi.

Sementara nia sedang mengecek keuangannya. Uangnya akan habis sekali pakai untuk berkunjung ke rumah sang kakak dengan menggunakan taksi. Memang tidak ada pilihan untuk ibu satu orang anak itu. Barang bawaan memaksanya untuk menggunakan taksi agar lebih nyaman. Lagipula ia yakin sang kakak akan membantu keuangannya. Selama ini ia tidak memilih bernaung di rumah kakaknya selepas pergi dari rumah karena ia khawatir akan membebani sang kakak. Namun karena keadaan mendesak, tidak ada pilihan lain bagi nia kecuali sang kakak sebagai tempat tinggal sementara untuk dirinya dan bayu.

Cukup lama nia menunggu sang putra mandi hingga ia mencoba mengecek ke kamar mandi sekalian memeriksa apakah masih ada barang yang tertinggal. Berjalanlah nia dari kamarnya menuju kamar mandi. Betapa kagetnya nia.....

“uuuhhh mamaaaa, bayyuuu mau ngentott mamaaa maa.... mama mau kan bayu ento ma......” suara pelan bayu dari dalam kamar mandi

Mendengar ucapan sang anak, nia sontak kaget. Entah apa yang membuat sang putra yang sedang beranjak dewasa itu mengkhayalkan bersetubuh dengannya. Buru-buru ia kembali ke kamar. Ia berpikir sejenak kiranya apa membuat bayu demikian. Tak lama wanita itu berteriak,

“Dee... buruann mandi-nyaa! Bentar lagi kita harus berangkat!” teriak nia

“Iyaa maa sebentar lagi!” sahut bayu membalas

Sambil menunggu bayu yang sedang berada di dalam kamar mandi, nia menerka-nerka apa penyebab bayu demikian. Nia agak shock mengetahui hal itu. Bagaimana mungkin anak kandungnya sendiri itu ingin menyetubuhinya yang merupakan ibu kandungnya. Nia akan berusaha menyelidikinya. Ia lupakan sejenak persoalan bayu. Nia mengeluarkan seluruh barang yang akan dibawanya satu per satu ke luar tempat kos. Dan, di luar tempat kos, langit pagi masih gelap. Cahaya mentari belum menampakkan sinarnya. Nia mencoba tarik nafas dalam-dalam udara pagi yang masih segar itu seraya merehatkan pikirannya sejenak. Setelah itu, barulah ia keluarkan barangnya satu per satu.

Ketika barang terakhir nia keluarkan, keluarlah bayu dari kamar mandi dengan pakaianya yang sudah rapi ia kenakan.

“Maa... aku udah siaapp” ucap bayu menunjukkan dirinya kepada sang mama

“Yaudah yuk kamu buruan keluar. Mama mau tutup pintu kosnya” jawab nia di depan pintu tempat kosnya.

“Iya maaa” sahut bayu

Setelah bayu keluar, nia menutup pintu kosnya tersebut. Lalu kuncinya ia letakkan begitu saja menggantung di pintu.

“De, kamu tunggu sini dulu yaaa. Mama mau cari taksi dulu ke depan” terang nia kepada putranya

“Okee maa” balas bayu.

Nia lantas melangkah meninggalkan bayu yang menunggui seluruh barang bawaan. Ia berjalan ke arah luar wilayah rumah pak broto untuk mencari taksi. Selagi sang mama mencari taksi, bayu melamun sejenak entah apa yang dipikirkan anak itu. Tak beberapa lama datanglah taksi sedan berwarna biru masuk ke halaman rumah pak broto. Taksi itu kemudian berhenti pas di depan bayu yang sedang menunggui barang bawaan. Lalu, pintu bagasi pun terbuka. Sang mama keluar bersamaan dengan supir taksi. Sang mama menemui bayu. Sementara supir taksi memasukkan seluruh barang bawaan nia dan bayu ke bagasi. Setelah sang supir memasukkan semua barang bawaan, nia dan putranya lekas masuk ke taksi disusul sang supir. Kemudian taksi tersebut meluncur meninggalkan halaman rumah pak broto.

Di dalam taksi bayu bercengkrama dengan mamanya,

“Ma, kenapa kita gak pamit dulu ke pak broto? Kan dia udah berjasa banget membantu kita...” tanya bayu heran

“Emmm gak usah dee. Itu kenapa mama pengen pergi pagi-pagi dan buru-buru banget supaya gak ketahuan pak broto”

“Lah emang kenapa maa?” tanya bayu makin heran

“Gapapa. Eh iya nanti pas sampai di rumah tante mira, kamu bakal ketemu sama sepupu laki-laki kamu” jawab nia sambil mengalihkan pembicaraan

“Hah? siapa ma?” tanya bayu penasaran

“Iyaaa... itu anaknya tante mira, mas Jodi... Dia lebih tua dari kamu, umurnya 18 tahun. Sekarang dia masih kuliah” teran nia kepada bayu di dalam taksi

“emmmm” bayu mengangguk seolah mengetahui

“Jadinya sekarang kamu ada temen mainnya deh” ucap nia mencoba menghibur bayu

“Yaa semoga ajaa deh maa.........” sahut bayu tidak yakin

Taksi itu pun melakukan perjalanan yang lumayan jauh dari tempat kos nia. Di dalamnya si supir fokus mengemudi, sedangkan bayu dan mamanya terkadang asyik sendiri, terkadang mengobrol satu sama lain.

Sementara itu pak broto tampak terbangun di ranjang kamarnya.

“Hoaahheeeeeeem fuuuuhhhh..... cape juga semalam. Meski begitu, puas deh ngentot si nia hehe..” ucap pak broto sambil mengenakan sarungnya.

“Dasar pak arso, nyelonong kabur aja. Padahal, udah di kasih kesempatan tempur bareng. Giliran dah nyembur kaga pamit sama sekali sama yang kasih kesempatan” keluh pak broto seorang diri. Padahal, semalam pak arso sempat pamit. Namun, pak broto mungkin lupa.

Pak broto beranjak keluar kamarnya. Ia memilih duduk di ruang tamunya sejenak selagi mengambil nafas pagi itu. Selagi terduduk di bangku, kepalanya ia senderkan ke dinding tembok rumahnya. Lelaki itu memejamkan matanya kembali, dari mulutnya keluar ucapan pelan..

“aduh... Gak sabar nunggu rencana besar pak arso” ucap pak broto pelan sambil memulai tidur kembali

--------------------------------------------------------------------------------------------

Tante Mira

“Jodii! Hey! kamu bangun! Hari ini kamu kan ada jadwal kuliah!” ucap seorang wanita berhijab kepada lelaki muda yang masih tertidur memeluk gulingnya.


“Nanttii ajaa maa ahhh... masih ngantuk akuu” ucap lelaki muda itu melawan

“Kamu mau gak lulus satu mata kuliah lagi gara-gara jatah absen habis?!” marah wanita berhijab tersebut

“Ihhh sih mama bawel banget sih. Iya deh ma iyaa aku bangun nih.. nihh...” kesal anak muda itu

“Kamu udah gede, kelakuan masih kayak anak kecil aja” sahut wanita berhijab kembali

“Mama juga... makanya maa, buruan cari papa baru buatku biar mama gak bawel kayak gini juga” timpal anak muda itu bangun dari tempat tidurnya yang awut-awutan.

Tiba-tiba ketika keduanya masih terlibat perbincangan serius, terdengar bel berbunyi dan suara wanita memanggil di depan pagar rumah wanita berhijab tersebut,

“Mira.... miraaa, ini akuu niaa” sahut nia sambil membunyikan bel berulang kali

Wanita berhijab itu pun langsung turun menuruni tangga rumahnya yang berlantai dua ketika bel berbunyi dan suara seorang wanita berteriak tidak begitu jelas di telinganya. Ia berjalan terburu-buru menghampiri suara tersebut. Sementara lelaki muda itu malah kembali tidur lagi.

“Eh kamu niaa.... adikku..” ucap wanita berhijab tersebut membukakan pagar

“Iya nih kak mira, aku kangen sama kakak” timpal nia

“Kamu sendirian? Si bayu mana?” tanya wanita berhijab itu.

“Ini...” ucap nia sambil menunjuk bayu

“Eh bayu, adduuhhh tante kangen sama kamu. Gak nyangka ya... dulu terakhir ketemu sama kamu, kamu masih kecil banget. Sekarang udah agak gede hehe” senyum wanita berhijab sambil menyalami bayu.

Bayu terdiam sejenak ketika wanita berhijab itu menyapanya. Ia mencoba mengingat siapa wanita itu. Tak beberapa lama barulah ia ingat. Wanita itu adalah tante mira. Kakak dari mamanya. Padahal kalau dia sadar sebenarnya mamanya sudah memberitahu kalau dia dan mamanya akan berkunjung sekaligus pindah ke rumah tante mira. Hanya saja, mungkin bagi bayu, penampilan tante miralah yang membuatnya lupa. Tante mira amat berbeda dari sebelumnya. Tante mira tak kalah cantik dengan mamanya. Dahulu, wanita itu suka berpenampilan persis seperti mamanya, ya berpakaian ketat, suka menonjolkan aurat tubuh. Namun, kini ia sedikit terkaget. Tante mira yang ia kenal dulu sekarang sudah berhijab. Wanita itu mengenakan hijab berwarna putih dengan kaos tangan panjang dan celana panjang kain berwarna biru.

Tak hanya itu, ia mencoba melihat dan mengingat sejenak rumah tantenya ketika terakhir ia mengunjunginya terakhir dan sekarang. Sungguh berbeda, rumah tantenya agak kurang terawat dibandingkan dahulu. Rumah dua lantai bercat putih itu sudah mulai mengelupas cat dinding rumahnya. Pikir bayu, wajar saja. Tante mira sudah tidak bersuami lagi. Seingat bayu, suami tante mira sudah meninggal dunia karena gagal jantung beberapa tahun yang lalu. Kejadian itu juga sudah cukup lama. Mungkin kaitannya karena tidak ada lagi suaminya, tante mira mengalami kesulitan keuangan.

“ehh ayo masuk dulu yukk... sini aku bantu sekalian” ucap mira sambil membantu barang bawaan adiknya masuk ke dalam rumahnya

“Terima kasih kaak” balas nia terhadap perlakuan sang kakak

Bayu hanya mengikuti saja pergerakan sang mama masuk ke rumah tante mira. Anak itu berbarengan bersama mama dan tantenya masuk ke rumah. Di dalam rumah tantenya, bayu melihat dinding rumah bercat hijau muda. Penampilannya sangat berbeda jika dibandingkan di luar rumah. Bagian dalam rumah tante mira, begitu terawat. Di dalam rumah itu bayu melihat sofa di ruang tamu dan televisi juga. Tak beberapa jauh dari ruang tamu bayu melihat meja makan beserta kursi-kursinya.

“Ayo duduk dulu sini...” ucap mira mempersilahkan duduk sambil tersenyum kepada adik dan keponakannya

“Iya makasih kak” balas senyum nia

“Barang bawaan kalian kok banyak banget kayak orang mau pindahan?” tanya mira heran

Tiba-tiba nia mengedipkan matanya kepada sang kakak sambil berkata, “nanti aja ya kak kita jelasin” nia tersenyum. Mira yang menangkap sinyal itu langsung membalas, “eh yasudah kalau gitu kalian duduk sambil istirahat saja dulu”

“Eh iya kak, si jodi mana?” tanya nia kepada kakaknya

“aduhh iyaaaa. Jod... jodiii... ada tante nia di bawah nih jod... sama bayu...” teriak mira memanggil putranya

Mira mencoba memanggil putranya kembali. Namun, tak disahut oleh jodi, sang anak. Pada akhirnya wanita itu dengan kesal mencoba menghampiri sang putra.

“Maaf yaa jodi memang suka begitu. Dia tadi lagi tidur udah aku bangunin soalnya udah pagi. Lagipula, dia ada jadwal kuliah juga. Eh, kayaknya dia tidur lagi nih. Maklum yaa sekarang dia sudah kuliah yaa jadi begitu hehe...Yasudah aku samperin dulu yaa” ucap mira kepada adik dan keponakannya

“Udah gak usah kak... biarin aja.. Dia mungkin cape...” nia memakluminya

“Emm biarin nia, si jodi memang harus digituin” timpal mira yang beranjak menghampiri sang putra di kamarnya yang terletak di lantai dua.

Bayu hanya terdiam ketika tantenya hendak mencoba memanggilkan saudara sepupu laki-lakinya. Sebenarnya bayu juga tidak begitu ingat kebersamaan dirinya bersama sang sepupu ataupun terakhir ia bertemu. Sebaliknya, bayu justru malah khawatir sepupunya yang diharapkan bisa menjadi kawan juga, malah cuek padanya.

Tak beberapa lama, muncullah mira bersama putranya yang berambut ikal dan agak gemuk berkulit sawo matang itu. Jodi namanya. Wajahnya agak bopengan. Matanya agak sipit menurun dari mata mamanya. Anak itu sedang memakai kaos hitam dan celana training pendek berwarna biru.

“Nih nia, si jodii...” ucap mira kepada adiknya

“ehh tantee nia... tante apaa kabar?” sapa jodi kepada tantenya sambil menyalami

“tante baik kok jod. Kamu sendiri bagaimana?” nia membalas sapaan.

“aku mah selalu baik tante. Eh iyaa ini bayu yang waktu kecil aku temenin main bola kan?” ucap jodi melihat bayu

“Iya jod, kamu masih inget aja” timpal nia kepada keponakannya

“Bayu apa kabar? Masih inget sama mas gak? Kamu dulu waktu kecil sering main bola sama mas?” ucap jodi mengingatkan

Bayu terdiam. Anak berumur 12 tahun itu tidak ingat sama sekali kenangan bersama sepupunya. Sebaliknya sang sepupu ingat. Beberapa kali ia mencoba mengingat namun tak ada memori tentang sepupunya tersebut. Bayu malah sedang menerka-nerka sifat sepupunya. Menurutnya, jodi adalah anak yang gampang akrab dengan orang atau mudah bergaul. Selebihnya, bayu tidak tahu. Cuma itu yang bisa ditangkap bayu dari sikap jodi kepadanya dan kepada sang mama.

“Kok malah diem, bayu? Mungkin kamu lupa yaa... iya juga sih waktu itu kamu masih umur empat tahun” senyum jodi kepada sepupu mudanya

“Iya mas. aku lupa. Malah gak keinget sama sekali hehe” senyum bayu kepada sepupu tuanya

“Kamu sekarang kelas berapa?” tanya jodi sambil menatap mata bayu

“kelas 6, mau naik smp mas” jawab bayu tersenyum

“Ohh bentar lagi bayu abg dong ya hehehe” tawa jodi kepada sepupunya

Mira lalu menyela pembicaraan kedua sepupu yang sedang bertemu dan bersapa,

“Yaudah jodi, kamu ajak bayu ke kamar kamu gih. Eh, iya sekalian aja kali yaa kamu tidurnya sekamar sama bayu, gimana?” tanya mira kepada putranya

“Boleh aja ma, jadi bayu biar makin akrab deh sama aku. Tapi bayunya mau gak?” ucap jodi kepada sang mama

“bayu mau kok” sahut bayu yang entah apa dasar kemauannya tersebut

“eh iya, tapi kuliah kamu gimana jodi, kata mama kamu sekarang kamu ada jadwal kuliah?” timpal nia kepada keponakannya.

“Gak usah khawatir tante. Aku bisa izin kok. Bilang aja ada saudara lagi ke rumah” jodi menanggapi kekhawatiran tantenya.

“Yaudah sana buruan kamu ajak bayu ke atas gih. Mama mau ngobrol sama tante nia dulu” mira mempersilahkan putranya mengajak bayu ke kamar jodi.

Bayu pun diajak jodi ke kamarnya di lantai dua. Selagi berjalan masuk ke kamar, jodi bayu melihat ada tiga pintu di lantai dua. Entah ruang apa saja itu. Di lantai dua di luar ruang tersebut terdapat lemari yang berisikan buku-buku dan benda-benda hiasan saja. Selain itu, hanya lampu yang menggantung dan jam yang menempel di dinding. Tak lama masuklah bayu ke kamar sepupu tuanya itu.....

Bersambung....

from Cerita Cewek Biru | Cerita Cewek Eksibisionis dan Suka Pamer Keseksian

Cerita Eksibisionis Nia Mamaku Hamil : 14 Akankah Mama Hamil? Part 2

Cerita Eksibisionis Nia Mamaku Hamil : 9 Kasihan Mama Part 1

Update sementara

Di atas kasur yang spreinya amat kusut, Nia masih terkapar bersama dua lelaki paruh baya yang menyetubuhinya. Cairan kental menetes dari dua lubang nia yang baru saja dimuntahkan dua penis lelaki. Nia mencoba bangun, namun agak sulit karena kedua lelaki tua tersebut masih memeluknya. Ia berusaha melepaskan pelukan tersebut. Pada akhirnya ia bisa terbangun. Lekas ia membersihkan sisa persetubuhan dengan kain sprei. Setelah itu ia membetulkan kembali dasternya. Lalu ia mencoba keluar kamar pembantu tersebut. Pintunya terkunci, tetapi dia dapat membuka karena kuncinya menempel pada dinding pintu. Lantas ia segera kembali ke kamarnya dengan terburu-buru.

Di dalam kamar nia menemukan sang putra terbangun dari tidur. Lantas wanita itu menghampiri sang anak sambil sedikit membetulkan dasternya.

“Bayu kok bangun? Gak bisa tidur?” tanya nia heran

“Gak kok ma. Aku dah tidur tadi. Tapi, kebangun gara-gara mimpi buruk”

“Oh. Makanya, kamu sebelum tidur baca doa dulu”

“Iya ma. Eh iya ma, mama dari mana?” tanya bayu

“Mama dari kamar mandi. Memangnya kenapa?”

“Emm gapapa kok ma, nanya aja. Mama baik-baik aja kan?” tanya bayu kembali

“Baik-baik aja kok. Kamu lihat aja sendiri, kan?”

“Iya bener ma” ucap bayu masih agak terheran

“Yaudah kita tidur lagi yuk” ajak nia

“Yuk ma”

Bayu dan sang mama kembali tidur seperti pada awalnya. Hanya saja, bayu masih khawatir takut ada apa-apa dengan mamanya akibat dari mimpi buruknya. Dia bermimpi sang mama akan berpisah dengan ayahnya. Tentu dia tidak inginkan hal tersebut. Selain itu dia masih agak terheran mengapa mamanya dari kamar mandi, tetapi lama sekali. Anak itu hanya bisa memejamkan matanya. Ia mencoba mensirnakan rasa penasarannya dengan tertidur kembali. Sementara sang mama, nia, belum juga tertidur. Ia masih memikirkan persetubuhan yang baru saja dia lakukan bersama ayah mertuanya dan lelaki yang pernah memberinya tumpangan. Ia juga memikirkan tentang perselingkuhan suaminya. Jauh apa yang dia kira selama ini tentang sang suami. Ia bingung harus berbuat apa sekarang. Baginya, tidak ada alasan untuk mempertahankan rumah tangganya kembali. Penyesalan dan keinsafan yang pernah terucap dari mulut dan hatinya terasa sia-sia. Terlebih lagi, ia baru saja mengingkari ucapannya sendiri. Ia yang tidak ingin bersebadan dengan lelaki lain, selain suaminya, malahan bersebadan, sekaligus dengan dua laki-laki. Hatinya mendua antara sesal dan puas. Pada akhirnya wanita itu tertidur bersama anak dan beban yang sedang akan dihadapinya.

Sementara itu dua lelaki paruh baya, pak paijo dan buruh taninya, pak bejo masih terkapar walaupun nia sudah meninggalkan keduanya. Tak lama pak paijo terbangun. Ia mencoba mengenakan pakaiannya kembali. Setelah itu ia bangunkan buruh taninya untuk lekas memakai pakaian kembali. Pak bejo pun bangun. Lekas Ia memakai pakaiannya. Selesai berpakaian, keduanya keluar bersama tanpa peduli dengan kasur yang spreinya awut-awutan. Pak paijo mengantar buruh taninya yang akan segera pulang.

“Hehehe gimana mantap gak jo?” tanya pak paijo sambil mengantar pak bejo keluar rumahnya.

“Mantap banget pak. Mantu kayak gitu musti dipelihara baik-baik pak. Biar bisa kita mainin lagi hahaha” ucap pak bejo sambil tertawa.

“Yaudah gih. kamu sana pulang. Besok jangan sampai telat kerja ya joo”

“Adduh si bapak. Udah ditemenin genjot mantunya, masih aja diingetin gak boleh datang telat” gerutu pak bejo

“Urusan kerja ya kerja jo ckckck. Giliran urusan ranjang aja kamu gak pernah telat”

“Ahh bapak bisa ajaa. Yaudah saya pulang dulu ya pak.. mari..” ucap pak bejo

“Hati-hati jo...”

Usai melepas buruh taninya pulang, pak paijo masuk kembali ke rumahnya. Ia memastikan pintu rumahnya tertutup rapat. Lalu ia kembali ke kamarnya yang kosong. Ia mencoba tertidur seorang diri sambil membayangkan hubungan badan yang baru saja dilakukan. Pada akhirnya perlahan lelaki tua itu tertidur.

“Baru selesai.., tapi masih kepengen lagi hehe” ucap pak paijo pelan sambil tersenyum sendiri.

############


Sama halnya dengan nia, istrinya, haris juga baru saja bersetubuh dengan seorang wanita bernama Rani yang merupakan istri bosnya sendiri, pak arso. Persetubuhan itu ia lakukan di rumahnya sendiri. Tanpa rasa berdosa sama sekali, ia juga masih saja bisa tersenyum pada wanita selingkuhannya. Padahal, di lain tempat, dua orang yang disayanginya sedang dalam keadaan khawatir dan cemas.

“hehehe kamu memang masih enak digenjot ya, ran” ucap haris sambil berbaring bersama selingkuhannya

“Ihhh kamu iniii” ucap rani sambil mencubit pipi haris

“ Aku heran sama kamu. Kok, kamu masih suka banget sama aku ya? Padahal, istrimu itu udah cantik, lekuk tubuhnya selera lelaki banget, dan tubuhnya padet lagi. Coba bandingin sama aku yang kurus begini, yang gak berisi lagi. Malah, suamiku sendiri aja naksir istri kamu. Aku jadi ngiri...” terang rani heran

“Kamu jangan minder gitu dong sayang. Kamu tuh tipe idamanku banget. Udah cantik, langsing, seksi lagi. Istriku itu sebenarnya bukan tipeku. Di mataku dia gemuk banget. Berat badannya aja gak jelas turun-naik. Beda sama kamu yang lansing ini. Dia juga kalah cantik dibandingkan kamu. Lagipula, aku kan lebih dekat sama kamu awalnya. Apalagi coba aja pak arso gak nikahin kamu duluan. Pasti aku udah lebih dulu nikahin kamu sayang. Eh iya, masa sih Pak Arso naksir sama istriku?” tanya haris tidak percaya

“Ih kamu mah gombal dasar. Kalau masalah suamiku nikahin aku lebih dulu kan karena kamu juga kalah cepat ngelamarnya. Lagipula papa-mamaku lebih seneng sama suamiku sekarang karena duitnya lebih banyak ketimbang kamu. Jadinya aku gak bisa apa-apa ketika mereka memaksaku menikah dengan suamiku sekarang. Maaf yaaa mas”

“Siapa juga yang gombal. Aku serius muji kamu sayang. Terserah kamu deh kalo begitu. Ya terpenting aku tetap bisa tidur sama kamu kan sayang... Eh iya, yang tadi kamu belum jawab. Serius suami kamu naksir sama istriku? tanya haris kembali

“Aku serius. Dia suka ngebanding-bandingin aku sama istri kamu. Dia pengen aku makan banyakkin dikit. Jangan kurusin badan. Terus minta supaya aku gedein payudara. Pokoknya banyak nuntut deh. Aku kan jadinya kesel dan risih banget mas ” balas rani

“Kalau begitu mendingan aku sama pak arso tukar istri aja, gimana? Hehe...” canda haris

“Jangan ngaco kamu. Lagipula kamu kan udah punya anak, gak kasian kamu sama anak kamu?”

“Iya juga sih. Tapi mau gimana sayang, aku sukanya sama kamu hmmmpphhhhh” ucap haris mulai mencumbu leher rani.

“Ihh kamu mahhh...pasti ada maunya dehh kalo udah begini ahhh” tanya rani ketika dicumbu haris

Di tengah malam yang gulita, Haris dan rani kembali memadu kasih. Persetubuhan keduanya memulai babak baru. Berbeda dengan ketika bercinta dengan istrinya, bersama rani tampak haris begitu bergairah. Mungkin benar kata haris, kalau nia bukan tipenya. Jika demikian yang terjadi, sungguh malang nasib anak haris, bayu, dia harus menerima kenyataan bahwa keutuhan rumah tangga papa-mamanya sedang berada di ujung tanduk.

############

Matahari mulai menunjukkan sinarnya di pagi hari... di sebuah rumah yang dikelilingi tanaman jagung.

“Nia.... bayuuu... ayo bangunnn sarapan dulu yuk....” ucap istri pak paijo

“tok, tok, tok, nia... bayu... ayoo bangunn... udah pagi... kita sarapan dulu yukk” ucap istri pak paijo kembali sambil mengetuk pintu

“De... ade... bangun dulu yuk. Nenek udah buatin kita sarapan tuh” ucap nia kepada sang putra

“Hoaheeemmmmm iyaaa maaa” ucap bayu sambil memaksa tubuhnya bangun.

“Iyaa buu nanti kita nyusul” ucap nia kepada ibu mertuanya

Seusai neneknya memanggil, bayu bersama sang mama turun ke bawah. Mamanya menutupi bagian atas dasternya yang terbuka dengan sehelai kain. Bayu agak terheran. Padahal, semalam tidak seperti itu. Bersama sang mama lalu bayu ke kamar mandi terlebih dahulu. Mereka membasuh muka mereka secara bergantian seusai bangun tidur. Setelah itu barulah bayu dan mamanya menuju ruang makan. Di sana kakek dan neneknya sudah menunggu. Bayu bersama mamanya mengambil posisi tempat duduk bersebelahan. Mamanya duduk di sebelah kanan sang kakek, sedangkan sang nenek di sebelah kiri kakeknya. Setelah itu bayu memulai sarapan. Selama sarapan, neneknya yang paling banyak bicara. Kakeknya sesekali berbicara. Dia dan mamanya hanya menjadi pendengar dan penjawab. Selama sarapan pula bayu agak terheran mengapa kakeknya sering mencuri pandang ke mamanya. Dia jadi berpikir apakah jangan-jangan sang kakek suka sama mamanya. Namun, dia mencoba membantah dalam hati. Baginya tak mungkin sang kakek yang juga ayah papanya suka dengan sang mama. Bisa-bisa sang kakek malah menyakiti perasaan anaknya. Begitu hati bayu berucap.

Selesai sarapan bayu kembali ke kamarnya bersama sang mama.

“Ma, papa kapan kesini? Katanya mau kesini lagi”

“Heemm gak tahu deh papa kamu. Mama juga gak ngerti. Mama telepon semalam gak dimatiin hapenya” ucap nia, mama bayu, dengan nada malas

“Ohh gitu ya. Eh iya ma, yang semalam itu kan pak bejo yang dulu kita sempat nginep ma. Kok bisa ya?”

“heeem itu karena kita gak tahu aja rumah kakek-nenek di sini. Jadi kita sebenarnya nyasar dekat rumah kakek-nenek de...” ucap nia kepada sang putra

“Aduh... aduh... kok bisa gitu yaa heehehe” bayu tertawa

Setelah itu bayu bersama sang mama lebih sibuk beraktivitas di dalam kamar. Bayu dan mamanya mencoba tidur kembali sembari menunggu ayahnya datang. Namun, bayu tidak bisa sementara mamanya sudah tertidur lagi. Karena bosan di dalam kamar, dia keluar seorang diri. Dia bingung hendak ke mana. Ketika turun ke bawah, ia tidak melihat seorang pun. Hanya sang nenek yang sibuk di dapur. Ia mencoba berjalan ke luar rumah kakeknya sembari mencari udara segar pagi. Ia kelilingilah tanaman-tanaman jagung milik kakeknya. Dia lihat ke sana kemari tampak buruh tani kakeknya mulai berdatangan untuk beraktivitas. Tak lama kemudian ia bertemu kakeknya.

“Bayuu.... sinii.....” ucap sang kakek yang melihat bayu lebih dulu

“Iyaaa kekk....” sahut bayu menghampiri kakeknya.

“Cucu kakek sendirian? Mama kamu mana?

“Mama tidur lagi kek” jawab bayu

“Hehe pasti mama kamu kecapean yaa” ucap pak paijo mengira menantunya kelelahan bersetubuh dengan dia dan buruh taninya.

“kecapean kenapa kek?” tanya bayu heran

“Eh, kecapean ngurus kamulah kan papa kamu lagi di Jakarta” ucap pak paijo agak terkejut dengan pertanyaan bayu.

“Oh iya ya kek”

“Papa kamu gimana sih kok belum ke sini? kamu dan mama kamu ditinggal gitu aja. Jadinya kan kasihan mama kamu” tanya pak paijo

“Aku gak tahu kek. Mama aja semalam telepon papa gak ada jawaban” jawab bayu

Setelah itu, bayu banyak beraktivitas bersama kakeknya. Ia menemani kakeknya berkeliling melihat tanaman jagung dan para buruh tani. Tanpa di sengaja keduanya bertemu buruh tani kakeknya. pak bejo. Bayu menjelaskan kepada kakeknya kalau ia dan mamanya sempat kesasar di daerah sini. Lalu menumpang di rumah pak bejo. Hal itu juga karena dia dan sang mama gak tahu kalau kakek-neneknya tinggal di sekitar tempat tersebut.

“Eh ada om yang dulu kasih aku dan mama tumpangan” ucap bayu pada pak bejo

“Eh ada ade kecil. Kita ketemu lagi yaa”

“Kamu kenal cucuku bejo?” tanya pak paijo pura-pura tidak tahu

“Kenal pak”

“Kenal kek, jadi waktu itu aku sama mama sempat kesasar di daerah sini waktu mau ke Garut. Jadi karena bahan bakar mobil habis kita bingung mau kemana. Eh ada pak bejo yang mau kasih tumpangan sementara. Maaf yaa kek waktu itu aku sama mama gak tahu kalau kakek-nenek rumahnya di sekitar sini” ucap bayu menyelak

“Oh gitu... kalau itu mah gak usah minta maaf. Itu kan karena cucu kakek dan mamanya memang gak tahu hehe” ucap pak paijo tersenyum

Bayu banyak menghabiskan waktunya bersama kakek dan buruh taninya. Ia juga sempat mengobrol di gubuk kecil, tempat biasa kakek dan buruh taninya mengobrol. Aktivitas itu ia lakukan hingga siang tiba.

Sementara sang mama, nia, masih tertidur lelap. Memang benar sepertinya wanita itu tampak kelelahan melayani nafsu dua lelaki yang menyetubuhinya semalam hingga ia tak sadar tertidur sampai siang hari. Begitu dia terbangun. Dia bingung ke mana putranya. Ia lekas keluar kamar mencari ke seluruh ruangan rumah mertuanya. Dia juga tak menemukan putranya, begitu juga mertua laki-laki dan perempuannya. Dia berpikir mungkin bayu bersama ibu mertuanya walau sempat terpikir bayu bersama ayah mertuanya. Sebab, Dia khawatir jika bayu bersama ayah mertuanya, ayah mertuanya akan menyandera bayu demi bisa bersetubuh dengannya. Tapi bagi nia pikiran tersebut berlebihan. Ia lalu kembali ke kamarnya. Ia mengambil handuk dan lekas mandi selagi ayah mertuanya tidak di rumah. Lagipula, kemaluan dan lubang analnya sudah terasa lengket karena belum sempat membersihkan diri secara utuh. Maka, nia bergegas membersihkan dirinya.

Di dalam kamar mandi, nia membasuh seluruh tubuhnya dengan air, terutama buah dadanya. Bukit kembarnya semalam dia lumat sekaligus oleh ayah mertuanya dan pak bejo yang lebih pantas menjadi ayahnya. Tak lupa juga ia bersihkan dan sabuni lubang kemaluan dan analnya yang lengket akibat disirami sperma dua lelaki tersebut. Lalu kembali ia sirami semuanya. Selesai membersihkan diri, ia mengambil handuknya. Terlintas ia berpikir mengapa suaminya belum juga datang. Apalagi dia sudah tahu dengan jelas suaminya berselingkuh. Dia bertanya dalam hatinya, apakah harus dia segera akhiri pernikahannya? Ia malas menjawab pertanyaan yang diajukan dirinya sendiri. Ia lantas lebih memilih berjalan mengenakan handuk yang melilit tubuhnya ke kamar.

Di kamar, nia membereskan seluruh pakaiannya dan pakaian putranya. Ia memasukkan pakaian yang sempat ia dan putranya keluarkan kemarin. Entah apa yang ingin dilakukannya.

Sementara itu di lantai bawah....

Haris baru saja tiba bersama ibu kandungnya. Ia bertemu ibu kandungnya di tengah jalan. Ibunya sedang membeli sesuatu untuk dimakan pada siang hari bersama-sama. Lantas ia ajak ibunya saat itu sekalian pulang ke rumah. Di rumah haris sempat berbicara sebentar dengan ibunya. Lalu ia naik ke atas menemui dua orang kesayangannya. Ketika dia mengetuk pintu kamar mereka, tidak ada jawaban. Dia mencoba berulang kali. Lagi-lagi tidak ada respon. Ia lantas langsung buka pintunya. Ia melihat nia sedang berberes seperti hendak ingin pulang. Terjadilah perbincangan di antara keduanya.

“Ma, kok aku ketuk pintu dan aku panggil kamu gak jawab dan bukain?”

Nia cuek tidak menggubris ucapan suaminya.

“Ma, kok aku ketuk pintu kamu gak bukain? Aku juga udah panggil kok kamu juga gak nyahut? Kenapa ma?! Jawab Ma! ucap haris amat kesal

“Ma, aku lagi ngomong ma! Dengerin!” ucap haris dengan nada keras

“Yaudah sekarang kamu maunya gimana? Lagipula sama kok aku hubungi kamu tapi kamu gak respon. Telepon balik aja enggak mas apalagi hubungin aku?! Ohh.... jangan jangan kamu lagi asyik berselingkuh,kan ??! Ucap nia keras sambil mendekati suaminya

“Plllllaaaaaakkkkk” haris menampar istrinya

“Hati-hati kamu yaa kalo ngomong! Ini rumah ibu-bapakku kalau mereka dengar bagaimana?! Kita malu ma! Ucap haris memarahi istrinya

“Kalau kenyataannya begitu kenapa harus ditutupin mas? Lebih baik mereka tahu kelakuan anaknya sekarang” ucap nia pelan sambil menitikkan air mata.

Di lantai bawah tampak bayu sudah pulang bersama kakeknya. Melihat mobil sang ayah sudah tiba. Ia lekas mencari ayahnya. Ia tertuju naik ke kamarnya. Namun ketika sampai di dekat pintu kamar ia mendengar ayah dan mamanya sedang bertengkar. Ia mencoba mengintip

“Lalu mau kamu sekarang gimana?! tanya haris menantang

“Aku mau pulang saja mas. Aku udah malas di sini mas.. apalagi melihat suami yang sudah berselingkuh dan mengkhianati istrinya. Oh ya jangan-jangan juga kamu gunain rumah kita untuk tempat perselingkuhan kamu kan mas!” ucap nia keras kembali sambil menahan tangisnya

“Plllaaaaaakkkk” kembali haris menampar istrinya

“Awas kamu sekali lagi ngomong kayak begitu! Aku gak segan-segan tampar kamu lagi” ucap haris keras

“Terserah maas! tampar ini! Tampar pipi aku sampai kamu puas mas! ucap nia sambil berurai air mata.

Bayu merinding ketakutan melihat pertengkaran kedua orang tuanya. Ia merasa sedih. Kini mimpi buruk anak itu terasa akan menjadi kenyataan. Ia lebih sedih lagi melihat sang mama diperlakukan seperti itu oleh papanya sendiri. Dia ingin menangis. Namun ia merasa sebagai anak laki-laki jiwanya harus kuat menahan tangis. Dia hanya bingung sekarang harus berbuat apa ketika orang tuanya sedang bertengkar di hadapannya. Ia lalu mencoba masuk ke kamarnya.

“Bayu......??” ucap sang mama mengusap air matanya

“Mama.....?? Mama kenapa nangis?? tanya bayu berkaca-kaca menahan air mata

“ayo de kita pergi dari sini.... kita tinggalin aja papa kamu” ucap nia sambil mengambil tasnya

“Tapii maa???”

“Ayooo de kita pergi” ucap nia sambil menarik tangan anaknya keluar kamar.

“Heyy niaaa! Kamu mau kemana! ucap haris kesal

Lalu bayu ditarik tangannya oleh sang mama. Ia diajak sang mama keluar dari kamar dan pergi meninggal rumah kakek dan neneknya. Entah mau pergi kemana keduanya...


Bersambung

from Cerita Cewek Biru | Cerita Cewek Eksibisionis dan Suka Pamer Keseksian

Cerita Eksibisionis Nia Mamaku Hamil : 10 Kasihan Mama Part 2

Siang hari itu menjadi siang yang menyedihkan bagi bayu. Ketika dia bersama sang mama pergi meninggalkan rumah kakek-neneknya, kakek dan neneknya melihat begitu saja sambil terheran-heran. Bayu yang melihat wajah kakek-neneknya hanya terdiam membisu. Anak itu kini sungguh tidak mengerti apa yang sebenarnya terjadi kepada kedua orang tuanya. Dia juga bingung sang mama yang menyeret dirinya hendak mengajak pergi kemana. Langkah bayu dan sang mama begitu terburu-buru hingga yang melihat mereka pasti bertanya-tanya, termasuk pak bejo yang kebetulan berada di sekitar mereka.

“Hey bayu! Kamu mau kemana? sahut pak bejo melihat bayu bersama sang mama

“Gak tahu nih pak, mama mau kemana” jawab bayu

Pak bejo hanya terdiam melihat bayu bersama mamanya yang berjalan semakin jauh. Sementara bayu hanya mengikut kemana sang mama menuntunnya pergi.

“Ma, kita mau kemana?” tanya bayu menatap mata sang mama yang masih sembap

“kita mau pulang ke jakarta bayu” ucap nia sambil berjalan tergesa-gesa bersama putranya

“Kok gak bareng papa, ma? tanya bayu kembali

“Gak usah. Papa kamu itu udah jahat sama mama”

Tak lama kemudian melintas di depan keduanya sebuah mobil angkutan pedesaan. Keduanya naik angkutan tersebut. Di dalam angkutan itu Bayu tak sempat bertanya kembali kepada sang mama. Ia hanya terdiam mengikut kemana kendaraan umum itu akan membawanya bersama sang mama. Dan ternyata, bayu dan mamanya turun di trayek terakhir angkutan tersebut, yaitu sebuah terminal bayangan yang tak begitu banyak bus besar di sana. Bersama mamanya lalu bayu berkeliling mencari bus tujuan jakarta. Selama berkeliling kesana kemari para supir dan lelaki di terminal memperhatikan bayu dan sang mama. Namun, keduanya tidak begitu peduli. Mereka begitu tergesa-gesa sehingga tak menggubris orang yang yang memperhatikan mereka. Pada akhirnya sampailah mereka di bus yang mereka cari-cari. Naiklah keduanya. Di dalam bus, suasana tidak begitu ramai penumpang. Bayu dan mamanya memilih sepasang kursi di sisi kanan bagian tengah bus. Mereka duduk dan mengambil nafas sembari menunggu bus berangkat.

Di sisi lain, ayah bayu, haris, sedang duduk di ranjang, tempat istri dan anaknya tidur semalam. Ia terengah-engah usai bertengkar dengan sang istri. Tak lama ayah dan ibunya beranjak ke atas, tempat haris berada. Mereka bertanya kepada haris mengapa nia dan bayu pergi begitu terburu-buru meninggalkan rumah.

“Ris, itu kenapa istri dan anakmu pergi begitu tergesa-gesa?” tanya ibu haris agak panik

“Aku habis bertengkar sama nia bu. Aku marahin dia. Dan gak hanya itu aku juga menampar istriku bu... ” ucap haris pelan

“Astagfirullah riss.... sebenarnya ada masalah apa kamu dengan istri kamu sampai-sampai harus bertengkar di rumah ayah-ibumu?” tanya ibu haris dengan wajah terkejut

“Iya kamu ris..,, baru datang kok kamu langsung marah-marah.... sampai nampar istri kamu lagi. Itu kan keterlaluan ris” ucap ayah haris dengan nada agak meninggi

“heem... gak ada apa-apa kok bu, pak. Cuma salah paham aja”

“Gak ada apa-apa bagaimana ris? Kamu saja sampai menampar istrimu nak..” ucap ibu haris kecewa

“Seumur hidup aja ayahmu ini kalau bertengkar sama ibumu gak sampai main fisik ris..” ucap ayah haris menegur anaknya

“Yaudah deh pak, saya pamit pulang ke jakarta” ucap haris malas sambil mengambil sisa bawaan istri dan anaknya yang masih tertinggal

“Oh ya, apa anakmu tadi melihat kamu bertengkar dengan istrimu?” tanya ibu haris penasaran

“Kayaknya sih iya bu. Tapi, gak tahu juga deh bu. Yaudah ayah.. ibu.. aku pamit balik ke jakarta dulu” ucap haris pamit kepada kedua orang tuanya.

“Aduuhh nak... nakk.. kasian sekali cucuku itu apalagi kalau sampai dia tahu orang tuanya bertengkar” ucap ibu haris sambil menyalami sang anak

“Kamu usahain perbaikin hubungan kamu sama istrimu ris... kasian bayu kalau kejadian seperti sekarang ini” ucap ayah haris

Haris kemudian berpamitan kepada kedua orang tuanya. Orang tua haris pun mengantar haris sampai ke mobilnya. Sesampai di mobil, haris langsung menyalakan mesin mobilnya dan menginjak gas sembari memberi ucapan dan lambaian perpisahan kepada orang tuanya.

Setelah itu orang tua haris kembali masuk ke rumah. Hanya saja, tiba-tiba pak bejo menghampiri ayah haris, pak paijo.

“Pak paijo, pak paijo.....” ucap pak bejo memanggil

“Ada apa jo?” tanya pak paijo heran

“Itu tadi saya lihat nia dan bayu terburu-buru, mau kemana ya pak?”

“Oh itu. Nia habis bertengkar sama anakku” ucap pak paijo pelan

“Lah kok bisa gitu pak?”

“Gak tahu deh jo kalau itu. Aku juga gak ngerti” ucap pak paijo kembali

“Yahh kita gak bisa genjot nia lagi dong kalau begitu pak”

“aduhh jo jo... kamu daripada mikirin begituan mendingan kamu lanjutin tuh pekerjaanmu” ucap pak paijo agak kesal.

“Yaudah deh pak. Kalau begitu saya permisi bekerja lagi”

Pak paijo usai meladeni buruh taninya kembali masuk ke rumahnya. Dia memilih duduk di kursi ruang tamu sambil memikirkan sesuatu. Sementara istrinya sedang sibuk memasak makan siang yang sempat tertunda di dapur.

“Adduhhh hariss... hariss.... kamu ngerusak kesenangan bapakmu saja nak..”

“Hemmm.......... kayaknya sih asyik juga kalau sampai anakku bercerai dengan istrinya”

“Tapi, masa iya sih ada seorang bapak yang pengen anaknya bercerai” pikir pak paijo


##########


Sementara bayu dan mamanya sudah berada di dalam bus yang sedang melakukan perjalanan menuju jakarta. Mereka duduk berdua di sepasang kursi yang cukup terawat. Bayu duduk dekat jendela. Sementara sang mama di sebelahnya. Bayu terdiam begitu juga sang mama sejak bus tersebut berangkat. Keduanya sama-sama memikirkan peristiwa yang baru saja terjadi.

“De... kalau kamu disuruh milih, kamu pilih mama atau papa?” ucap nia tiba-tiba menoleh kepada bayu

“Hemmm dua-duanya ma” jawab bayu agak terkejut

“Gak bisa de, kamu harus pilih salah satu” ucap nia tegas

“Heemmm gak boleh dua-duanya ya ma?”

“Gak boleh de...” ucap nia kembali

“Heemmm mama deh. Soalnya mama lebih deket sama aku ketimbang papa” sahut bayu sempat berpikir sebentar

“Oh” ucap sang mama menghela nafas

Bayu tidak mengerti dengan pertanyaan sang mama. Dia menduga-duga sepertinya orang tuanya akan berpisah. Menurutnya, pertanyaan sang mama berkaitan dengan dia harus memilih tinggal dengan siapa. Anak itu kini begitu cemas usai berpikir demikian. Sepanjang perjalanan dia hanya diam dan tak lama ia duduk tertidur.

Sementara mama bayu, nia, sibuk memikirkan sesuatu sehingga membuat ia lebih banyak diam. Persoalan yang dihadapinya membuat dia amat terbebani. Ia sedang berpikir bagaimana langkah selanjutnya setelah bertengkar dengan sang suami. Ia mempertimbangkan apakah akan lebih memilih berpisah atau tidak dengan suaminya. Selain itu Ia juga berpikir bagaimana nasib anaknya nanti. Tiba-tiba seorang kondektur bus menyapa nia.

“bu, bu, maaf bu, ongkos perjalanannya mana bu?” ucap kondektur tersebut menyapa

“Eh iya pak... maaf. Sebentar....” ucap nia sambil memeriksa tasnya

“Gila nih ibu montok amat. Kalau gue jadi suaminya sebulan deh gue libur di rumah terus. Gua kelonin tiap hari dahh habis ituu” ucap kondektur dalam hati

“Ini pak...” ucap nia sambil memberi uang kepada kondektur tersebut

“Oh ya makasih bu”

Sungguh beruntung nia. Dia sempat panik tidak ada uang untuk membayar ongkos bus. Untung saja di tasnya masih ada sisa uang belanja bulanan yang diberikan suaminya. Ia berikan secukupnya kepada kondektur bus. Setelah itu nia kembali terdiam melamun. Rasa kantuk pun muncul akibat lama melamun. Wanita itu menyusul putranya yang sudah tertidur lebih dulu.

.................................................

Sore hari......

“Bu, bu, ibu, maaf bu, kita sudah sampai nih bu di tujuan akhir nih” ucap kondektur bus sambil menepuk pundak nia pelan

“Eh??? Udah nyampe ya pak?” tanya nia kebingungan usai bangun dari tidurnya sepanjang perjalanan

“Iya nih bu” ucap kondektur yang kemudian pergi meninggalkan nia

“Bayu.... adee... de.... bangun de... kita udah nyampe di jakarta nih” ucap nia mengelus rambut putranya

“Hoaaahheeeemmm udah nyampee ya maa?” tanya bayu yang matanya masih terlihat mengantuk

“Iyaa de... yuk kita turun” ucap nia sambil memegang tasnya

“Iya maa...”

Bayu dan mamanya akhirnya sampai di Jakarta. Mereka tiba di sebuah terminal besar yang cukup tertata. Setelah itu bayu dituntun mamanya turun dari bus yang mereka naikki. Keduanya lalu mencari taksi untuk pulang ke rumah. Ketika keduanya mencari taksi, lagi-lagi para lelaki di sekeliling terminal memperhatikan mereka. Hanya saja bayu dan mamanya terlalu sibuk mencari taksi sehingga tak menyadari hal itu. Tak beberapa lama mereka menemukan taksi yang mereka cari. Lalu bergegaslah keduanya masuk dan pergi dengan taksi tersebut menuju rumah yang ditinggalkan. Tidak ada percakapan sama sekali di dalam taksi. Keduanya masih saja terdiam. Sesampai di depan rumah dengan menggunakan taksi, bayu dan mamanya masuk ke rumah. Hanya saja bayu agak heran ketika sang mama meminta supir taksi menunggu sebentar. Bergegas masuklah bayu dan mamanya ke rumah. Namun, langkah keduanya terhenti karena pintu masuk rumah terkunci. Bayu memperhatikan sang mama sedang mengambil sesuatu di tas, ternyata sebuah kunci duplikat pintu rumahnya. Lalu mamanya membuka pintu dengan kunci tersebut. Alhasil, pintu pun terbuka. Keduanya lekas masuk ke rumah.

Bayu terduduk di sofa ruang tamu. Sementara mamanya langsung masuk ke kamar.Di kamar, nia mengambil sebagian pakaiannya. Ia juga mengambil sebuah koper agak besar. Lalu ia masukkan pakaiannya tersebut ke koper. Tak lupa Ia mengambil uang simpanannya di lemari. Setelah itu ia lekas keluar kamar dengan membawa kopernya.

“Bayu.., kamu ambil sana gih sebagian pakaian kamu di kamar. Eh iya, jangan lupa seragam dan perlengkapan sekolah kamu diambil juga. Terus masukkin ke ransel kamu yang gedean” ucap nia kepada sang putra

“Kita mau kemana memangnya, ma?” tanya bayu penasaran

“Yaudah gak usah banyak tanya, ambil aja dulu deh sana..” ucap nia agak kesal

Mendengar ucapan sang mama, bayu langsung menuju kamarnya. Ia menuruti apa yang diucapkan mamanya. Ia ambil ranselnya yang berukuran besar. Lalu ia ambil sebagian pakaiannya dan memasukkan pakaian tersebut ke ransel. Tak lupa ia memasukkan seragam sekolahnya. Hanya saja, ia sedikit bingung dengan perlengkapan sekolah, seperti buku pelajaran dan sepatunya. Ia lalu keluar kamarnya sebentar.

“Ma, tapi buku sekolah, kaos kaki, dan sepatu sekolahku gimana? gak bisa dimasukkin semua ke ransel” sahut bayu kepada mamanya yang sedang menunggu di ruang tamu.

“Yaudah kalo kaos kaki dan sepatu, kamu bungkus dalam satu plastik gede. Kamu ambil plastiknya di dapur. Kalau masalah buku kamu, nanti belakangan aja mama yang ambil”

“Oh yaudah kalo gitu”

“Yaudah cepet de... jangan lama-lama..” ucap nia mengingatkan putranya

Bayu lalu melakukan apa yang diucapkan sang mama. Ia terlebih dahulu mengambil plastik berukuran besar di dapur. Lalu ia kembali ke kamarnya. Di dalam kamar ia masukkan sepatu sekolah dan kaos kakinya ke dalam plastik tersebut. Buku pelajaran yang sebenarnya sudah ia persiapkan untuk dibawa, ia tinggalkan begitu saja. Setelah selesai ia keluar kamarnya. Ia melihat sang mama sedang menunggu di ruang tamu. Ia hampiri mamanya dengan ransel yang terlihat penuh dipunggungnya. Sementara tangan kanannya membawa plastik yang berisikan sepatu dan kaos kakinya.

“Berat ya de?” tanya nia kepada putranya

“Iya ma...”

“Yaudah kamu buruan gih taruh di bagasi taksi”

Bayu berjalan lebih dulu. Di belakangnya menyusul sang mama. Anak itu berjalan tergesa-gesa membawa barang bawaannya yang berat menuju taksi yang masih menunggu di depan rumahnya. Supir taksi yang sedang menunggu dan bersandar di taksinya lantas langsung membuka bagasi. Lalu secara bergantian bayu dan mamanya memasukkan barang bawaan mereka ke bagasi. Setelah barang keduanya terisi di bagasi, supir taksi lekas menutupnya. Mereka lantas bersamaan masuk ke taksi. Berangkatlah taksi tersebut. Di dalam taksi bayu bertanya-tanya dalam hati sebenarnya dia mau kemana bersama sang mama.

“Ma, kita mau kemana?” tanya bayu polos

“Yaudah kamu ngikut aja. Kita pergi gak terlalu dari rumah kok” ucap sang mama

Mamanya berkata demikian, bayu mengangguk saja. Dia lalu lebih melihat pemandangan di luar jendela taksi. Tak beberapa lama taksinya berhenti.

“Pak tunggu sebentar ya” ucap mama bayu kepada supir taksi

“Bayu di sini dulu ya” ucap mamanya

Bayu menunggu di dalam taksi selagi mamanya berada di luar. Dia melihat mamanya memasuki sebuah rumah bercat putih yang begitu sederhana. Tidak begitu lama, sang mama sudah kembali ke taksi. Mamanya menyuruh supir taksi untuk berjalan kembali. Namun tak beberapa jauh dari lokasi tersebut taksi itu berhenti lagi. Dan lagi-lagi mamanya keluar dari taksi dan masuk ke sebuah rumah. Hal itu terjadi berulang-ulang sehingga membuat bayu amat penasaran. Namun, di sebuah pemberhentian. Mamanya kembali keluar dari taksi. Agak lebih lama dari sebelumnya, kemudian mamanya membuka pintu taksi. Bayu mengira sang mama akan melakukan hal serupa seperti sebelumnya.

“De, yuk kita keluar. Ambil barang bawaan kamu” ucap sang mama

“Iya ma” jawab bayu mengangguk

Kala senja yang hendak berganti malam, bayu bersama mamanya mengambil barang bawaan yang berada di bagasi taksi. Setelah itu mamanya membayar taksi yang mereka sudah gunakan sejak berada di terminal. Sambil memikul barang bawaan yang berat, bayu mengikuti langkah mamanya ke sebuah rumah sederhana, namun memiliki halaman yang cukup luas. Di halaman rumah tersebut terdapat pepohonan dan bangunan memanjang yang masing-masing memiliki pintu dan jendela. Bayu berpikir itu merupakan tempat kos. Setelah itu Bayu dan mamanya disambut seorang lelaki paruh baya bernama pak broto. Dia berkulit sawo matang. Urat-urat tangannya sedikit menonjol. Bibirnya memberi kesan ia merupakan perokok berat. Usia pak broto genap setengah abad. Ia seorang duda yang sudah lama ditinggal mati istrinya. Ia juga tidak memiliki anak. Pak broto berprofesi sebagai seorang pengusaha kuliner. Tempat usaha kulinernya cukup jauh dari tempat dia tinggal. Hanya saja, ia memiliki orang yang dipercayainya mengurus usaha kulinernya. Sementara di rumahnya yang tampak sederhana dan bertingkat dua, ia lebih banyak menghabiskan waktunya dengan merawat ikan peliharaan dan ayam jago miliknya. Selain itu, di rumahnya pak broto memiliki beberapa tempat kos yang ia sewakan.

“... Mari bu.. saya tunjukkan tempat kos ibu” ucap pak broto menyambut ibu dan anak tersebut

“Iya pak”

“Nah, bayu ini namanya pak broto. Dia pemilik rumah dan tempat kos ini. Mulai malam ini kita sementara tinggal di sini ya” ucap nia kepada putranya

Bayu terheran-heran mengapa dia harus tinggal di tempat kos. Padahal, dia memiliki rumah. Dalam pikirnya mungkin benar mama dan papanya akan segera berpisah. Anak itu berjalan bersama mamanya dan pak broto. Ia dan sang mama dibimbing oleh pak broto ke sebuah bangunan memanjang ke samping yang dirinya baru saja lihat. Ternyata tempat tersebut ialah tempat kos dimana bayu akan tinggal bersama mamanya untuk sementara waktu.

“Nah ini tempat kos ibu nia. Ini ada ruang kecil untuk menerima tamu. Di dalamnya ada satu kamar lengkap dengan kamar mandi dan dapur kecil” ucap pak broto membuka pintu tempat kos bayu dan mamanya.

“Makasih banyak ya pak” ucap nia dengan senyum manisnya

“Iya sama-sama. Eh iya bu, Jangan lupa biayanya ya” ucap pak broto mengingatkan

Pak broto langsung meninggalkan bayu dan mamanya. Sementara bayu dan mamanya langsung bergegas masuk ke tempat kos mereka. Di ruang depan terasa begitu hampa tanpa kursi dan meja. Hanya lantai yang siap digelar sebuah tikar atau karpet jika ingin duduk. Di dalam kamar kos, terdapat satu ranjang dan lemari pakaian mini. Di dapurnya hanya terdapat tempat mencuci piring dan rak piring kecil. Kamar mandinyapun seperti kamar mandi biasa yang terdapat sebuah gayung dan bak yang berisi air. Sementara bayu dan mamanya sedang duduk selonjoran di lantai ruangan depan. Bayu berbicara dengan mamanya.

“Ma, kenapa sih kita musti tinggal di sini? Kita kan punya rumah” tanya bayu jenuh

“Heemm mama kan udah bilang, papa kamu itu jahat udah bikin mama nangis. Kamu lihat sendiri, kan? Jadi, tidak ada alasan lagi buat mama tinggal sama papa” terang nia

“Kok gitu sih ma? ayo dong ma.... ayo kita balik lagi aja ke rumah” ucap bayu merengek memaksa

“Bayu! Yaudah sana kamu tinggal sama papa kamu aja!” nia memarahi anaknya

“Emmm maaf ma... bukan begitu. Tapi, nanti aku sekolah bagaimana? Kan sekolahku jadi jauh begini.

“Bayu... bayu.... nanti mama antar kamu deh” ucap nia kepada anaknya

“Buku aku bagaimana ma?” tanya bayu

“Nanti malam mama ambil” jawab nia

“Yaudah kalo begitu ma..”

Keduanya pun asyik bercakap-cakap sembari beristirahat sejenak hingga malam pun tiba


##########

Malam harinya....

Haris sebenarnya sudah lebih dulu tiba di Jakarta ketimbang istri dan anaknya yang menggunakan kendaraan umum. Hanya saja, dia tidak langsung pulang ke rumah. Dia memilih bertemu rani, selingkuhannya, di sebuah tempat makan. Keduanya asyik bercakap-cakap. Di wajah haris tidak ada rasa bersalah sama sekali setelah bertengkar hebat dan menampar istrinya. Tiba-tiba tak lama raut wajahnya berubah.

“Eh sayang, aku mau cerita. Aku barusan dari tempat ayah-ibuku. Di sana, ada istri dan anakku juga.. emmm...”

“Terus? Kamu mau ngomong apa sih” tanya rani penasaran

“Emmm aku habis bertengkar sama istriku ... Malahan aku menampar dia juga”

“Astagaa hariss, kok kamu bisa begitu? oke, kamu berhubungan sama aku, tetapi gak sebegitunya juga kamu memperlakukan istri kamu” ucap rani terkaget

“Terus anak kamu tahu?” tanya rani

“Kayaknya sih tahu”

“Addduhhhhh harisss... harisss... kalau udah begini yang kasian tuh anak kamu” ucap rani kecewa

“Ya mau gimana lagi...” sahut haris pasrah

“Yaudah sekarang kamu temuin mereka. Kalau udah clear masalahnya baru kamu temuin aku”

“Tapi?”

“Yang terpenting sekarang anak kamu. Kamu pikirkan perasaannya bagaimana. Udah istri kamu gak bekerja lagi. Nanti kalau kamu pisah sama istri bagaimana nasib dia ris...? Dia yang bakal jadi korban utamanya” ucap rani mengingatkan

“Yaudah gih sana kamu temuin istri sama anak kamu”

“Yaudah aku pamit duluan..” ucap haris berpamitan dengan rani

Haris pergi meninggalkan rani seorang diri. Dia bertekad untuk pulang dan menyelesaikan urusan rumah tangganya. Hanya saja itu bukan demi keutuhan keluarganya, tetapi demi rani. Sungguh aneh lelaki itu. Pulanglah haris ke rumahnya dengan menggunakan mobil pribadi yang biasa digunakan.

Sementara rani yang ditinggal seorang diri, bertemu seorang lelaki yang dikenalnya.................

De, kamu mandi dulu gih. Habis mandi nanti kamu jangan kemana-mana ya. Di sini aja. Mama mau ngambil buku kamu sekarang” ucap nia pada putranya

“Iya ma” jawab bayu mengangguk

Nia malam itu mengenakan kaos bertangan panjang yang longgar dan tertutup setelah membersihkan dirinya. Ia lalu membawa ransel anaknya yang berukuran besar. Dia berencana pulang ke rumah. Dia ingin mengambil buku pelajaran milik putranya yang masih tertinggal. Sebenarnya ia ingin naik taksi demi keamanan, meskipun jaraknya dekat. Hanya saja, uangnya tidak begitu mencukupi. Begitu juga dengan naik bajaj yang dikiranya lebih mahal ketimbang naik angkutan umum. Dia saja belum bayar tempat kosnya. Sebab, pada awalnya ia mencari kontrakan, namun biayanya terlalu mahal. Ia beralih mencari tempat kos. Hanya saja juga di semua tempat kos yang ditemuinya, meminta pembayaran langsung untuk sebulan pertama. Beruntung pak broto, pemilik kosnya, adalah orang baik. Dia diizinkan menggunakan terlebih dahulu. Masalah pembayaran dapat ia bayarkan pada akhir bulan. Sejak saat itu nia mulai berpikir untuk bekerja kembali guna membiayai hidup sang anak dan dirinya, termasuk membayar kosnya

Dengan pakaian rapi dan tertutup, keluarlah nia dari kamar kosnya. Ia memakai alas kaki yang sama ketika baru datang. Ia lalu berjalan ke luar halaman tempat kosnya berada. Setelah itu ia menunggu angkutan umum yang masih melintas. Ketika sebuah angkutan umum melintas di depannya, ia berhentikan angkutan umum tersebut. Naiklah dirinya. Angkutan umum yang ia naikki kebanyakan berpenumpang pria. Di dalam angkutan tersebut beberapa penumpang pria memandangnya. Mungkin, mereka terkagum dengan kecantikan wajahnya, bukan bentuk tubuhnya yang sudah ia tutupi. Meskipun begitu, nia tidak terlalu mempedulikannya. Ia sibuk memandangi pemandangan di luar angkutan umum tersebut. Ia melihat kesana-kemari.

Lalu, tanpa begitu terasa tibalah nia di daerah rumahnya. Setelah itu ia turun dari angkutan umum. Dia berjalan kaki menuju rumahnya. Jalan menuju ke rumahnya dari tempat ia turun dari angkutan umum cukup dekat sehingga dirinya sampai di depan rumah begitu cepat. Ia melihat mobil suaminya terparkir di dalam. Lantas Ia lekas masuk. Pintunya yang tidak dikuncil oleh suaminya membuat nia amat mudah masuk ke rumahnya. Sesampai di dalam, nia langsung menuju ke kamar anaknya. Di sana, tepatnya meja belajar sang anak, ia temukan buku-buku yang tak sempat dibawa. Buku-buku itu kemudian ia masukkan ke dalam ransel anaknya yang ia bawa. Selesai memasukkan buku-buku, ia keluar kamar anaknya dengan ransel tersebut. Tiba-tiba ia berpapasan dengan suaminya yang juga keluar dari kamar.

“Ma? Mama, kamu di sini? Sapa haris

Nia tidak mempedulikan sapaan suaminya. Ia lebih memilih berjalan melewati suaminya. Akan tetapi, haris menahan nia.

“Ma, tunggu sebentar ma, aku mau ngomong” ucap haris

“Ngomong apalagi sih mas? semuanya udah jelas kok. Aku mau pisah sama kamu mas”

“Kalau itu aku sudah tahu maa... Bukan masalah itu kok” ucap haris kembali

“Terus masalah apa lagi sih mas? Oh jadinya kita ini sebenarnya banyak masalah ya mas?”

“Coba dengerin aku sebentar maa.. Aku tahu nantinya bayu bakal ikut kamu saat kita resmi berpisah, tetapi tolong beri aku hak untuk mengurus bayu juga maa.. Bayu kan anakku juga” terang haris

“Bagus deh kalau begitu. Aku juga sudah muak sama kelakuan kamu mas”

“Kalau masalah bayu itu terserah kamu mas. Kamu gak ngurusin juga gapapa kok. Aku masih sanggup ngurus bayu” ucap nia kesal

“Serius ma, kamu sanggup? Yang menggugat cerai nanti kan kamu, itu saja kamu sudah terbebani ma”

“Hey mas, ingat ya dulu aku pernah kerja mas sebelum akhirnya aku mengundurkan diri demi mengurus kamu dan bayu. Jadi jangan dikira aku gak bisa apa-apa ya mas” ucap nia dengan nada meninggi

“Oke, oke, baiklah kalo itu memang mau kamu ma. Tapi aku mohon terima ini untuk keperluan bayu” ucap haris sambil memberi sejumlah uang yang cukup banyak ke nia

“Udah kan mas? Udah selesai,kan? Aku mau buru-buru pergi” ucap nia sambil meninggalkan suaminya

Nia pergi meninggalkan suaminya di rumah yang pernah dia tempati. Lantas Ia berjalan kembali ke tempat dimana ia turun dari angkutan umum. Sembari menunggu angkutan yang belum tiba, nia berpikir sesaat. Dia tidak pernah menyangka rumah tangganya akan jadi seperti ini. Cukup risau hatinya memprediksi bagaimana kehidupan dirinya bersama sang anak ke depannya. Belum lagi ia memikirkan biaya keperluan untuk menggugat cerai suaminya. Makin pusinglah pikirannya. Tak lama tibalah angkutan umum yang ditunggu-tunggu nia. Masuklah ia ke dalam angkutan umum tersebut. Di dalam angkutan umum ia kembali berpikir. Ia memikirkan dimana ia akan bekerja kembali. Sedangkan, dirinya sudah cukup lama tidak bekerja. Di lain hal, hatinya cukup merasa lega sang suami masih peduli pada anaknya.

Sementara bayu di tempat tinggal barunya sedang berdiam diri di kamar, tepat di atas kasurnya seusai membersihkan dirinya. Dengan piyama yang sedang dikenakannya, dia menunggu sang mama kembali membawa buku-bukunya. Sambil menunggu, ia berpikir apa penyebab orang tuanya bisa bertengkar. Ia juga heran mengapa papanya bisa-bisa menampar mamanya. Pada dasarnya ia ingin tahu sebenarnya ada apa di balik semua masalah yang ia alami. Ketika sedang sibuk berpikir, mamanya pulang.

“Bayu.... de... ade... kamu dimana?” panggil nia setelah masuk ke tempat tinggal barunya.

“Di kamar ma” sahut bayu

“Oh kamu di situ. Nih mama bawain nasi goreng dan air mineral” ucap nia yang sempat membelinya dalam perjalanan pulang.

“Iya ma...” ucap bayu sambil menerimanya

“Nih juga buku-buku kamu. Banyak banget sih buku-buku kamu de..” ucap nia menurunkan ransel milik bayu

“Makasih ya ma. Hmmm ma aku makan ya” ucap bayu sambil mengunyah nasi goreng di atas tempat tidur.

“Eh jangan makan di tempat tidur de. Kotor nanti..”

“Nanti aku bersihin kok ma...” ucap bayu meyakinkan sang mama.

“Yaudah terserah kamu deh de. Mama mau ganti baju dulu yaa” ucap nia sambil membuka pakaiannya di kamar

Karena satu kamar dengan mamanya, bayu yang sedang makan di atas tempat tidur mau tak mau melihat sang mama berganti pakaian. Ketika mamanya mencopot satu per satu kain yang menutupi tubuh dan sudah tidak berbusana, tiba-tiba penis bayu berdiri melihat pemandangan itu. Terlebih dia juga teringat ketika mamanya telanjang bersama para lelaki yang dulu pernah dilihatnya, termasuk kakeknya sendiri. Penisnya makin mengeras mengingat hal itu. Ia mencoba menutupi penisnya yang sedang berdiri. Ia takut mamanya marah. Tak hanya itu dia juga memalingkan wajahnya ke makanannya. Tak lama selesailah mamanya berganti pakaian. Sang mama sudah mengenakan daster berwarna hitam yang dulu pernah dipakai di rumah pak bejo. Meski masih sedikit menganggu, bagi bayu itu lebih baik ketimbang tidak berbusana seperti sebelumnya. Bayu pun bercakap-cakap dengan mamanya yang belum makan.

“Enggak dimakan ma nasi gorengnya?”

“Ntar aja mama mau melihat kamu makan dulu” ucap nia duduk di atas ranjang di dekat putranya

“Eh iya ma, yang ngekos di sini cuma kita aja ya kayaknya?” tanya bayu heran

“Memangnya kenapa?”

“Soalnya aku lihat dari tadi sepi banget di luar. Gak ada yang masuk ke kamar sebelah kita” ucap bayu

“iya kali ya”

“Eh iya ma, tadi ketemu papa?” tanya bayu kembali

“Ketemu. Memangnya kenapa?”

“Gapapa kok ma” sahut bayu yang kemudian terdiam

“Eh iya bayu, mama mau ngomong sama kamu kalau..... mama sama papa kan mau pisah, jadinya kamu nanti gak usah heran ya kalo mama sama papa gak bisa satu rumah lagi...” ucap nia pelan pada anaknya

“Yah ma..... jangan dong ma.., aku mohon papa sama mama jangan pisah....” pinta bayu merengek

“Maaf de, mama dan papa gak bisa satu lagi. Maaf juga gara-gara papa dan mama hidup kamu jadi begini sekarang”

“Lagipula tenang aja kok de.., kamu masih bisa ketemu papa walau nanti papa gak bisa tinggal bersama kita lagi”

“Gak mau ma.... pokoknya bayu pengen papa sama mama jangan pisah” ucap bayu ngambek menghentikan makannya

“Gak bisa de....”

Mendengar ucapan mamanya demikian, bayu ngambek. Dia menghentikan makannya. Ia letakkan nasi gorengnya di bawah sisi tempat tidurnya. Ia lalu minum sedikit air lalu berbaring di atas tempat tidur sambil menutupi wajahnya dengan bantal. Tak lama Ia meluapkan air mata kekecewaan di bantal yang menutupi wajahnya hingga ia lelah. Mamanya tidak bisa berbuat apa-apa ketika putranya berlinang air mata menginginkan keluarganya utuh kembali. Nia memunguti makanan anaknya yang tak habis. Setelah itu giliran dia yang makan di ruangan depan yang hampa. Wanita itu hanya terdiam sambil mengunyah makananan ketika putranya merengek. Setelah itu ia meminum air mineralnya bersamaan pil KB yang rutin ia minum. Kemudian dia berbaring di samping sang anak sambil mengelus punggungnya. Tak lama keduanya tertidur bersama.....

Di lain hal, di rumah pemilik kos, pak broto sedang beristirahat juga. Dia berbaring di atas tempat tidur kayunya. Dia sedang mengenakan kaos putih berbahan katun dengan sarung menutupi bagian bawahnya. Sementara salah satu tangannya sedang mengelus penisnya.

“Uhhh udah lama banget nih kontol gak ngentot.. Sekali pengen, ada rezeki datang hehe” ucapnya pelan


Keesokan harinya.....

Fajar pun tiba, nia terbangun lebih awal. Ia sedang membersihkan dirinya di kamar mandi. Ia membasahi seluruh tubuhnya dengan gayung yang berisikan air. Keran airnya pun menyala mengisi bak yang airnya ia kuras untuk membersihkan tubuh. Setelah itu nia tampak sedang mengecek sesuatu.

“Syukur deh aku gak hamil. Untung juga waktu itu bukan masa suburku” ucap nia seorang diri.

Wanita itu dengan dililit handuk lantas menuju kamarnya untuk mengenakan pakaian. Lalu ia membangunkan putranya yang masih tertidur. Padahal, anak itu harus sekolah.

“De,, ade,... ayo bangun kamu harus sekolah” ucap nia membangunkan putranya seusai mandi.

“Hoaaheeeeemmm... iyaa maa nanti aja ini juga masih pagi...” ucap bayu yang amat malas bangun pagi itu.

“ayoo bangun de.... anak mama yang ganteng... kamu mandi sana gih”

Mendengar ucapan mamanya yang agak memaksa, Bayu lalu lekas mengambil handuk dan pergi ke kamar mandi. Di dalam kamar mandi ia seharusnya membersihkan diri, tetapi lagi-lagi anak itu menitikkan sedikit air matanya. Ia masih belum percaya kini dia tidak berada di rumahnya sendiri. Dia juga tidak percaya kalau dia tidak melihat lagi kebersamaan papa dan mamanya di pagi hari. Oleh karena itu, sebetulnya ia amat malas sekolah dan bangun di pagi hari hari. Namun, apa boleh buat. Jika ia malas sekolah, justru akan membuat mamanya tambah pusing. Dia paksakanlah dirinya yang sedang malas itu.

Setelah mandi, bayu lekas mengenakan seragamnya. Ia juga menyiapkan buku-buku pelajaran yang ia selalu ingat jadwalnya. Setelah itu dirinya bersiap-siap memakai kaos kaki dan sepatunya. Sementara sang mama juga sedang bersiap-siap mengantar bayu. Mamanya mengenakan kaos biru berkerah dipadu dengan celana panjang yang tidak begitu ketat. Setelah sama-sama siap, keduanya bergegas keluar tempat kos mereka. Nia hanya membawa dompetnya dan bayu yang memakai topi dan dasi membawa ranselnya. Ketika hendak berangkat, mereka bertemu pak broto yang sedang berolah raga ringan.

“Nganter anak bu?” sapa pak broto

“Iya nih pak”

“Tuh ade, belajar yang rajin, mamanya sampai nganterin” ucap pak broto menasehati bayu

“Iya pak” jawab bayu

“Yuk pak kita duluan” pamit nia bersama bayu

“Iya, iya, hati-hati ya...”

Nia bersama putranya pun meninggalkan tempat itu. Pak broto yang memandang mereka dari belakang tersenyum.

“siap siap kamu yaa bu.... hehehe” ucap pak broto

Sementara nia dan putranya sudah berjalan cukup jauh meninggalkan pak broto. Nia sedang mencari bajaj untuk mengantar bayu ke sekolahnya. Tak lama bajaj melintas di depan mereka. Nia menyetop bajaj tersebut. Bersama putranya, naiklah nia ke bajaj itu. Setelah itu bajaj yang mereka tumpangi meluncur ke tempat tujuan keduanya. Di dalam bajaj nia dan bayu pun bercakap-cakap.

“Nih uang jajan kamu. Nanti kamu beli makanan dulu di sekolah sebelum masuk kelas untuk sarapan kamu” ucap nia mengingatkan putranya

“Iyaa maa”

“Eh iya nanti kamu pulang siang, kan? tanya nia

“Iya ma”

“Yaudah nih sekalian ongkos bajaj kamu. Gak usah dijemputlah.. kamu udah mau jadi abg begini masa masih dijemput juga sama mamanya”

“Iya mamaku” sahut bayu

Tak lama keduanya sampai di sekolah bayu. Turunlah bayu dari bajaj, kecuali mamanya yang hendak langsung kembali pulang. Ketika bayu dan mama hendak mengucapkan salam perpisahan, melintaslah wali kelas bayu, pak mulyono.

“Eh ada bayu, tumben naik bajaj. Eh, ternyata ada mamanya juga ya” ucap pak mulyono

“Eh iya pak. Titip bayu di sekolah ya pak...”

“Iya beres bu” balas pak mulyono”

“Yaudah bayu, mama pulang dulu yaa.. kamu belajar yang rajinn”

“Iya maa” sahut bayu kepada sang mama

Setelah itu nia dengan bajaj yang mengantarnya kembali ke tempat semula. Tak lupa nia membayar. Setelah turun dari bajaj, nia berjalan ke arah tempat kosnya. Sambil berjalan, lagi-lagi ia berpikir bagaimana membayar kosnya di akhir bulan. Sedangkan, uang yang dimilikinya tidak cukup. Kalaupun iya, itu juga uang titipan suaminya untuk bayu. Lalu bagaimana ia bisa menggugat cerai suaminya? Nia hanya terus berjalan hingga ia mampir sebentar di sebuah warung membeli sesuatu. Setelah itu barulah ia kembali ke tempat kosnya.

Di sekeliling tempat kosnya nia tidak melihat seorang pun, terutama pak broto yang sebelumnya ia bertemu ketika ingin mengantar putranya. Nia berpikir mungkin pemilik kosnya tersebut sedang berada di dalam rumah. Ia juga melihat halaman rumah pak broto dan tempat kosnya banyak dedaunan kering yang berjatuhan. Karena tidak ada kesibukan, nia mencoba menyapu dedaunan itu dengan sapu lidi yang berada di dekat rumah pak broto. Ia sapu perlahan mulai dari halaman rumah pak broto hingga dekat tempat kosnya. Pak broto yang sedang mengenakan celana training dan kaos katunnya di dalam rumah merasakan ada yang menyapu di halaman rumahnya. Ia lekas melihat keluar.

“Aduuhh bu... gak usah repot repot” ucap pak broto

“Biarin pak.. hitung-hitung cari kesibukan” jawab nia

Pak broto yang melihat aktivitas nia lekas membantu. Ia mengambil sapu lidi lagi yang masih tersedia di dalam rumah. Keduanya pun menyapu bersama. Selama menyapu bersama nia, pak broto mencuri-curi pandang ke wanita itu sambil mengajak ngobrol.

“Aduhh pak gak usah... ini biarin saya aja” ucap nia melihat pak broto membantunya menyapu

“Gapapalah bu ini juga halaman rumah saya. Maaf kalau saya kurang memperhatikan kebersihannya”

“Gapapa pak. Lagipula daun-daun kering itu juga bisa terurai langsung di alam” balas nia

“Heem. Eh iya bu, udah ngantar anaknya?” tanya pak broto sambil menyapu

“Udah pak”

“Nanti dijemput?” tanya pak broto kembali

“Gak pak, nanti dia pulang sendiri naik bajaj” jawab nia

“Oh”

Nia sempat membungkuk mengambil beberapa sampah plastik. Pak broto mengambil kesempatan memandangi bokong wanita itu.

“Ohhhhh gakkk tahaannn pengen nyodok dari belakang itu ibu...” gumamnya dalam hati

Tak lama nia kembali berdiri.

“Oh ya pak, maaf yaa kalau saya belum bisa bayar langsung biaya kosnya” ucap nia

“Gapapa bu. Habis bulan aja” sahut pak broto

Keduanya pun mengakhiri kegiatan menyapu bersama tersebut.

“Makasih ya pak udah dibantuiin” ucap nia yang hendak kembali kosannya

“Wah, justru saya bu yang seharusnya bilang terima kasih bukannya ibu”

“Yaudah pak gapapa” sahut nia kembali

Setelah itu pak broto dan nia berpisah kembali ke tempatnya masing-masing. Di dalam rumahnya pak broto sudah benar-benar bergairah untuk berhubungan badan dengan wanita itu karena terlalu lama memandanginya. Sementara nia usai membersihkan halaman, ia berencana mencuci pakaian. Kebetulan seusai mengantar bayu ia sempat mampir membeli detergen. Mencucilah wanita itu di kamar mandi. Ia mencuci pakaian putranya terlebih dahulu baru kemudian pakaiannya. Setelah itu ia letakkan cuciannya di sebuah ember kosong. Lalu ia istirahat sebentar di ruangan depan. Tiba-tiba pak broto memanggilnya dari luar.

“Permisi... ibu... ibu niaa.... permisi”

“Eh iya ada apa ya pak?” ucap nia sambil membuka pintu tempat kosnya

“Ini bu, saya bawain teh hanget sama sedikit makanan. Anggap aja sebagai ucapan terima kasih tadi udah bantu saya bersih-bersih”

“Aduuhh pak gak usah repot-repot. Saya tadi juga ikhlas kok pak”

“Yaudah gapapa bu” balas pak broto

“Yaudah masuk dulu pak” ucap nia mempersilahkan

Pak broto pun masuk ke kosan miliknya bersama makanan dan minuman yang dibawanya. Dia duduk bersama nia di ruangan depan yang hampa. Lelaki paruh baya itu melihat nia dengan pakaiannya yang basah. Ia menduga wanita itu habis mencuci. Tak hanya itu, pak broto juga melihat nia berkeringat di lehernya yang basah. Keadaan seperti itu membuat penisnya berdiri. Ia ingin lekas mencicipi liang kemaluan wanita itu. Namun, ia menahan diri. Ia kemudian bercakap-cakap dengan nia satu sama lain. Hingga nia mengucapkan sesesuatu...

“Eh iya pak, saya mau ngomong pak...” ucap nia ragu

“Ngomong apa bu?”

“Emmm” gumam nia

“Bilang aja bu gak usah sungkan-sungkan”

“Masalah biaya kosnya pak. Kalau saya belum bisa bayar akhir bulan gapapa kan pak? Soalnya keuangan saya belum menentu. Lagipula kalau gak tinggal di sini, saya bingung mau cari tempat kos dimana karena saya belum mempunyai cukup uang” terang nia

“Lah, ibu memang gak punya suami? Nah, ibu sekarang di sini sedang apa? tanya pak broto heran

Mendengar pertanyaan itu nia menjelaskan panjang lebar masalah rumah tangga dan keuangannya. Pak broto hanya tersenyum. Ucapan nia pun memancing pak broto mengisahkan seluruh kisah hidupnya, terutama pasca ditinggal istrinya.

Nia pun mendengarkan baik-baik cerita pak broto. Tiba-tiba sekilas ia melihat sesuatu sedang menonjol di balik sarung lelaki itu. Ia amat kaget. Buru-buru saja nia mengakhiri pembicaraannya dengan pak broto.

“Pak, maaf nih saya gak bisa temenin lama-lama ngobrol karena masih ada kesibukan lain” ucap nia

“Oh yaudah gapapa bu. Saya juga mau balik ke rumah”

Pak broto pun pamit. Nia mengantarnya sampai depan pintu.

“Uhhhh bakal seru nihhh duda nidurin calon janda hehehe” gumam pak broto dalam hati meninggalkan nia.

Sementara nia usai menjamu pak broto melanjutkan istirahatnya sejenak di kamar. Cukup lama wanita itu beristirahat hingga ia mulai memikirkan kegiatan apalagi yang ingin dilakukannya. Kebetulan ia melihat bak kamar mandi kosnya cukup kotor. Ia berinisiatif membersihkannya. Ia lalu menuju kamar mandi. Di kamar mandi yang pintunya terbuka, ia kuras air yang tersisa di bak secara perlahan. Aktivitas itu ternyata membuat pakaiannya perlahan-lahan basah. Tiba-tiba ia melucuti seluruh pakaiannya hingga dalam keadaan telanjang.

“Aduhh jadi basah beginii.... Yaudah deh sekalian mandi aja kali ya.. udah berkeringat juga” ucapnya seorang diri.

Dalam keadaan bugil, nia membersihkan bak tersebut. Payudaranya bergoyang-goyang ketika ia bergerak kesana kemari.

Sementara itu pak broto amat gelisah di rumahnya.

“Uhh kalau begini terus gak ada cara lain..... udah tegang bangettt ‘adik kecilku’ ini” ucap pak broto pelan

Entah apa yang dilakukan laki-laki paruh baya itu. Ia keluar rumahnya dan berjalan terburu-buru menuju kosan nia. Tanpa permisi ia masuk ke kosan yang pintunya tidak terkunci itu. Ia cari nia ke kamarnya, namun tidak ada. Ia lalu mencari ke dapur kecil dan kamar mandi yang jaraknya berdekatan.

Seketika pak broto takjub. Penisnya makin mengeras ketika melihat nia dalam keadaan telanjang seorang diri sedang membersihkan bak mandi. Sungguh nafsunya kini sudah berada di puncak.

“Ohhh ibu ternyata lagi di kamar mandii.....” ucap pak broto tersenyum

Nia yang melihat pak broto berada di dalam kosannya amat terkejut. Terlebih lagi, lelaki itu memandangi dirinya yang sedang dalam keadaan bugil. Lantas nia secara reflek menutup pintu kamar mandi dan menguncinya. Pak broto yang melihat nia menutup pintu kamar mandi tiba-tiba menelanjangi dirinya sendiri perlahan-lahan. Terlihat tubuh coklat kehitamannya yang agak kekar. Penisnya yang tak tertutupi lagi semakin amat jelas sedang mengeras. Ia lantas dalam keadaan telanjang dan penis mengacung menghampiri pintu kamar mandi yang tertutup itu. Sementara nia yang berada di dalam kamar mandi berdiri memojok.

“Bu... ayo bukaa pintu kamar mandinya dong bu..... kini giliran saya yang bantu ibu hehe” ucap pak broto tertawa

“Gak mau pak.... saya gak mau...bapak ngapain kesini?” tanya nia cemas

“Ibu kan calon janda, saya duda. Bisalah kita berbagi kenikmatan bu hehe”

“Jangaan pakkk sayaa mohooon jangaaaannn” pinta nia....

“Ayo dong buu bukaaa pintunya.... lihatt inii kontoll sayaa udahh kerass bangeett pengen mencicipi liang peranakan ibu”

“Sayaa gak mau paaakkk sayaa gakk mauuu” nia memohon dengan sangat

“oohh ...Kalau begitu ibu lebih baik pindah dari tempat ini... lagipula ibu juga belum bayar kan hehe?” ancam pak broto

“Saya tetap gakk mauuu paaakkkk.. sayaa mohooonn janggaaan setubuhi sayaa pakk” ucap nia merengek

“Oke kalau begitu maunya ibu”

Nia sejenak terheran mengapa pak broto tidak bersuara lagi. Tiba-tibaa,

“ bruuuuukk ..... brukkkkkkk ....... bruuuukkkkk.....”

Pak broto ternyata mencoba mendobrak pintu dalam keadaan bugil dengan sekuat tenaganya. Nia semakin cemas.

“Sayaaa mohonn jangaaannn pakkkkk” nia terus merengek

Lelaki paruh itu tidak menggubris. Ia terus mencoba mendobraakk pintu tersebut dan......

“brrrrrruuuuuuuuukkkkkkkkkk plaaaakkkkkk” pintu terbuka

Pak broto pun masuk ke kamar mandi. Ia melihat nia dalam keadaan berdiri memojok. Nia tampak amat ketakutan ketika pintu itu berhasil didobrak pak broto. Ia mencoba menutupi tubuh telanjangnya sebisa mungkin ketika pak broto memandanginya. Di lain hal, ia cukup terkejut penis pak broto lebih besar ketimbang penis para lelaki yang menyetubuhinya.

“hehe akhirnyaa saya bisa masukkan bu? Lihat kontol ini bu udahh keras bangeett bu ohh” ucap pak broto

“pakkkkk sayaaa mohhoonn janggaaan paaak” nia terus mengiba

Pak broto kemudian mendekati nia yang sedang memojok. Nia yang sadar pak broto mendekat berusaha meloloskan diri. Namun, ketika dia melewati pak broto, dia dipeluk dari belakang oleh laki-laki itu.

“Ohhh mau kemanaa kamu buu ohhhhh” bisik pak broto di telinga nia

“lepassin paakkkkk sayaa mohoooonnn” nia masih mengiba..

“Ohhhhh gakk mungkinnn saya lepassin tubuh ini buuu”

Lelaki paruh baya itu dengan kedua tangannya kemudian meremas kedua buah dada nia dari belakang

“Uhhhh emmmmmm lihaaatt iniii buuu... buah dadamu ini besar sekaliii uhhhh sayaa akan mencicipinya nanti tidak sekarang uhhh” ucap pak broto sambil meremas dengan kedua telapak tangannya

“Aahhhhh pakk lepasssinnn ahhhhhhh” ucap nia berusaha melepaskan diri

“Uhhhh emmmmmm emmmmm uhh” pak broto terus meremas kedua payudara nia

“Ahhhh paaakk brotoo udaaahh lepasssiin” nia terus memohon sambil terus berusaha melepaskan diri

Tangan pak broto perlahan turun ke vagina nia. Jari jemarinya mulai mengacak-acak liang kemaluan wanita itu. Nia mencoba menarik tangan pak broto.

“Ahhhhhh jangannn kesituuu pakkk ahhhh jangaaann” ucap nia mencoba menarik tangan pak broto

“Uhhh biarrrinn buuu... biar saya buat becek memek ibu uhhhhh” ucap pak broto mulai memasukkan jarinya tangan kanannya

“Ahhhhhhhhh pakkkkk ahhhhh jannggann dimassukkin jarinyaaaaa”

“uuuhhh uhhh saya kocok memek ibu pakai jari sayaaa inii yaa buu uhhhhh” pak broto mulai memasukkan tiga jarinya ke vagina nia

“Ahhhhhhh paakkkk aahhhhhhhh hennnntttikkaaaaannn ahhh” racau nia

“aaayooo buuu keluarrrinnnn cairaaaannnnmuuu biar basaaahhh memekmu buu uhhhhhhh” pak broto makin cepat mengaduk vagina nia dengan jarinya

“Aahhhhh pakkkkkkkkkkk udaaaahhhhhhhh lepassssinnn” nia terus meracau

“Uhhhh gakkk maauuuu sebelummm memek ibu basaahhh bbuuu uhhhhh” pak broto terus mengaduk vagina nia

“Ahhhhhhhhhh aahhhhhhhh paaaakkkkk ahhh srerrrtttttttt srerrrtt” niaaa gemetar meraih orgasmenya

“Uhhhhhh memek ibuuu banjiirrr buuu uhh heheee ini lihaatt” ucap pak broto tertawa menunjukkan jarinya yang basah karena cairan vagina nia.

Nia tak mau melihat jari pak broto yang basah karena cairannya. Dia sungguh malu setelah berhasil dibuat orgasme oleh lelaki paruh baya itu. Lalu Tiba-tiba pak broto mendorong nia ke pojok kamar mandi. Nia bersandar di dinding kamar mandi tersebut. Kaki kanannya diletakkan pak broto ke bak yang berada di sisi sebelah kanan nia. Kini nia berdiri dengan posisi kaki terbuka. Lalu pak broto jongkok di hadapannya dan tiba-tiba mulut lelaki itu hinggap di vaginanya

“Udahhhh donggg paakkk saya mohoon udaahhh bapakk mauu apaa lagii” ucap nia kepada pak broto

“Uhhhh memeknya udahhh basaaahhh buu empppphhhhhh.......biarrr saya bersihinn buu slerrpppp sleerppppp”

“aaaahhhhhh baapakkkkkkkk” desah nia ketika mulut pak broto tiba-tiba menyerang vaginanya

“uuhhhh emppphhh sleerrrpppp slerrrpp emphh enaakk buu sleerppp”

“ohhhhhhh ohhhhhh pakkkkk hentikkannnn ohhhhhhh” ucap nia sambil tanganny mengacakk-acak rambut pak broto yang sibuk menjilat vaginanya

Pak broto tiba-tiba berhenti menjilati liang kemaluan nia. Sementara Nia menurunkan kaki kanannya. Wanita itu sedang mengambil nafas. Keduanya terdiam sejenak di kamar mandi.

“Udahhh pakk saya mohoonn saya gakk mau ngelanjutiiinnnn” pinta niaa

Tiba-tiba pak broto memeluk dan mencium bibir nia. Nia terdorong kembali ke pojokan kamar mandinya. Kedua bibir mereka pun bertemu. Pak broto mengulum bibir wanita itu.

“Emmmmmmm emmm emmmmmphhhh” pak broto mencium dan mengulum bibir nia dengan ganas

“hhhhmppp hmppppphhhh” nia mencoba mendorong pak broto menjauh, tapi tiada guna dia hanya bisa menerima ciuman itu

Selama dicium pak broto, nia merasakan penis pak broto yang bersentuhan dengan pahanya. Penis lelaki itu sudah benar-benar mengeras. Lalu Pak broto menghentikan ciumannya.

Kemudian pak broto memaksa nia menungging. Wanita yang tak bisa apa-apa itu kemudian berpegangan pada bak kamar mandi. Pak broto mencoba menghujamkan penisnya di vagina nia dari belakang.

“Urghhhhh siiap siappp buuuuu urghhhh” ucap pak broto bersiap menusukkan penisnya di vagina nia

“Ahhhhhh pak brottoooo” desah nia sambil berpegangan pada bak kamar mandi

“ohhhhhh ohhhhhh ennnnakkkkk... ennnakkk.... memekmu bu niaaaaa ohhhh” ucap pak broto perlahan memasukkan penisnya

“Ahhhhhhhhhhhhhhh baapakkkkkkkk ahhhhh” desah nia menerima penis pak broto

“Ohhhh masukkkk semuuuuuaaa buuuu ohhhhhhhhh”

“Ahhhhhhh iyyyyaaaaa paaaaaaaakkkk”

“urghhhh urghhhh urghhhh urghhhhh” erang pak broto mulai menggenjot nia

“aahhhh ahhh ahhhh” desah nia menerima sodokan penis pak broto

“urghhhhhh urghhhhh enakkk bu niaaaa ngentoot sama ibuu urghhh” erang pak broto

“aahhhh pakkkk brotoo ahhhhh ahhhh” desah nia sambil berpegangan pada bak kamar mandi

“Urghhhh buuu niaaa saya pengenn ibu menjadi istri saya buuu urghhhh urghh” pinta pak broto sambil menggenjot

“ahhhh ahh gakk mauu pakkk ahhhh”

“urghhh urgghh soalnya sayaa kepengenn ngentot memek ibu setiap harii urgghhh urghhh” erang pak broto

“ahhhhh pakkk brotoo ahhhh ahhhh” ucap nia sambil mendesah

Mendengar jawaban itu pak broto menarik tubuh nia dan mendekap tubuh wanita itu dari belakang. Keduanya saling berpagutan bibir. Tak hanya itu pak broto juga menyempatkan meremas kembali bukit kembar nia

“Emmmpphhh empppphhh emmmm emmmmm” bibir pak broto memagut bibir nia dan kedua tangannya meremas payudara nia dari belakang

“emmmm emmmm” nia memagut bibir pak broto yang berada dibelakangnya

Tak lama keduanya saling melepas pagutan. Kemudian pak broto mengubah posisinya. Ia dorong tubuh nia ke pojok kamar mandi kembali. Sambil berhadapan dengan nia, Tangan kanan pak broto lalu mengangkat kaki kiri nia. Sementara tangan kirinya memegang pinggang wanita itu.

“Ayooo angkaatt kaki kirinya buuu” ucap pak brooto mengangkat kaki kiri nia dengan tangan kananya. Pak broto menahan kaki kiri nia agar tetap terangkat dengan tangan kanannya

“bapaakkk mauu ngapainn lagii pakkk? Udaah donggg pakkkk” ucap nia mengangkat kaki kirinya

“ohhhh lihaattt iniiiii buuu ohhhhh bentar lagii kontol saya yang kerass inii bakal ngentot memek ibu hohhooo” ucap pak broto menatap nia dengan penuh kemenangan sambil mengarahkan penisnya ke vagina nia

“aahhh janggggaaaan lagii pakkkkk... hentiiiikkaaannnn. ahhhhh” ucap nia menatap penis pak broto dihadapan vaginanya

“ooohhh lihattt buuuu kontollnya perlahann masukkk ohhhhh” ucap pak broto menatap nia sambil perlahan memasukkan penisnya ke liang kemaluan nia

“Ahhhhhhhhhhh” desah nia menatap penis pak broto masuk ke liang peranakannya

“ohhhhhhhh masukkk semuuaaaa kontoll sayaaa buuuu akhirnyyaaaaaa ohhhhh”

“Ahhhhhh pak broootttooooooo”

Setelah memastikan batang penisnya masuk ke vagina nia, Pak broto mulai memaju mundurkan penisnya sambil berdiri. Sementara nia, tangan kanannya hanya bisa berpegangan pada dinding kamar mandi dan tangan kirinya berpegangan pada pundak pak broto saat pak broto sibuk menggenjotnya.

“uuurgghhhhh ennnnakkk banggettt memekmu buuuuu urgghhhh” ucap pak broto menatap nia yang sibuk mendesah

“ahhhh ahhhhh ahhhhh” desah niaaa menatap pak broto yang sedang memaju mundurkan penisnya

Melihat bibir nia mendesah, diciumlah bibir wanita itu. Sambil berciuman, pak broto terus menyodok penisnya ke kemaluan nia. Nia membalas ciuman pak broto. Tak lama bibir kedua saling berlepasan.

“Emmmmmmphh urghhh urghhhh” erang pak broto usai mencium nia

“Emppphhh ahhh ahhh” nia mendesah kembali setelah berciuman dengan pak broto

Lalu Nia menatap wajah pak broto yang sedang menikmati persetubuhan dengannya

“Ahhhh pakk broootooo ahhhhh ahh” desah nia menatap pak broto

“urghhh buuu niaa urghhhh urghhh lihattt kontol sayaa buu lagi ngentot memek bu niaa urghhhh” erang pak broto membalas tatapan nia

“Ahhhh ahhh iyaaaaaa pakkk ahhhh” racau niaa sambil tangan kanannya berpegangan pada dinding kamar mandi.

“ughhh buu niiaaaaa sayaaa mauuu kawwinnn samaa ibuuuuu urghhhhhh” ucap pak broto terus memacu penisnya dalam vagina nia

“Ahhhhh pak brottooo ahhhhh ahhhh”

Pak broto perlahan mempercepat sodokannya. Sedangkan nia, kedua tangannya merangkul leher lelaki itu.

“Ahhhhhhh pakkk brottttoooooo entottt memek niaaaa pakkkk teruss ahhhhh” desah nia sambil menatap pak broto

“Urggghhhh iyaaaa buuuu kontol saya masih ngentot memek ibuu lihat ini urggghhhh” ucap pak broto menatap niaa

“Ahhhh ahhhhh pakkkkk ahhhhhhhhh nia mau keluarrr pakkkk ahhhhhh” desah nia tak tahan

“Urghhhh saya jugaaa buu urggghhhhhh urghhh”

“Ahhhhh paaaakkkkkk ahhh pakkk brottttoooo sebentar lagiii paakkkk terusss ohhhh” desah niaa

“urghhhhh buuuuuuuu niiaaaa sayaaaa pengeeeennn ibuuu hammmmiiillllllll anak saya buuu urghhhhh..... arghhhhhh ........sayaa mau keluarr buuuu urghhh... arrgghhhhhhhh....... terimaaa sperrrmaaaa sayaaaa ini arghhhhhhhhh croott crooootttttttt” pak broto menekan penisnya dalam-dalam

“aaaaaaahhhhhhhhhhhhhh sayaaaaaaa keluarrrr pakkkkk ahhhhhhhhhhhhh srerrrrrrtt srerrrttttttt” desah nia kuat sambil merangkul leher pak broto.

Keduanya bersamaan mencapai orgasme di dalam kamar mandi. Kepala nia mendongak ke atas ketika ia mencapai orgasmenya dan menerima muntahan lahar panas sperma pak broto. Sementara pak broto sambil berdiri menekan dalam-dalam penisnya dalam vagina nia. Tak lama lelaki paruh baya itu menahan tubuh nia yang roboh setelah mencapai orgasmenya....

#########

Sementara bayu baru saja pulang dari sekolahnya. Ia buru-buru melangkah ketika tempat tinggal sementaranya semakin dekat. Ia ingin ke kamar mandi karena kebelet buang air kecil. Melangkah cepatlah anak itu..... Di sisi lain, di kamar mandi sang mama dalam keadaan bugil bersama pak broto..........

Bersambung.... 

from Cerita Cewek Biru | Cerita Cewek Eksibisionis dan Suka Pamer Keseksian
Diberdayakan oleh Blogger.

Followers

Cari Blog Ini